Kamis, 19 April 2012

Tutorial Sk. 4 Blok 5 : Edema


Tutorial Skenario 4 Blok 5
Edema
Author : Eka
Seorang pria 52 tahun mengunjungi dokter mengeluh bahwa ekstremitas nya tampak lebih besar dan bersinar. Dia tidak memiliki pekerjaan tetap, dan hanya hidup dengan istrinya. Dia tinggal di sebuah rumah yang tidak higienis. Dia telah mencatat jarang makan.

Step I
Unfamiliar terms
1.      Glowing          : mengkilat pada kulit yang bengkak atau edema
2.      Non-hygiene  : tidak bersih , kumuh

Step II
Problem Definition
1.      Apa yang dimaksud dengan edema?
2.      Penyebab edema?
3.      Dampak edema?
4.      Jenis-jenis edema?
5.      Penatalaksanaan edema?
6.      Keseimbangan dinamis dari cairan tubuh?
7.      Kompartemen cairan tubuh (protein dan ion), tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik (intravaskuler /ekstra vaskuler) dalam mengendalikan keseimbangan cairan tubuh?
8.      Karya-karya sistem lympatic dalam mengendalikan edema?
9.      Faktor penyebab, patologi dan patogenesis edema (hati, jantung, ginjal, obstruktif,kekurangan gizi)?

PEMBAHASAN
1.      Apa yang dimaksud dengan edema?
Sembap atau edema berarti meningkatnya volume cairan di luar sel (ekstraseluler) dan di luar pembuluh darah (ekstravaskular) disertai dengan penimbunan di jaringan serosa.

2.      Penyebab edema?
Ø      Penyakit jantung (gagal jantung)
Ø      Penyakit ginjal (sindroma nefrotik)
Ø      Sumbatan limfe (elephantiasis)
Ø      Inflamasi (infeksi)
Ø      Malnutrisi (kwashiorkor)
Ø      Penyakit hepar (sirosis hepatic)

3.      Dampak edema ?
Ø      Tidak bisa jalan
Ø      Kematian karena kekurangan nutrisi
Ø      Edema pada organ otak dapat menjadi masalah klinik yang dapat menyebabkan kematian, Sebagai akibat peningkatan masa subtansi otak yang menyebabkna penonjolan tonsil serebelum ke dalam foramen magmum atau menyebabkan penghentian pasokan darah ke dalam batang otak. Pada akhirnya suplai oksigen akan terhenti, sehingga dapat menimbulkan kematian.
Ø      Edema pada paru-paru dapat mengakibatkan terlihat alveolus-alveolus tampak terisi oleh cairan merah sega atau bergranula. Cairan tersebut akan mengganggu fungsi perfusi. Pada stadium lanjut apabila timbunan cairan tersebut terjadi pada ruang alveoli, Maka keadaan ini merupakan medium yang memungkinkan infeksi bakteri.

4.      Jenis-jenis edema ?
Ø      Pitting edema ?
Terjadi pitting edema jika setelah tekan dengan jari selam kurang lebih 5 detik , lalu kita lepaskan dan tampak ada lekukan bekas ibu jari tangan, maka itu menandakan adanya pitting edema.
Ø      Non- pitting edema?
Pada non-pitting edema, yang biasanya mempengaruhi tungkai-tungkai (legs) atau lengan-lengan, tekanan yang digunakan pada kulit tidak berakibat pada lekukan yang gigih. Non-pitting edema dapat terjadi pada penyakit-penyakit tertentu dari sistim lymphatic seperti lymphedema, dimana gangguan dari sirkulasi lymphatic yang mungkin terjadi setelah operasi mastectomy, lymph node, atau congenitally. Penyebab lain dari non-pitting edema dari legs disebut pretibial myxedema, yang adalah pembengkakan diatas tulang kering pada beberapa pasien-pasien dengan hyperthyroidism. Non-pitting edema dari legs adalah sulit untuk dirawat. Obat-obat diuretic umumnya tidak efektif, meskipun menaikan legs secara periodik sepanjang hari dan alat-alat penekan mungkin mengurangi pembengkakan.

5.      Penatalaksanaan edema?
Penatalaksaan edema tergantung dari penyebabnya
Ø      Pengurangan asupan sodium dan natrium
Ø      Pada acites parah dengan cara pengambilan cairan
Ø      Asupan tinggi pottasium
Ø      Obat ACE inhibitor

6.      Keseimbangan dinamis dari cairan tubuh?
Tubuh manusia terdiri atas cairan dan zat padat. Empat puluh persen tubuh manusia merupakan zat padat seperti protein, lemak, mineral, karbohidrat, material organik dan non organic. Enampuluh persen sisanya adalah cairan. Dari 60% komposisi cairan, 20 % merupakan cairan ekstraseluler dan 40% merupakan cairan intraselluler. Empat persen cairan ekstraseluler berada dalam pembuluh darah berupa plasma darah dan 16% terdapat di interstisial. Perbedaan yang penting pada plasma dan cairan interstisial adalah adanya protein yang larut dalam plasma sedangkan di interstisial tidak ada.
A.     Komposisi Tubuh Manusia
Tubuh manusia terdiri atas cairan dan zat padat. Empat puluh persen tubuh manusia merupakan zat padat seperti protein, lemak, mineral, karbohidrat, material organik dan non organic. Enampuluh persen sisanya adalah cairan. Dari 60% komposisi cairan, 20 % merupakan cairan ekstraseluler dan 40% merupakan cairan intraselluler. Empat persen cairan ekstraseluler berada dalam pembuluh darah berupa plasma darah dan 16% terdapat di interstisial. Perbedaan yang penting pada plasma dan cairan interstisial adalah adanya protein yang larut dalam plasma sedangkan di interstisial tidak ada.
B.      Pergerakan Cairan Tubuh
Pergerakan antar kompartemen (intrasel, plasma dan interstisial) di kontrol oleh dua kekuatan yaitu: tekanan hidrostatik dan tekanan osmotic. Tekanan hidrostatik merupakan tekanan yang mendorong air untuk keluar dari plasma ke interstisial. Tekanan tersebut sekitar 282 mOsmle/L. Tekanan osmotic merupakan tekanan yang mempertahankan air tetap dalam plasma dan menarik air dari interstisial. Tekanan osmotic sekitar 281 mOsmole/L.
C.      Keseimbangan Cairan Dan Konsentrasi Zat Terlarut
Total konsentrasi zat terlarut di interstisial sedikit lebih rendah dibandingkan dengan plasma. Sedangkan konsentrasi air dalam interstisial lebih tinggi daripada plasma. Perbedaan tersebut diatas karena adanya protein dalam plasma.Memahami konsep keseimbangan cairan dan konsentrasi zat terlarut pada setiap kompartemen ini juga akan memudahkan kita memahami mekanisme terjadinya edema. Edema diakibatkan karena ketidakseimbangan pergerakan cairan. Hal ini terjadi karena:
·        Protein plasma keluar dari sirkulasi saat dinding pembuluh darah rusak.
·        Pada penyakit hati dimana terjadi penurunan sintesis protein plasma
·        Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler
·        Obstruksi pembuluh limfatik
·        Reaksi peradangan, respon terhadap infeksi, atau kerusakan jaringan sehingga kapiler menjadi lebih permeabel.

7.      Kompartemen cairan tubuh (protein dan ion), tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik (intravaskuler / ekstra vaskuler) dalam mengendalikan keseimbangan cairan tubuh?
Pergerakan cairan di dalam kompartemen tubuh dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik (osmotik koloid).
Osmotik adalah pergerakan cairan melewati membran semipermiabel, yang terjadi bila terdapat perbedaan kelarutan (solutes) pada kedua sisi membran.
Didalam cairan ekstrasel, konsentrasi elektrolit dan tekanan onkotik secara bersama-sama mempertahankan volume intrvaskuler dan interstisial.
Tekanan onkotik ini dipengaruhi oleh protein albumin. Albumin menghasilkan 80% dari tekanan onkotik plasma.

Cairan Intrasel dan ekstrasel dibatasi oleh membran sel semipermiabel.
Membran ini relatif bebas dilalui oleh air. Tekanan osmotik ini terutama dipengaruhi oleh natrium ( ICF = 10 mEq/L dan ECF = 140 mEq/L ).Untuk menembus membran semipermiabel ini paling berperan adalah tekanan hidrostatik. Tekanan hidrostatik ini yang mempengaruhi perpindahan air.Cairan Intravaskuler dan cairan Interstisial dibatasi oleh dinding kapiler.Disini paling berperan adalah tekanan onkotik (osmotik koloid). Tekanan onkotik ini yang berperan dalam mencegah pergerakan air.
Jadi perpindahan cairan tubuh dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik untuk mengatur keseimbangan.Gangguan keseimbangan cairan tubuh pada umumnya berkaitan dengan cairan ekstrasel (ECF).Bila kadar albumin turun maka tekanan onkotik akan turun, sehingga tekanan hidrostatik akan meningkat yang berakibat cairan intravaskuler didorong masuk ke interstisial, dan terjadilah edema.
Bayi mempunyai cairan ekstrasel lebih besar dari intrasel.Perbandingan ini akan berubah sesuai dengan perkembangan tubuh, sehingga pada dewasa cairan intrasel 2 kali dari cairan ekstrasel.
Ginjal berfungsi mengatur jumlah cairan tubuh, osmolaritas cairan ekstrasel, konsentrasi ion-ion penting dan keseimbangan asam-basa.Fungsi ginjal sempurna setelah anak mencapai umur 1 tahun, sehingga komposisi cairan tubuh harus diperhatikan pada saat terapi cairan.

Didalam cairan tubuh terlarut elektrolit.
Elektrolit terpenting didalam cairan:
·          Ekstrasel adalah Na+ dan Cl-
·          Intrasel adalah K+ dan PO4-
Cairan intravaskuler ( 5% BB ) bila ditambah erythrocyt ( 3% BB ) menjadi darah.
Jadi volume darah sekitar 8% dari BB.
Jumlah darah bila dihitung berdasarkan estimated blood volume:
·          Neonatus : 90 ml/kg BB
·          Bayi : 80 ml/kg BB
·          Anak + dewasa : 70 ml/kg BB
Kebutuhan Air dan elektrolit per hari.
Dewasa:
Air : 30 -35 ml/kg
Kenaikan suhu 1º C ditambah 10 – 15%.
Na+: 1,5 mEq/kg (100 mEq/hari atau 5,9 g)
K+ : 1 mEq/kg (60 mEq/hari atau 4,5 g)

8.      Karya-karya sistem lympatic dalam mengendalikan edema?
·        NODUS LIMFE
Suatu struktur bulat bergaris tengah 0,2-1 mm. di dalamnya terdapat adanya limfosit dalam jumlah yang banyak, mempunyai inti basofilik dengan kromatik padat dan korona dari sitoplasma basofilik yang sempit. Aktifitas nodolus tergantung pada beberapa faktor termasuk efek flora bakteri. Nodus limfe berfungsi sebagai penyaring cairan dengan kumpulan-pembuluh-pembuluh.
Bentuknya kecil seperti biji kacang berada dalam setiap pembuluh limfe, diantaranya nodus Grain (pada pangkal paha), nodus axilla (ketiak) dan leher.
Nodus limfe terdiri dari bagian kortex terluar dan bagian dalam berupa medula.
Pembuluh-pembuluh eferen dari nodus-nodus limfe pada bagian tubuh disebut lymph trunks. Ada 5 lymph trunks dalam tubuh:
1.      Intestinal trunks, menerima limfe dari organ-organ perut.
2.      Lumbar trunks, mengatur cairan pada bagian tubuh bawah dan beberapa organ pelvis.
3.      Subclavian trunks, mengatur cairan pada bagian lengan, rongga dada dan punggung.
4.      Jungular trunks, mengatur cairan pada bagian kepala dan leher.
5.Brancha mediastinal trunks, mengatur cairan pada bagian torax.

·        KELENJAR LIMFE
Kelenjar limfe adalah organ berkapsul yang berbentuk bulat atau ginjal yang terdiri atas jaringan limfoid/nodulus limfatikus. Kelenjar limfe ditemukan dalam axilla dan skrotum, sepanjang pembuluh-pembuluh besar leher, dalam torax, abdomen dan khususnya dalam mesenterium. Kelenjar limfe terdiri atas serangkaian garis-garis filter, dimana semua cairan jaringan yang berasal dari cairan limfe difilter sebelum kembali ke system sirkulasi. Cairan limfe menembus kelenjar limfe melalui pembuluh limfe aferen yang masuk pada permukaan konteks organ, dan keluar melalui pembuluh limfe eferen hilus.

·        PEMBULUH-PEMBULUH LIMFE
Dapat mengangkut protein dan zat-zat berpartikel besar.
Mengalirkan cairan berlebihan langsung dari ruang interstitial.
Semua jaringan tubuh mempunyai pembuluh limfe kecuali superficial kulit, system saraf pusat dan bagian dalam perifer, endomesium otot, tulang.
Limfe bagian tubuh bawah keatas : duktus torasikus : sistem vena (vena yugularis interna dan vena subklavia sinistra).
Limfe sisi kiri : duktus torasikus : vena
Limfe sisi kanan : duktus limfatikus dextra : vena (vena subklavia dan yugularis interna dextra).

·        KAPILER-KAPILER LIMFE
Kapiler-kapiler limfe berasal berbagai jaringan sebagai pembuluh tipis dengan ujung buntu. Mereka terdiri atas satu lapisan endotel. Pembuluh yang tipis ini bergabung dan berakhir sebagai 2 batang besar yaitu duktus torasikus dan duktus limfatikus dexter, yang mengosongkan limfe ke dalam peralihan vena jugularis interna dexter. Sedangkan pembuluh limfe mempunyai struktur yang mirip dengan vena kecuali mempunyai dinding yang lebih tipis dan tidak mempunyai batas yang nyata antara ketiga lapisan (intima, media, dan adventitis). Mereka seperti vena mempunyai banyak katup interna tapi lebih banyak pembulh limfe. 1/10 dari cairan tubuh tersebut masuk ke kapiler limfe : ke darah. Katub terdapat di bagian paling ujung kapiler limfe terminal dan sepanjang pembuluh besar.

·        PEMBENTUKAN LIMFE
1.      Konsentrasi protein dalam cairan rata-rata 2 gr %
2.      Di bentuk di hati = 6gr %
3.      Di bentuk di usus = 3-5 gr %
4.      Cairan limfe torasikes (dari sel tubuh) = 3-5 gr % mgd 1-2 % lemak.
 absorpsi lemak dan protein. Sebelum protein diabsorpsi oleh limfe akan dipekatkan dulu.
àSistem limfe juga sebagai absorpsi gizi dari traktus gastrointestinal. Protein dari arteri (0,2 % ) = di cairan interstitial (10 X 0,2 %= 2 %).

·        KECEPATAN ALIRAN LIMFE
Dipengaruhi oleh:
1.      Tekanan cairan interstitial
Tekanan cairan interstitial yang normal sebesar 6,3 mmHg, namun jika sampai ke kapiler limfe, maka tekanan turun menjadi 0 mmHg. Pada tekanan ini aliran limfe meningkat hinggs 20 X.
Kecepatan aliran limfe
10 ml/jam : duktus torasikus istirahat
20 ml/jam : saluran lain
2.      Pompa limfe
·        Pembuluh limfe : Pompa yang dilakukan pembuluh limfe oleh pembuluh limfe dipengaruhi oleh 2 faktor:
 pompa karena kontraksi intrinsic oleh pembuluh darah limfe. Tekanan yang dihasilkan 25 mmHg.
à1).Faktor intrinsic : Pompa yang terjadi karena kontraksi intrinsic pembuluh limfe. Sepanjang pembuluh limfe memiliki katup, katup tersebut hanya terbuka kearah sentral saja, sehingga cairan bergerak dalam satu arah. Terjadi pemompaan cairan di setiap segmen (di antara 2 katup) hingga sampai ke vena
3.      Faktor ektrinsik
·        Kontraksi otot
·        Gerakan pasif bagian-bagian tubuh
·        Pulsasi arteri
·        Penekanan jaringan oleh benda-benda di luar tubuh
·        Pompa lebih aktif jika tubuh aktif (5-15 X)
4.      Kapiler limfe : Oleh sel-sel endotel kapiler limfe yang mengandung serabut-serabut mioendotel. Cairan dipompa dari kapiler melalui katup pertama ka dalam pembuluh limfe koligens. Katup-katup menutup : cairan tidak bergerak ke belakang. Serabut-serabut menarik kapiler limfe sehingga kembali mengembang.

·        FUNGSI SISTEM LIMFE DALAM KESEIMBANGAN CAIRAN
Sistem limfe ikut ambil bagian di beberapa aktivitas penting meliputi melawan bakteri, respon imun spesifik dan mengambalikan cairan interstitial ke dalam pembuluh darah.

·        UDEMA
Udema berarti adanya cairan interstitial yang berlebihan didalam jaringan tersebut. Faktor-faktor yang meningkatkan tekanan cairan interstitial cukup tinggi dapat menyebabkan volume cairan interstitial yang berlebihan dan menimbulkan udem. Udem tidak akan terjadi saat tekanan cairan negative(normal) atau dengan kata lain udem terjadi saat tekanan cairan interstitial positif. Udem yang terlalu lama dapat menyebabkan compliance yang terlambat/stress relaxi ruang jaringan. Beberapa penyebab udema :
1.      Naiknya tekanan kapiler dan kapiler yang abnormal 
2.      Berkurangnya protein plasma sehingga tekanan osmotic koloid plasma menurun sehingga gagal menahan cairan dalam kapiler.
3.      Obstruksi limfe, dimana berkumpil dalam ruang jaringan sehingga cairan berosmosis keluar dari kapiler.
4.      Meningkatnya permeabilitas kapiler, memungkinkan protein dan cairan secara berlebihan merembes ke ruang-ruang jaringan
Pada kasus udem sering terjadi pitting udem, dimana terjadi cekungan setelah daerah udem ditekan dan akan lenyap dalam 5- 30 detik

9.      Faktor penyebab, patologi dan patogenesis edema (hati, jantung, ginjal, obstruktif, kekurangan gizi)?
a.      Hati ( serosis)
Adalah keadaan lain yang juga menybabkan menurunkan konsentrasi protein plasma. Sirosis berari timbulnya sejumlah besar jaringan fibrosa di antara sel-sel parenkim hati. Slah satu akibatnya ialah kegagalan sel-sel untuk menghasilkan protein plasma yang cukup, sehingga timbul penurunan tekanan osmotik koloid plasma dan edema generalisata yang menyertai keadaan ini.
Sirosis hati juga dapat menimbulkan edema dengan cara yang lain, yaitu fibrosis hati kadang-kadang mengkompresi drainase pembuluh vena porta abdomen saat pembuluh darah ini melewati hati sebelum bermuara kembali ke sirkulasi sistemik. Hambatan aliran vena porta meningkatkan tekanan hidrostatik kapiler di seluruh gastro intestinal dan selanjutnya meningkatkan filtrasi cairan keluar dari plasma ke dalam area intra abdomen. Bila ini terjadi kombinasi penurunan protein plasma dan tekanan kapiler porta yang tinggi akan menyebabkan transudasi sejumlah besar cairan dan protein ke dalam rongga abdomen, yaitu suatau keadaan yang disebut acites.

b.      Ginjal
Sebagian besar natrium klorida yang ditambahkan ke dalam darah tetap berada kompartmen ekstrasel, dan hanya sejumlah kecil saja yang memasuki ke sel. Karenanya pada penyakit ginjal yang menurunkan ekskresi natrium klorida dan air dalam urine, sebagian besar natrium klorida dan air akan ditambhakan ke cairan ekstrasel. Sebagian garam dan air ini bocor dari darah masuk kedalam rongga interstisial, tapi sebagian masih ada di dalam darah. Efek utama pada kejadian ini dapat menyebabkan 1. Peningkatan volume cairan interstisial yang besar ( edema ekstrasel) dan 2. Hipertensi akibat peningkat volume darah. Misal pada penderita glomerulonefritis akut denga cidera glomerolus ginjal akibat inflamasi yang berakibat gagalnya penyaringan cairan dalam jumlah cukup, juga kan mengalami edema cairan serius di seluruh tubuh, bersamaan dengan edema juga akan mengalmi hipertensi berat.

c.       Jantung
Salah satu penyebab edema paling sering adalah gagal jantung. Pada gagal jantung, berarti jantung gagal memompa darah secara normal dari vena ke dalam arteri, hal ini meningkatkan tekana vena dan tekana kapiler, yang menyebabkan penignktan filtrasi kapiler. Selain itu, tekanan arteri cenderung turun,  menyebabkan penuruna ekaskresi garam dan air oleh ginjal, yang meningkatkat volume darah dan lebih lanjut meningkatkan tekanan hidrostatik kapiler sehingga edemamakin bertambah. Penurunan aliran darah ke ginjal juga merangsang sekresi renin menyebabkan pembentukan angiostensi II dan peningkatan sekresi aldosteron, yang menabha berta retensi garam dan air oleh ginjal. Jadi, pada gagal jantung tidak diobati, semua faktor bekerja sama membentuk edema ekstrasel generisata yang hebat.

d.      Penurunan protein plasma
Penuruna konsentrasi protein plasma akibat kegagalan untuk menghasilkan protein dalam jumlah yang cukup maupun kebocoran protein dari plasma, akan menimbulkan penurunkan tekanan osmotik koloid plasma. Hal ini kana meningkatkan filtrasi kapiler diseluruh tubuh dan edema ekstrasel.
Salah satu penyebab terpenting dari penurunan konsentrasi protein plama ialah hilangnya protein dalam urin yang dijumpai pada penyakit ginjal tertentu, yaitu suatu keadaan yang disebut sindrom nefrotik, dan edema generalisata yang serirus dapat terjadi bila protein dalam plasma turun di bawah 2,5g/100 ml.

Author : Eka
Sumber :
·        SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr. Kariadi/FK Undip
·        Hall, G. &. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta: EGC.
·        HYPERLINK "http://artikelkedokteran.net/blog/patogenesis+edema+ginjal.htm" http://artikelkedokteran.net/blog/patogenesis+edema+ginjal.htm
·        HYPERLINK "http://www.news-medical.net/health/Organ-Specific-Edema.aspx" http://www.news-medical.net/health/Organ-Specific-Edema.aspx

1 komentar: