Kamis, 22 Mei 2014

SKENARIO 3 BLOK 12

SKENARIO 3 BLOK 12

maaf teman-teman karena skenario belum diupload jadi kami ngambil dari kasus tahun lalu..semoga sama ya jadi bermanfaat :)))))

author : stella



Anatomi kulit

Kulit merupakan pembungkus yang elastisk yang melindungi tubuh dari  pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh dan luasnya 1,50 – 1,75 m2.  Rata- rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangandan kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis.
Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis atau korium, dan jaringan subkutan atau subkutis.
a.        Epidermis
Epidermis terbagi atas empat lapisan yaitu :
1.  Lapisan Basal atau Stratum Germinativum
2.  Lapisan Malpighi atau Stratum Spinosum
3.  Lapisan Granular atau Sratum Granulosum
4.  Lapisan Tanduk atau Stratum Korneum

Pada telapak tangan dan kaki terdapat lapisan tambahan di atas lapisan granular yaitu Stratum Lusidium atau lapisan-lapisan jernih. Stratum Lusidium, selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah sel-selnya sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Dalam lapisan terlihat seperti suatu pita yang bening, batas- batas sel sudah tidak begitu terlihat, disebut stratum lusidium.
Lapisan basal atau germinativum, disebut stratum basal karena sel-selnya terletak di bagian basal. Stratum germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk. Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut disusun seperti pagar (palisade) di bagian bawah sel tersebut terdapat suatu membran yang disebut membran basalis. Sel-sel basalis dengan membran basalis merupakan batas terbawah dari epidermis dengan dermis. Ternyata batas ini tidak datar tetapi bergelombang. Pada waktu kerium menonjol pada epidermis tonjolan ini disebut papila kori (papila kulit), dan epidermis menonjol ke arah korium. Tonjolan ini disebut Rete Ridges  atau Rete Pegg (prosessus interpapilaris).
Lapisan Malpighi atau lapisan spinosum/akantosum, lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan. Sel–selnya disebut spinosum karena jika kita lihat di bawah mikroskop sel–selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal (banyak sudut) dan
mempunyai tanduk (spina). Disebut akantosum karena sel–selnya berdur i. Ternyata spina atau tanduk tersebut adalah hubungan antara sel yang lain disebut Interceluler Bridges atau jembatan interseluler.
Lapisan granular atau stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel–sel pipih seperti kumparan. Sel–sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat butir–butir yang disebut keratohiolin  yang merupakan fase dalam pembentukan keratin oleh karena  banyaknya butir–butir stratum granulosum. Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel (inti selnya sudah mati) dan mengandung zat keratin.
Epidermis juga mengandung kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar sebaseus, rambut dan kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis, ekrin dan apokrin. Fungsinya mengatur suhu tubuh, menyebabkan panas dilepaskan dengan cara penguapan. Kelenjar ekrin terdapat di semua daerah di kulit, tetapi tidak terdapat pada selaput lendir. Seluruhnya berjumlah antara 2 sampai 5 juta, yang terbanyak di telapak tangan. Sekretnya cairan jernih, kira–kira 99% mengandung klorida, asam laktat, nitrogen, dan zat lain. Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat besar yang bermuara ke folikel rambut. Tardapat di ketiak, daerah anogenital, puting susu, dan areola. Kelenjar sebaseus terdapat di seluruh tubuh, kecuali di tapak
tangan, tapak kaki, dan punggung kaki. Terdapat banyak kulit kepala, muka, kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan mengandung asam lemak, kolesterol, dan zat lain.Rambut terdapat diseluruh tubuh, rambut tumbuh dari folikel rambut di dalamnya epidermis. Folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas, dasarnya terdapat papil tempat rambut tumbuh. Akar berada di dalam folikel pada ujung paling dalam dan bagian sebelah luar disebut batang rambut. Pada folikel rambut terdapat otot polos kecil sebagai penegak rambut. Rambut terdiri dari rambut panjang di kepala, pubis dan jenggot, rambut pendek dilubang hidung, liang telinga dan alis, rambut bulu lanugo diseluruh tubuh, dan rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak). Kuku merupakan lempeng yang terbuat dari sel tanduk yang menutupi permukan dorsal ujung jari tangan dan kaki. Lempeng kuku terdiri dari 3 bagian yaitu pinggir bebas, badan, dan akar yang melekat pada kulit dan dikelilingi oleh lipatan kulit lateral dan proksimal. Fungsi kuku menjadi penting waktu mengutip benda–benda kecil.

b. Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit.  Batas dengan epidermis dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tetapi batas ini tidak jelas hanya kita ambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas, pars papilaris (stratum papilar) dan bagian bawah, retikularis (stratum retikularis). Batas antara pars papilaris dan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis . Baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang  tersusun dari serabut–serabut yaitu serabut kolagen, serabut elastis dan serabutretikulus.Serabut ini saling beranyaman dan masing–masing mempunyai tugas yang berbeda. Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada kulit, dan retikulus, terdapat terutama di sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatn pada alai tersebut.

c. Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan–kumpulan sel–sel lemak dan di antara gerombolan ini berjalan serabut–serabut jaringan ikat dermis. Sel–sel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama pada tiap–tiap tempat dan juga pembagian antar laki–laki dan perempuan tidak sama (berlainan). Guna penikulus adiposus  adalah sebagai shock braker  atau pegas bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Di bawah subkurtis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.

Fisiologi Kulit
Kulit merupakan  organ paling luas permukaannya yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia, cahaya matahari mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya menjadi pucat, kekuning–kuningan, kemerah–merahan atau suhu kulit meningkat, memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh gangguan kulit karena penyakit tertentu. Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada kulit.Misalnya karena stress, ketakutan atau dalam keadaaan marah, akan terjadi perubahan pada kulit wajah. Perubahan struktur kulit dapat menentukan apakah seseorang telah lanjut usia atau masih muda. Wanita atau pria juga dapat membedakan penampilan kulit. Warna kulit juga dapat menentukan ras atau suku bangsa misalnya kulit hitam suku bangsa negro, kulit kuning bangsa mongol, kulit putih dari eropa dan lain-lain.
Perasaan pada kulit adalah perasaan reseptornya yang berada pada kulit. Pada organ sensorik kulit terdapat 4 perasaan yaitu rasa raba/tekan, dingin, panas, dan sakit. Kulit mengandung berbagai jenis ujung sensorik termasuk ujung saraf telanjang atau tidak bermielin. Pelebaran ujung saraf sensorik terminal dan ujung yang berselubung ditemukan pada jaringan ikat fibrosa dalam. Saraf sensorik berakhir sekitar  folikel rambut, tetapi tidak ada ujung yang melebaratau berselubung untuk persarafan kulit. Penyebaran kulit pada berbagai bagian tubuh berbeda-beda dan dapat dilihat dari keempat jenis perasaan yang dapat ditimbulkan dari daerah-daerah tersebut. Pada pemeriksaan histologi, kulit hanya mengandung saraf telanjang yang berfungsi sebagai mekanoreseptor yang memberikan respon terhadap rangsangan raba. Ujung saraf sekitar folikel rambut menerima rasa raba dan gerakan rambut menimbulkan perasaan (raba taktil). Walaupun reseptor sensorik kulit kurang menunjukkan ciri khas, tetapi secara fisiologis fungsinya spesifik. Satu jenis rangsangan dilayani oleh ujung saraf tertentu dan hanya satu jenis perasaan kulit yang disadari.

Lingkungan kerja sering mengandung bermacam-macam bahaya kesehatan yang bisa bersifat fisik, biologis, kimia dan psikologis. Terdapat 3 faktor penting sebagai penyebab dermatitis akibat kerja yaitu : lingkungan fisik, lingkungan kimia, dan lingkungan biologi.
A.  Lingkungan Fisik
Lingkungan kerja fisik memiliki pengaruh yang besar dalam menciptakan kenyamanan dan keamanan tempat kerja selain tentunya lingkungan kerja yang lain. Lingkungan fisik mempengaruhi penampilan seseorang. Hampir semua manusia dapat bekerja secara efisien pada setiap variabel lingkungan dengan kisaran yang relatif terbatas. Pada umumnya disetujui orang bekerja sangat baik di suatu lingkungan fisik yang baik.Lingkungan fisik memiliki pengaruh yang besar bagi pekerja antara lain sinar ultraviolet, kondisi cuaca, kelembapan dan panas. Agen–agen fisik menyebabkan trauma mekanik, termal atau radiasi langsung pada kulit. Kebanyakan iritan langsung merusak kulit dengan cara mengubah pH nya, bereaksi dengan protein–proteinnya, mengekstraksi lemak dari lapisan luarnya atau merendahkan daya tahan kulit. Sedangkan yang menimbulkan alergi kulit umumnya adalah hipersensitivitas tipe lambat.
b.  Lingkungan Kimia
Lingkungan kimia  juga berpengaruh terhadap timbulnya penyakit kulit. Misalnya air, asam, basa, garam logam berat, aldehid, alkohol dan sebagainya. Ada 2 cara bahan–bahan kimia ini menimbulkan dermatosis, yaitu dengan jalan perangsangan atau iritasi disebut perangsangan primer, sedangkan penyebab sesitisasi disebut pemeka (sensitizer). Perangsangan primer mengadakan rangsangan kepada kulit dengan jalan melarutkan lemak kulit, dengan mengambil air dari lapisan kulit, dengan oksidasi atau reduksi, sehingga keseimbangan kulit
terganggu dan timbullah dermatosis. Sensitisasi biasanya disebabkan oleh bahan–bahan organik dengan struktur molekul lebih sederhana, untuk membentuk antigen.Perangsangan primer adalah bahan yang akan menimbulkan dermatosis oleh kerjanya yang langsung kepada kulit yang normal pada tempat terjadinya kontak dengan kulit itu dalam jumlah danbkekuatan yang cukup untuk waktu cukup pula. Pemeka kulit adalah bahan yang tidak usah menimbulkan perubahan-perubahan pada kulit ketika kontak yang pertama dengan kulit, tetapi akan menyebabkan perubahan khas di kulit, setelah 5 atau 7 hari sejak kontak yang pertama, maupun di tempat lain di kulit. 
c.  Lingkungan Biologi
 Lingkungan biologi terdiri dari bakteri, jamur dan artropoda.
A. Infeksi Bakteri
Pada kulit manusia terdapat 2 jenis bakteri yaitu bakteri parasit yang
menimbulkan penyakit dan bakteri komensal yang merupakan flora normal kulit.
Floral normal dapat dibedakan lagi atas floral penghuni sementara (transient) dan
flora penghuni (resident). Flora penghuni sementara terdiri atas berbagai jenis
mikroorganisme yang hidup di permukaan kulit dan berasal dari lingkungan
sekitar kita. Bakteri ini tidak berproliferasi di permukaan kulit dan akan segera
meninggalkan kulit karena beberapa garutan saja. Flora penghuni terdiri atas
sejumlah kecil mikroorganisme. Bakteri ini berlipat ganda di permukaan kulit
oleh garutan, contoh penyakit kulit oleh karena infeksi bakteri yaitu paronikia,
merupakan suatu reaksi peradangan mengenai lipatan kulit dan jaringan disekitar
kuku. Paronikia akut paling seringdi akibatkan oleh infeksi bakteri, umumnya
Stapylococcus aureus atau Pseudomonus aeruginosa, sedangkan paronikia kronis
disebabkan oleh jamur Candida albicans.
Paronikia ditandai dengan jaringan kuku menjadi lembut dan membengkak
serta dapat mengeluarkan pus (nanah), kuku bertambah tebal, berubah warna dan
membentuk garis punggung melintang. Bila infeksi telah kronis, maka terdapat
cerah horizontal pada dasar kuku biasanya menyerang satu sampai tiga jari.
Penyakit ini berkembang pada orang-orang yang tangannya lama terendam
air kalau jari terluka sedikit saja, maka basil atu jamur akan merusak jaringan
sekitar kuku. Penderita diabetes atau kekurangan gizi lebih mudah diserangnya.

B.  Infeksi Jamur
Indonesia adalah negara tropis yang beriklim panas dan lembab. Dalam
keadaan demikian ditambah hygiene yang kurang sempurna, infestasi jamur kulit
cukup banyak. Terminology dan pembagian penyakit jamur kulit disebut mikosis
superfisialis atau dermatomikosis. Dermatomikosis adalah penyakit pada kulit dan
adneksa yang disebabkan jamur. Pada umumnya golongan penyakit ini dibagi atas
infeksi superfisialis dan infeksi kutan. Sedangkan infeksi subkutis juga termasuk
dermatomikosis. Otomikosis dan keratitis mikotika juga sebetulnya termasuk
dermatomikosis.
Penyakit Jamur Kulit terbagi atas :
1.  Pitriasis versiko lor
Pitiriasis versikolor atau panu, kadang-kadang disebut kromofitosis, tinea
flava, liver spots dan terakhir disebut pitirosporosis/pitiriasis. Penyakit ini adalah
dermatomikosis superfisialis yang disebabkan oleh Malassezia furfur  atau
Pityrossporum orbiculare yang bersifat ringan, menahun, biasanya tanpa keluhan
gatal.
2.  Dermatofitosis (Ring-worm infection)
Dermatofitosis adalah golongan penyakit jamur superfisialis yang
disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu Trichopyton spp (T), Microsporum spp
(M), Epidermophyton spp (E). Penyakit ini menyerang jaringan yang mengandung
zat tanduk, yakni pada epidermis, rambut dan kuku.
Klasifikasi Dermatofitosis (Ring-worm infection):
1.  Tinea kapitis
Tinea kapitis adalah kelainan kulit pada daerah kepala berambut yang
disebabkan oleh jamur golongan dermatofita, dan sering terjadi pada anak-anak.
Kadang-kadang penyakit ini ditularkan dari hewan peliharaan, misalnya kucing,
anjing dan sebagainya, berwarna putih kelabu. Infeksi Trichopyton spp, biasanya
menimbulkan bercak kecil-kecil di kepala dengan rambut yang putus-putus tepat
di permukan kulit. Sehingga terlihat bintik-bintik hitam pada bercak tersebut yang
disebut black dots.
2.  Tinea barbe
Tinea barbe adalah penyakit yang disebabkan infeksi jamur dermatofita di
daerah janggut, jambang dan kumis, sering pada orang-orang dewasa yang banyak
kontak dengan hewan atau tanah. Keluhan penderita adalah gatal pada beberapa
tempat di janggut, kumis atau jambang disertai putusnya rambut di tempat
tersebut.
3.  Tinea korporis
Tinea korporis adalah penyakit karena infeksi jamur dermatofita pada kulit
halus (glabrous skin) di daerah muka, leher, badan, lengan dan gluteal. Penyebab
tersering kelainan ini adalah  Trychopyton rubrum  dan  Trychopyton
mentagrophytes. Penderita mengeluh rasa gatal yang kadang-kadang meningkat
waktu berkeringat.
4.  Tinea kruris
Tinea kruris adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur
dermatofita di daerah genitokrusal. Faktor yang berpengaruh di sini adalah
lembab oleh karena keringat dan obesitas. Keluhan penderita adalah rasa gatal di
daerah lipatan paha, sekitar anogenital, dan dapat meluas ke bokong dan perut
bagian bawah.
5.  Tinea unguium
Tinea unguium adalah kelainan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur
dermatofita. Keluhan penderita berupa kuku menjadi rusak, warnanya menjadi
suram. Bergantung jamur penyebabnya, destruksi kuku mulai dari distal, lateral
proksimal ataupun keseluruhan. Bila disertai paronikia maka sekitar kuku akan
terasa nyeri dan gatal.
6.  Tinea imbrikata
Kelainan kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur T.concentcum dimana
terjadi gambaran klinis yang khas. Penyakit ini banyak didapatkan di bagian timur
kepulauan kita, sering disebut pula penyakit cascade, tokelau, ringworm dan
sebagainya. Keluhan berupa rasa gatal pada daerah yang terkena kulit jadi bersisik
dengan sisik yang melingkar-lingkar.
C. Artropoda
Penyakit kulit disebabkan artropoda yaitu penyakit kulit yang disebabkan
oleh kutu. Contoh penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu seperti scabies
mengenai pada sela jari tangan, pergelangan tangan, sisi tangan dan kaki, lipat
paha, areola, permukaan ekstensor siku dan lutut.

Penyakit Kulit Akibat Kerja
Definisi penyakit kulit akibat kerja adalah semua keadaan patologis kulit dengan pajanan pada pekerjaan sebagai faktor penyebab utama atau hanya sebagai faktor penunjang. Menurut Evita Halim dan Retno Widowati dalam buku “Pedoman Diagnosis Penilaian Cacat karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja”, penyakit kulit akibat kerja adalah setiap penyakit kulit yang disebabkan oleh pekerja atau lingkungan kerja. Meliputi penyakit kulit baru yang timbul karena pekerjaan atau lingkungan kerja dan penyakit kulit lama yang kambuh karena ekerjaan atau lingkungan kerja.
Sejak dahulu diseluruh dunia telah dikenal adanya reaksi tubuh terhadap bahan atau material yang ada di lingkungan kerja. Dalam Ilmu Kesehatan Kulit dikenal, pada individu atau pekerja  tertentu baik yang berada di negara berkembang maupun di negara maju, dapat mengalami kelainan kulit akibat pekerjaannya. Penyakit Kulit Akibat Kerja (PKAK) dikenal secara populer karena berdampak langsung terhadap pekerja yang secara ekonomis masih produktif. Istilah PKAK dapat diartikan sebagai kelainan kulit yang terbukti diperberat oleh jenis pekerjaannya, atau penyakit kulit yang lebih mudah terjadi karena pekerjaan yang dilakukan.
Apabila ditinjau lebih lanjut, penyakit kulit akibat kerja (PKAK) sebagai salah satu bentuk penyakit akibat kerja, merupakan jenis penyakit akibat kerja terbanyak yang kedua setelah penyakit muskoloskeletal, berjumlah sekitar 22% dari seluruh penyakit akibat kerja. Data di Inggris menunjukkan 1,29 kasus per 1000 pekerja merupakan dermatitis akibat kerja. Apabila ditinjau dari jenis penyakit kulit akibat kerja, maka lebih dari 95% merupakan dermatitis kontak, sedangkan yang lain merupakan penyakit kulit lain seperti akne, urtikaria kontak,
dan tumor kulit.

Dermatitis kontak
Definisi: dermatitis tabg disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kukit.
Dikenal dua macam dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik.
A. Dermatitis kontak iritan
Merupakan reaksi peradangan kulir nonimunologik, jadi kerusakan langsung tanpa didahului proses sensitisasi. Penyebab munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnyabahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, juga dipengaruhi faktorr lain seperti: lama kontak, kekerapan, gesekan, trauma fisis, suhu dan kelembapan lingkungan. Gejala klinis yang terjadi sangat beragam, bergantung pada sifat iritan. Iritan kuat memberikan gejala akut, sedangkan iritan lemah memberi gejala kronis.
Klasifikasi dermatitis kontak iritan:
- DKI akut: disebakan oleh iritan kuat seperti larutan asam sulfat, asam hidroklorid dan basa kuat. Biasanya terjadi karena kecelakaan dan reaksinya segera timbul. Intensitas reaksi sebanding dengan konsentrasi dan lamanya kontak dengan iritan. Kulit terasa pedih, panas, rasa terbakar, kelainan yang terlihat dapat berupa eritem edema, bula, dengan batas tegas dan umumnya simetris.
- DKI akut lambat: gambaran klinis dan gejala sama dengan DKI akut, tetapi baru muncul 8 sampai 24 jam atau lebih setelah kontak. Bahan iritan yang dapat menyebabkan DKI akut lambat misalnya podofilin, antralin, tretonin, etilen oksida, benzalkunium klorida, asam hidrofluarat.
- DKI kumulatif: ini yang paling sering terjadi, nama lainnya DKI kronis. Penyebabnya ialah kontak berulang-ulang dengan iritan lemah (faktor fisis, misalnya gesekan, trauma mikro, kelembaban rendah, panas atau dingin, deterjen, sabun, pelarut, tanah, bahakn juga air). Gejala klasik: kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit menebal, dan likenifikasi. Bila kontak terus berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fissure). Keluhan umum penderita biasanya gatal dan nyeri karena kulit retak. DKI kumulatif sering berhubungan dengan pekerjaan, contohnya: tukang cuxi, kuli bangunan, montir, juru masak, tukang kebun, penata rambut.
-DKI traumatik: kelainan kulit yang berkembang lambat setelah trauma panas atau laserasi. Gejalanya seperti dermatitis numuralis, penyembuhan lambat dan paling sering terjadi ditangan.
- DKI subyektif: kelainan kulit tidak terlihat namun penderita merasa seperti tersengat dan terbakar.
B. Dermatitis kontak alergi
Pemyebab DKA adalah bahan kimia sederhana dengam berat molekul umumnya rendah (<100 dalton), merupaka  alergen yang belun diproses yang disebut hapten, bersifat lipofilik, sangat reaktif, dapat menembus stratum korneum sehingga mencapai sel epidermis dibawahnya. Berbagai faktor berpengaruh dalam timbulnya DKA, misalnya, potensial sensitisasi alergen, dosis per unit area, luas daerah yang terkena, lama pajanan, oklusi, suhu dan kelembaban lingkungan, vehikulum, dan pH.
Patogenesis: mekanisme terjadinya kelainan kulit pada DKA adalah mengikuti respon imun yabg diperantarai oleh sel atau reaksi imunologik tipe IV. Reaksi ini terjadi melalui dua fase, yaitu fase sensitisasi dan fase elisitasi. Hanya individu yang telah mengalami sensitisasi dapat menderita DKA.
- fase sensitisasi. Hapten maauk ke dapal epidermis melewati stratum korneum dan ditangkap oleh sel langerhans. Disini terjadi proses imunologis dal keluarlah mediator-mediator inflamasi seperti IL-1, TNFalfa. Sel langerhans akan bermigrasi ke kelenjar getah bening dan mempresentasika  hapten yang ada padanya kepada sel-T memori, sel-T  memori kemudian menyebar keseluruh tubuh. Fase ini berlangsung kira-kira selama 2-3 minggu.
- fase elisitasi: terjadi pada pajanan ulang alergen.
gejala klinis : penderita umunya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis dan lokasinya. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritematosa yang berbatas tegas kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula yang pecah menimbulkan erosi dan eksudasi. Pada yang kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi, dan mungkin juga fissure, dengan batas tidak jelas..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar