maaf teman-teman karena skenario belum diupload jadi kami ngambil dari kasus tahun lalu..semoga sama ya jadi bermanfaat :)))))
author : stella
Anatomi kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastisk yang
melindungi tubuh dari pengaruh
lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas
ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh dan luasnya 1,50 – 1,75 m2. Rata- rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6
mm) terdapat di telapak tangandan kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di
penis.
Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu
epidermis, dermis atau korium, dan jaringan subkutan atau subkutis.
a.
Epidermis
Epidermis terbagi atas empat lapisan yaitu :
1. Lapisan Basal atau Stratum
Germinativum
2. Lapisan Malpighi atau
Stratum Spinosum
3. Lapisan Granular atau Sratum
Granulosum
4. Lapisan Tanduk atau Stratum
Korneum
Pada telapak tangan dan kaki terdapat lapisan
tambahan di atas lapisan granular yaitu Stratum Lusidium atau lapisan-lapisan
jernih. Stratum Lusidium, selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah
sel-selnya sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi
jernih sekali dan tembus sinar. Dalam lapisan terlihat seperti suatu pita yang
bening, batas- batas sel sudah tidak begitu terlihat, disebut stratum lusidium.
Lapisan basal atau germinativum, disebut stratum
basal karena sel-selnya terletak di bagian basal. Stratum germinativum
menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk. Bentuknya
silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-butir
yang halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut disusun seperti pagar
(palisade) di bagian bawah sel tersebut terdapat suatu membran yang disebut
membran basalis. Sel-sel basalis dengan membran basalis merupakan batas
terbawah dari epidermis dengan dermis. Ternyata batas ini tidak datar tetapi
bergelombang. Pada waktu kerium menonjol pada epidermis tonjolan ini disebut
papila kori (papila kulit), dan epidermis menonjol ke arah korium. Tonjolan ini
disebut Rete Ridges atau Rete Pegg
(prosessus interpapilaris).
Lapisan Malpighi atau lapisan spinosum/akantosum,
lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm
terdiri dari 5-8 lapisan. Sel–selnya disebut spinosum karena jika kita lihat di
bawah mikroskop sel–selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal (banyak
sudut) dan
mempunyai tanduk (spina). Disebut akantosum karena sel–selnya berdur
i. Ternyata spina atau tanduk tersebut adalah hubungan antara sel yang lain
disebut Interceluler Bridges atau jembatan interseluler.
Lapisan granular atau stratum granulosum, stratum ini terdiri dari
sel–sel pipih seperti kumparan. Sel–sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang
sejajar dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat butir–butir yang
disebut keratohiolin yang merupakan fase
dalam pembentukan keratin oleh karena
banyaknya butir–butir stratum granulosum. Stratum korneum, selnya sudah
mati, tidak mempunyai inti sel (inti selnya sudah mati) dan mengandung zat
keratin.
Epidermis juga mengandung kelenjar ekrin, kelenjar
apokrin, kelenjar sebaseus, rambut dan kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis,
ekrin dan apokrin. Fungsinya mengatur suhu tubuh, menyebabkan panas dilepaskan
dengan cara penguapan. Kelenjar ekrin terdapat di semua daerah di kulit, tetapi
tidak terdapat pada selaput lendir. Seluruhnya berjumlah antara 2 sampai 5
juta, yang terbanyak di telapak tangan. Sekretnya cairan jernih, kira–kira 99%
mengandung klorida, asam laktat, nitrogen, dan zat lain. Kelenjar apokrin
adalah kelenjar keringat besar yang bermuara ke folikel rambut. Tardapat di
ketiak, daerah anogenital, puting susu, dan areola. Kelenjar sebaseus terdapat
di seluruh tubuh, kecuali di tapak
tangan, tapak kaki, dan punggung kaki. Terdapat banyak kulit kepala,
muka, kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan mengandung asam lemak,
kolesterol, dan zat lain.Rambut terdapat diseluruh tubuh, rambut tumbuh dari
folikel rambut di dalamnya epidermis. Folikel rambut dibatasi oleh epidermis
sebelah atas, dasarnya terdapat papil tempat rambut tumbuh. Akar berada di
dalam folikel pada ujung paling dalam dan bagian sebelah luar disebut batang
rambut. Pada folikel rambut terdapat otot polos kecil sebagai penegak rambut.
Rambut terdiri dari rambut panjang di kepala, pubis dan jenggot, rambut pendek
dilubang hidung, liang telinga dan alis, rambut bulu lanugo diseluruh tubuh,
dan rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak). Kuku merupakan lempeng yang
terbuat dari sel tanduk yang menutupi permukan dorsal ujung jari tangan dan
kaki. Lempeng kuku terdiri dari 3 bagian yaitu pinggir bebas, badan, dan akar
yang melekat pada kulit dan dikelilingi oleh lipatan kulit lateral dan
proksimal. Fungsi kuku menjadi penting waktu mengutip benda–benda kecil.
b. Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi oleh membran
basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tetapi batas ini tidak
jelas hanya kita ambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak.
Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas, pars papilaris (stratum
papilar) dan bagian bawah, retikularis (stratum retikularis). Batas antara pars
papilaris dan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis . Baik
pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar
yang tersusun dari serabut–serabut yaitu
serabut kolagen, serabut elastis dan serabutretikulus.Serabut ini saling
beranyaman dan masing–masing mempunyai tugas yang berbeda. Serabut kolagen,
untuk memberikan kekuatan kepada kulit, dan retikulus, terdapat terutama di
sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatn pada alai tersebut.
c. Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan–kumpulan sel–sel lemak dan di antara
gerombolan ini berjalan serabut–serabut jaringan ikat dermis. Sel–sel lemak ini
bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti
cincin. Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama
pada tiap–tiap tempat dan juga pembagian antar laki–laki dan perempuan tidak
sama (berlainan). Guna penikulus adiposus
adalah sebagai shock braker atau pegas
bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas atau untuk
mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Di
bawah subkurtis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.
Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ paling
luas permukaannya yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit
sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia, cahaya matahari mengandung
sinar ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga
keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kulit merupakan indikator bagi
seseorang untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan yang terjadi
pada kulit. Misalnya menjadi pucat, kekuning–kuningan, kemerah–merahan atau
suhu kulit meningkat, memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh
gangguan kulit karena penyakit tertentu. Gangguan psikis juga dapat menyebabkan
kelainan atau perubahan pada kulit.Misalnya karena stress, ketakutan atau dalam
keadaaan marah, akan terjadi perubahan pada kulit wajah. Perubahan struktur
kulit dapat menentukan apakah seseorang telah lanjut usia atau masih muda.
Wanita atau pria juga dapat membedakan penampilan kulit. Warna kulit juga dapat
menentukan ras atau suku bangsa misalnya kulit hitam suku bangsa negro, kulit
kuning bangsa mongol, kulit putih dari eropa dan lain-lain.
Perasaan pada kulit adalah perasaan reseptornya yang berada pada
kulit. Pada organ sensorik kulit terdapat 4 perasaan yaitu rasa raba/tekan,
dingin, panas, dan sakit. Kulit mengandung berbagai jenis ujung sensorik
termasuk ujung saraf telanjang atau tidak bermielin. Pelebaran ujung saraf
sensorik terminal dan ujung yang berselubung ditemukan pada jaringan ikat
fibrosa dalam. Saraf sensorik berakhir sekitar
folikel rambut, tetapi tidak ada ujung yang melebaratau berselubung
untuk persarafan kulit. Penyebaran kulit pada berbagai bagian tubuh
berbeda-beda dan dapat dilihat dari keempat jenis perasaan yang dapat
ditimbulkan dari daerah-daerah tersebut. Pada pemeriksaan histologi, kulit
hanya mengandung saraf telanjang yang berfungsi sebagai mekanoreseptor yang
memberikan respon terhadap rangsangan raba. Ujung saraf sekitar folikel rambut
menerima rasa raba dan gerakan rambut menimbulkan perasaan (raba taktil).
Walaupun reseptor sensorik kulit kurang menunjukkan ciri khas, tetapi secara
fisiologis fungsinya spesifik. Satu jenis rangsangan dilayani oleh ujung saraf
tertentu dan hanya satu jenis perasaan kulit yang disadari.
Lingkungan kerja sering mengandung bermacam-macam bahaya kesehatan
yang bisa bersifat fisik, biologis, kimia dan psikologis. Terdapat 3 faktor
penting sebagai penyebab dermatitis akibat kerja yaitu : lingkungan fisik,
lingkungan kimia, dan lingkungan biologi.
A. Lingkungan Fisik
Lingkungan kerja fisik memiliki pengaruh yang besar dalam menciptakan
kenyamanan dan keamanan tempat kerja selain tentunya lingkungan kerja yang
lain. Lingkungan fisik mempengaruhi penampilan seseorang. Hampir semua manusia
dapat bekerja secara efisien pada setiap variabel lingkungan dengan kisaran
yang relatif terbatas. Pada umumnya disetujui orang bekerja sangat baik di
suatu lingkungan fisik yang baik.Lingkungan fisik memiliki pengaruh yang besar
bagi pekerja antara lain sinar ultraviolet, kondisi cuaca, kelembapan dan
panas. Agen–agen fisik menyebabkan trauma mekanik, termal atau radiasi langsung
pada kulit. Kebanyakan iritan langsung merusak kulit dengan cara mengubah pH
nya, bereaksi dengan protein–proteinnya, mengekstraksi lemak dari lapisan
luarnya atau merendahkan daya tahan kulit. Sedangkan yang menimbulkan alergi
kulit umumnya adalah hipersensitivitas tipe lambat.
b. Lingkungan Kimia
Lingkungan kimia juga
berpengaruh terhadap timbulnya penyakit kulit. Misalnya air, asam, basa, garam
logam berat, aldehid, alkohol dan sebagainya. Ada 2 cara bahan–bahan kimia ini
menimbulkan dermatosis, yaitu dengan jalan perangsangan atau iritasi disebut
perangsangan primer, sedangkan penyebab sesitisasi disebut pemeka (sensitizer).
Perangsangan primer mengadakan rangsangan kepada kulit dengan jalan melarutkan
lemak kulit, dengan mengambil air dari lapisan kulit, dengan oksidasi atau
reduksi, sehingga keseimbangan kulit
terganggu dan timbullah dermatosis. Sensitisasi biasanya disebabkan
oleh bahan–bahan organik dengan struktur molekul lebih sederhana, untuk
membentuk antigen.Perangsangan primer adalah bahan yang akan menimbulkan
dermatosis oleh kerjanya yang langsung kepada kulit yang normal pada tempat
terjadinya kontak dengan kulit itu dalam jumlah danbkekuatan yang cukup untuk
waktu cukup pula. Pemeka kulit adalah bahan yang tidak usah menimbulkan
perubahan-perubahan pada kulit ketika kontak yang pertama dengan kulit, tetapi
akan menyebabkan perubahan khas di kulit, setelah 5 atau 7 hari sejak kontak
yang pertama, maupun di tempat lain di kulit.
c. Lingkungan Biologi
Lingkungan biologi terdiri dari bakteri, jamur dan artropoda.
A. Infeksi Bakteri
Pada kulit manusia terdapat 2 jenis bakteri yaitu bakteri parasit yang
menimbulkan penyakit dan bakteri komensal yang merupakan flora normal
kulit.
Floral normal dapat dibedakan lagi atas floral penghuni sementara
(transient) dan
flora penghuni (resident). Flora penghuni sementara terdiri atas
berbagai jenis
mikroorganisme yang hidup di permukaan kulit dan berasal dari
lingkungan
sekitar kita. Bakteri ini tidak berproliferasi di permukaan kulit dan
akan segera
meninggalkan kulit karena beberapa garutan saja. Flora penghuni
terdiri atas
sejumlah kecil mikroorganisme. Bakteri ini berlipat ganda di permukaan
kulit
oleh garutan, contoh penyakit kulit oleh karena infeksi bakteri yaitu
paronikia,
merupakan suatu reaksi peradangan mengenai lipatan kulit dan jaringan
disekitar
kuku. Paronikia akut paling seringdi akibatkan oleh infeksi bakteri,
umumnya
Stapylococcus aureus atau Pseudomonus aeruginosa, sedangkan paronikia
kronis
disebabkan oleh jamur Candida albicans.
Paronikia ditandai dengan jaringan kuku menjadi lembut dan membengkak
serta dapat mengeluarkan pus (nanah), kuku bertambah tebal, berubah
warna dan
membentuk garis punggung melintang. Bila infeksi telah kronis, maka
terdapat
cerah horizontal pada dasar kuku biasanya menyerang satu sampai tiga
jari.
Penyakit ini berkembang pada orang-orang yang tangannya lama terendam
air kalau jari terluka sedikit saja, maka basil atu jamur akan merusak
jaringan
sekitar kuku. Penderita diabetes atau kekurangan gizi lebih mudah
diserangnya.
B. Infeksi Jamur
Indonesia adalah negara tropis yang beriklim panas dan lembab. Dalam
keadaan demikian ditambah hygiene yang kurang sempurna, infestasi
jamur kulit
cukup banyak. Terminology dan pembagian penyakit jamur kulit disebut
mikosis
superfisialis atau dermatomikosis. Dermatomikosis adalah penyakit pada
kulit dan
adneksa yang disebabkan jamur. Pada umumnya golongan penyakit ini
dibagi atas
infeksi superfisialis dan infeksi kutan. Sedangkan infeksi subkutis
juga termasuk
dermatomikosis. Otomikosis dan keratitis mikotika juga sebetulnya
termasuk
dermatomikosis.
Penyakit Jamur Kulit terbagi atas :
1. Pitriasis versiko lor
Pitiriasis versikolor atau panu, kadang-kadang disebut kromofitosis,
tinea
flava, liver spots dan terakhir disebut pitirosporosis/pitiriasis.
Penyakit ini adalah
dermatomikosis superfisialis yang disebabkan oleh Malassezia
furfur atau
Pityrossporum orbiculare yang bersifat ringan, menahun, biasanya tanpa
keluhan
gatal.
2. Dermatofitosis (Ring-worm
infection)
Dermatofitosis adalah golongan penyakit jamur superfisialis yang
disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu Trichopyton spp (T),
Microsporum spp
(M), Epidermophyton spp (E). Penyakit ini menyerang jaringan yang
mengandung
zat tanduk, yakni pada epidermis, rambut dan kuku.
Klasifikasi Dermatofitosis (Ring-worm infection):
1. Tinea kapitis
Tinea kapitis adalah kelainan kulit pada daerah kepala berambut yang
disebabkan oleh jamur golongan dermatofita, dan sering terjadi pada
anak-anak.
Kadang-kadang penyakit ini ditularkan dari hewan peliharaan, misalnya
kucing,
anjing dan sebagainya, berwarna putih kelabu. Infeksi Trichopyton spp,
biasanya
menimbulkan bercak kecil-kecil di kepala dengan rambut yang
putus-putus tepat
di permukan kulit. Sehingga terlihat bintik-bintik hitam pada bercak
tersebut yang
disebut black dots.
2. Tinea barbe
Tinea barbe adalah penyakit yang disebabkan infeksi jamur dermatofita
di
daerah janggut, jambang dan kumis, sering pada orang-orang dewasa yang
banyak
kontak dengan hewan atau tanah. Keluhan penderita adalah gatal pada
beberapa
tempat di janggut, kumis atau jambang disertai putusnya rambut di
tempat
tersebut.
3. Tinea korporis
Tinea korporis adalah penyakit karena infeksi jamur dermatofita pada
kulit
halus (glabrous skin) di daerah muka, leher, badan, lengan dan
gluteal. Penyebab
tersering kelainan ini adalah
Trychopyton rubrum dan Trychopyton
mentagrophytes. Penderita mengeluh rasa gatal yang kadang-kadang
meningkat
waktu berkeringat.
4. Tinea kruris
Tinea kruris adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur
dermatofita di daerah genitokrusal. Faktor yang berpengaruh di sini
adalah
lembab oleh karena keringat dan obesitas. Keluhan penderita adalah
rasa gatal di
daerah lipatan paha, sekitar anogenital, dan dapat meluas ke bokong
dan perut
bagian bawah.
5. Tinea unguium
Tinea unguium adalah kelainan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur
dermatofita. Keluhan penderita berupa kuku menjadi rusak, warnanya
menjadi
suram. Bergantung jamur penyebabnya, destruksi kuku mulai dari distal,
lateral
proksimal ataupun keseluruhan. Bila disertai paronikia maka sekitar
kuku akan
terasa nyeri dan gatal.
6. Tinea imbrikata
Kelainan kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur T.concentcum dimana
terjadi gambaran klinis yang khas. Penyakit ini banyak didapatkan di
bagian timur
kepulauan kita, sering disebut pula penyakit cascade, tokelau,
ringworm dan
sebagainya. Keluhan berupa rasa gatal pada daerah yang terkena kulit
jadi bersisik
dengan sisik yang melingkar-lingkar.
C. Artropoda
Penyakit kulit disebabkan artropoda yaitu penyakit kulit yang
disebabkan
oleh kutu. Contoh penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu seperti
scabies
mengenai pada sela jari tangan, pergelangan tangan, sisi tangan dan
kaki, lipat
paha, areola, permukaan ekstensor siku dan lutut.
Penyakit Kulit Akibat Kerja
Definisi penyakit kulit akibat kerja adalah semua keadaan patologis kulit
dengan pajanan pada pekerjaan sebagai faktor penyebab utama atau hanya sebagai
faktor penunjang. Menurut Evita Halim dan Retno Widowati dalam buku “Pedoman
Diagnosis Penilaian Cacat karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja”,
penyakit kulit akibat kerja adalah setiap penyakit kulit yang disebabkan oleh
pekerja atau lingkungan kerja. Meliputi penyakit kulit baru yang timbul karena
pekerjaan atau lingkungan kerja dan penyakit kulit lama yang kambuh karena
ekerjaan atau lingkungan kerja.
Sejak dahulu diseluruh dunia telah dikenal adanya reaksi tubuh
terhadap bahan atau material yang ada di lingkungan kerja. Dalam Ilmu Kesehatan
Kulit dikenal, pada individu atau pekerja
tertentu baik yang berada di negara berkembang maupun di negara maju,
dapat mengalami kelainan kulit akibat pekerjaannya. Penyakit Kulit Akibat Kerja
(PKAK) dikenal secara populer karena berdampak langsung terhadap pekerja yang
secara ekonomis masih produktif. Istilah PKAK dapat diartikan sebagai kelainan
kulit yang terbukti diperberat oleh jenis pekerjaannya, atau penyakit kulit
yang lebih mudah terjadi karena pekerjaan yang dilakukan.
Apabila ditinjau lebih lanjut, penyakit kulit akibat kerja (PKAK)
sebagai salah satu bentuk penyakit akibat kerja, merupakan jenis penyakit
akibat kerja terbanyak yang kedua setelah penyakit muskoloskeletal, berjumlah
sekitar 22% dari seluruh penyakit akibat kerja. Data di Inggris menunjukkan
1,29 kasus per 1000 pekerja merupakan dermatitis akibat kerja. Apabila ditinjau
dari jenis penyakit kulit akibat kerja, maka lebih dari 95% merupakan
dermatitis kontak, sedangkan yang lain merupakan penyakit kulit lain seperti
akne, urtikaria kontak,
dan tumor kulit.
Dermatitis kontak
Definisi: dermatitis tabg disebabkan oleh bahan/substansi yang
menempel pada kukit.
Dikenal dua macam dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan
dermatitis kontak alergik.
A. Dermatitis kontak iritan
Merupakan reaksi peradangan kulir nonimunologik, jadi kerusakan
langsung tanpa didahului proses sensitisasi. Penyebab munculnya dermatitis
jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnyabahan pelarut, deterjen,
minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi
selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, juga
dipengaruhi faktorr lain seperti: lama kontak, kekerapan, gesekan, trauma
fisis, suhu dan kelembapan lingkungan. Gejala klinis yang terjadi sangat
beragam, bergantung pada sifat iritan. Iritan kuat memberikan gejala akut,
sedangkan iritan lemah memberi gejala kronis.
Klasifikasi dermatitis kontak iritan:
- DKI akut: disebakan oleh iritan kuat seperti larutan asam sulfat,
asam hidroklorid dan basa kuat. Biasanya terjadi karena kecelakaan dan
reaksinya segera timbul. Intensitas reaksi sebanding dengan konsentrasi dan
lamanya kontak dengan iritan. Kulit terasa pedih, panas, rasa terbakar,
kelainan yang terlihat dapat berupa eritem edema, bula, dengan batas tegas dan
umumnya simetris.
- DKI akut lambat: gambaran klinis dan gejala sama dengan DKI akut,
tetapi baru muncul 8 sampai 24 jam atau lebih setelah kontak. Bahan iritan yang
dapat menyebabkan DKI akut lambat misalnya podofilin, antralin, tretonin,
etilen oksida, benzalkunium klorida, asam hidrofluarat.
- DKI kumulatif: ini yang paling sering terjadi, nama lainnya DKI
kronis. Penyebabnya ialah kontak berulang-ulang dengan iritan lemah (faktor
fisis, misalnya gesekan, trauma mikro, kelembaban rendah, panas atau dingin,
deterjen, sabun, pelarut, tanah, bahakn juga air). Gejala klasik: kulit kering,
eritema, skuama, lambat laun kulit menebal, dan likenifikasi. Bila kontak terus
berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fissure). Keluhan
umum penderita biasanya gatal dan nyeri karena kulit retak. DKI kumulatif
sering berhubungan dengan pekerjaan, contohnya: tukang cuxi, kuli bangunan,
montir, juru masak, tukang kebun, penata rambut.
-DKI traumatik: kelainan kulit yang berkembang lambat setelah trauma
panas atau laserasi. Gejalanya seperti dermatitis numuralis, penyembuhan lambat
dan paling sering terjadi ditangan.
- DKI subyektif: kelainan kulit tidak terlihat namun penderita merasa
seperti tersengat dan terbakar.
B. Dermatitis kontak alergi
Pemyebab DKA adalah bahan kimia sederhana dengam berat molekul umumnya
rendah (<100 dalton), merupaka
alergen yang belun diproses yang disebut hapten, bersifat lipofilik,
sangat reaktif, dapat menembus stratum korneum sehingga mencapai sel epidermis
dibawahnya. Berbagai faktor berpengaruh dalam timbulnya DKA, misalnya,
potensial sensitisasi alergen, dosis per unit area, luas daerah yang terkena,
lama pajanan, oklusi, suhu dan kelembaban lingkungan, vehikulum, dan pH.
Patogenesis: mekanisme terjadinya kelainan kulit pada DKA adalah
mengikuti respon imun yabg diperantarai oleh sel atau reaksi imunologik tipe
IV. Reaksi ini terjadi melalui dua fase, yaitu fase sensitisasi dan fase
elisitasi. Hanya individu yang telah mengalami sensitisasi dapat menderita DKA.
- fase sensitisasi. Hapten maauk ke dapal epidermis melewati stratum
korneum dan ditangkap oleh sel langerhans. Disini terjadi proses imunologis dal
keluarlah mediator-mediator inflamasi seperti IL-1, TNFalfa. Sel langerhans
akan bermigrasi ke kelenjar getah bening dan mempresentasika hapten yang ada padanya kepada sel-T memori,
sel-T memori kemudian menyebar keseluruh
tubuh. Fase ini berlangsung kira-kira selama 2-3 minggu.
- fase elisitasi: terjadi pada pajanan ulang alergen.
gejala klinis : penderita umunya mengeluh gatal. Kelainan kulit
bergantung pada keparahan dermatitis dan lokasinya. Pada yang akut dimulai
dengan bercak eritematosa yang berbatas tegas kemudian diikuti edema,
papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula yang pecah menimbulkan
erosi dan eksudasi. Pada yang kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul,
likenifikasi, dan mungkin juga fissure, dengan batas tidak jelas..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar