Kamis, 12 April 2012

Tutorial Sk. 3 Blok 5 : Obesity


Tutorial Skenario 3 Blok 5

Author : Velly
Seorang anak perempuan berusia sembilan tahun dengan tinggi 129 cm dan berat 50 kg (diatas persentil ke-95), dengan indeks massa tubuh (didefinisikan sebagai berat dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi dalam meter) dari 30,05 (di atas persentil 95). Pemeriksaan fisik menunjukkan tidak ada kelainan selain dari kelebihan berat badan nya.
Keluarganya makan di sebuah restoran cepat saji seminggu sekali, dan dia minum sekitar 450 ml minuman ringan dan 225 ml susu per hari. Aktivitas fisiknya terbatas pada waktu yang efektif 30 menit dari pendidikan jasmani sekali per minggu. Ia memiliki sekitar 4 jam waktu layar per hari yang dibagi di antara televisi di ruang keluarga dan komputer keluarga.
Gadis ini cukup lambat dan malas secara fisik dalam kegiatan sehari-hari. Teman sekolahnya sering mengejeknya dengan sebutan 'gadis gemuk ". Dia sedih dan menjadi pendiam. Ibunya khawatir tentang kondisinya.

Step I
Unfamiliar Terms
·         Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.

Step II
Problem Definition
1.      Apakah yang dimaksud dengan obesitas ?
2.      Bagaimanakah patogenesis obesitas dan apa penyebabnya ?
3.      Bagaimana cara mengukur obesitas ?
4.      Apakah dampak dari obesitas ?
5.      Bagaimana cara mengurangi berat badan pada pasien obesitas ?

Pembahasan
1.      Kelebihan berat badan
Obesitas atau yang biasa disebut kegemukan adalah suatu keadaan di mana terjadi penumpukan lemak yang berlebihan sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan membahayakan kesehatan.
Definisi obesitas menurut para dokter:
·         Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan
·         Suatu penyakit kronik yang dapat diobati
·         Suatu penyakit epidemik
·         Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan dapat menurunkan kualitas hidup

2.      Patogenesis Obesitas
Pada dasarnya obesitas merupakan akumulasi sel-sel lemak pada tubuh akibat pemasukan makanan (kalori intake) lebih besar daripada pengeluaran (kalori use), seluruh kelebihan kalori, baik dari asupan karbohidrat yang berlebih maupun dari asupan lemak itu sendiri, akan dibuah ke bentuk lipid melalui proses lipogenesis kecuali protein yang tidak dapat diubah menjadi lemak, dan obesitas terbentuk.
Resiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI :
·         Resiko rendah             : BMI < 27
·         Resiko menengah       : BMI 27 - 30
·         Resiko tinggi               : BMI 30 - 35
·         Resiko sangat tinggi    : BMI 35 – 40

Penyebab Obesitas
a)      Faktor makan yang melebihi kebutuhan tubuh.
Bagi yang mempunyai kebiasaan makan yang berlebih / ngemil mungkin harus berhati², karena kbiasaan itu bisa menyebabkan kegemukan.
b)     Kurang menggunakan energi.
Pekerjaan yang dilakukan sehari-hari juga dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang, Dalam hal ini aktifitas fisik sangat diperlukan untuk membakar kalori didalam tubuh. Bila pemasukan kalori berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktifitas fisik dapat menyebabkan tubuh jadi gemuk.
c)      Faktor Keturunan
      Faktor keturunan dapat mempengaruhi terjadinya kegemukan. Pengaruhnya sendiri sebenarnya belum jelas, tetapi memang ada bukti yang mendukung fakta bahwa keturunan merupakan faktor penguat terjadinya kegemukan. Dari hasil penelitian gizi di Amerika Serikat, dilaporkan bahwa anak-anak dari orang tua normal mempunyai 10% peluang menjadi gemuk. Peluang itu akan bertambah menjadi 40-50% bila salah satu orang tua menderita obesitas dan akan meningkat menjadi 70-80% bila kedua orang tua menderita obesitas. Oleh karena itu, bayi yang lahir dari orang tua yang obesitas akan mempunyai kecenderungan menjadi gemuk.
d)     Faktor Hormonal
Pada perempuan yang sedang mengalami menopause dapat terjadi penurunan fungsi hormon thyroid. Kemampuan untuk menggunakan energi akan berkurang dengan menurunnya fungsi hormon ini. Hal tersebut terlihat dengan menurunnya metabolisme tubuh sehingga menyebabkan kegemukan.
e)      Faktor kecepatan metabolisme basal yang rendah
Hal ini disebabkan energi yang dikonsumsi lebih lambat untuk dipecah menjadi glikogen sehingga akan lebih banyak lemak yang disimpan di dalam tubuh. Penderita obesitas yang mempunyai metabolisme basal yang rendah, apabila tidak melakukan olah raga dan diet yang benar mempunyai kecenderungan bertambah gemuk, karena semakin membesarnya otot akan menyebabkannya mudah lapar.

Penyebab lain
·         Genetik
Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya didalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya kita seringkali menjumpai orangtua yang gemuk cenderung memiliki anak-anak yang gemuk pula. Dalam hal ini nampaknya faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh. Halini dimungkinkan karena pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkankepada sang bayi selama dalam kandungan. Maka tidak heranlah bila bayi yang lahirpunmemiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.
·         Kerusakan Pada Salahsatu Bagian Otak
Sistem pengontrol yang mengatur perilaku makan terletak pada suatu bagian otak yang disebut Hipotalamus sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dari otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dari daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi dari darah.Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau pusat makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan (pemberhentian atau pusatkenyang). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka individu menolak untuk makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM makaseseorang akan menjadi rakus dan kegemukan.
·         Pola Makan Berlebihan
Orang yang kegemukan lebih responsif dibanding dengan orang berberat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau saatnya waktumakan. Orang yang gemuk cenderung makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan berlebih inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan jika sang individu tidak memiliki kontrol diri dan motivasi yangkuat untuk mengurangi berat badan.
·         Kurang Gerak/Olahraga
Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian berat tubuh.Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor : 1) tingkat aktivitas dan olah raga secaraumum; 2) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dari kedua faktor tersebut metabolisme basalmemiliki tanggung jawab dua pertiga dari pengeluaran energi orang normal.Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu pertiga pengeluaran energi seseorangdengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki kelebihan berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Pada saat berolahraga kalori terbakar, makin banyak berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsungmempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang duduk bekerja seharian akanmengalami penurunn metabolisme basal tubuhnya. Kekurangan aktifitas gerak akanmenyebabkan suatu siklus yang hebat, obesitas membuat kegiatan olah raga menjadisangat sulit dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya olah raga secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang tersebut. Jadi olah ragasangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori,melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolis normal.
·         Pengaruh Emosional
Sebuah pandangan populer adalah bahwa obesitas bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang-orang gemuk haus akan cinta kasih, seperti anak-anak makanan dianggap sebagai simbol kasih sayang ibu, atau kelebihan makan adalah sebagai subtitusiuntuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam kehidupannya. Walaupun penjelasan demikian cocok pada beberapa kasus, namun sebagian orang yang kelebihan berat badan tidaklah lebih terganggu secara psikologis dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal. Meski banyak pendapat yang mengatakan bahwa 0ranggemuk biasanya tidak bahagia, namun sebenarnya ketidakbahagiaan /tekanan batinnya lebih diakibatkan sebagai hasil dari kegemukannya. Hal tersebut karena dalam suatu masyarakat seringkali tubuh kurus disamakan dengan kecantikan, sehingga orang gemuk cenderung malu dengan penampilannya dan kesulitannya mengendalikan diri terutamadalam hal yang berhubungan dengan perilaku makan.Orang gemuk seringkali mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih banyak apa bila mereka tegang atau cemas, dan eksperimen membuktikan kebenarannya. Orang gemuk makan lebih banyak dalam suatu situasi yang sangat mencekam; orang dengan berat badan yang normal makan dalam situasi yang kurang mencekam (McKenna,1999). Dalam suatu studi yang dilakukan White (1977) pada kelompok orang dengan berat badan berlebih dan kelompok orang dengan berat badan yang kurang, dengan menyajikan kripik (makanan ringan) setelah mereka menyaksikan empat jenis film yang mengundang emosi yang berbeda, yaitu film yang tegang, ceria, merangsang gairah seksual dan sebuah ceramah yang membosankan. Pada orang gemuk didapatkan bahwa mereka lebih banyak menghabiskan kripik setelah menyaksikan film yang tegang dibanding setelah menontonfilm yang membosankan. Sedangkan pada orang dengan berat badan kurang selera makan kripik tetap sama setelah menonton film yang tegang maupun film yangmembosankan.
·         Lingkungan
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi gemuk. Jika seseroang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk.Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal maka orang yangobesitas tidak akan mengalami masalah-masalah psikologis sehubungan dengan kegemukan.


3.      Ukuran populasi mentah obesitas adalah indeks massa tubuh (BMI) yang merupakan indeks sederhana dari berat badan-tinggi untuk-yang umum digunakan dalam mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas pada populasi orang dewasa dan individu - berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi dalam meter (kg/m2). BMI menyediakan pengukuran tingkat populasi yang paling berguna dari kelebihan berat badan dan obesitas sebagai itu adalah sama untuk kedua jenis kelamin dan untuk semua usia dewasa, tetapi itu hanyalah panduan kasar karena mungkin tidak sesuai dengan derajat yang sama kegemukan pada individu yang berbeda.

WHO mendefinisikan orang dewasa yang memiliki BMI antara 25 dan 29,9 sebagai kelebihan berat badan - orang dewasa yang memiliki BMI 30 atau lebih tinggi dianggap obesitas - BMI di bawah 18,5 dianggap berat badan, dan antara 18,5-24,9 berat badan yang sehat.
BMI menyediakan patokan untuk penilaian individu, namun para ahli menduga bahwa risiko penyakit kronis pada populasi meningkat secara progresif dari BMI 21 ke atas.

4.      Dampak obesitas :
(1)   Gangguan psiko-sosial : Rasa rendah diri, depresif dan menarik diri dari lingkungan. Hal ini dikarenakan anak obesitas seringkali menjadi bahan hinaan teman sepermainan dan teman sekolah. Dapat pula karena ketidakmampuan untuk melaksanaan suatu tugas/kegiatan terutama olahraga akibat adanya hambatan pergerakan oleh kegemukannya.
(2)   Pertumbuhan fisik/linier yang lebih cepat dan usia tulang yang lebih lanjut dibanding usia biologisnya.
(3)   Masalah ortopedi : Seringkali terjadi slipped capital femoral epiphysis dan penyakit blount sebagai akibat beban tubuh yang terlalu berat.
(4)   Gangguan pernafasan : Sering terserang infeksi saluran nafas, tidur ngorok, kadang-kadang terjadi opnea sewaktu tidur, sering ngantuk siang hari. Bila gangguan sangat berat disebut sebagai sindrom Pickwickian, yaitu adanya hipoventilasi alveolar.
(5)   Gangguan endokrin : Menars lebih cepat terjadi karena sampingan factor emosional, untuk terjadinya menars diperlukan jumlah lemak tertentu sehingga anak obesitas dimana lemak tubuh sudah cukup tersedia, menars akan terjadi lebih dini.
(6)   Obesitas akan berelanjut sampai dewasa, terutama bila obesitas mulai pada pra-pubertal.
(7)   Penyakit degenaratif dan penyakit metabolik : hipertensi, penyakit jantung, koroner, diabetes melitus, hiperlipoproteinemia, hiperkolesterolemia (dalam Nasar, 1995).

Sumber:

Obesitas adalah perhatian karena implikasinya bagi kesehatan individu karena meningkatkan risiko banyak penyakit dan kondisi kesehatan termasuk :
1)      Penyakit jantung koroner
2)      Diabetes tipe 2
3)      Kanker (endometrium, payudara, dan usus besar)
4)      Hipertensi (tekanan darah tinggi)
5)      Dislipidemia (misalnya, total kolesterol tinggi atau kadar trigliserida yang tinggi)
6)      Pukulan
7)      Hati dan penyakit Kandung empedu
8)      Masalah tidur apnea dan pernapasan
9)      Osteoarthritis (degenerasi tulang rawan dan tulang yang mendasarinya dalam sendi)
10)  dan masalah Ginekologi (menstruasi abnormal, infertilitas).

5.      Cara mengurangi berat badan pada pasien obesitas :
a.      Olahraga
b.      Selain olahraga
Ø  Jangan tinggalkan sarapan
Menurut Mayo Clinic, melewatkan sarapan pagi menyebabkan tubuh menyimpan lebih banyak lemak dan membuat orang lebih mungkin untuk makan berlebihan di tengah hari karena merasa begitu lapar. Biasakanlah sarapan untuk menyimpan sedikit lemak dan memberi energi agar menjadi lebih aktif sepanjang hari.
Ø  Mengurangi porsi dan makan secara perlahan
Bila Anda tetap ingin menikmati makanan kesukaan, maka kurangilah porsinya dan makan secara perlahan setiap kali makan. Mengunyah makanan secara perlahan akan membuat Anda memiliki waktu agar perut mengirimkan sinyal ke otak yang menandakan rasa kenyang. Hal ini akan membantu menurunkan asupan kalori secara keseluruhan, tidak peduli apa jenis makanan yang Anda makan.
Ø  Membuat makanan sendiri
Menurut BBC, makanan olahan dan cepat saji jauh lebih tinggi kandungan lemak, gula dan natrium (garam) dibandingkan non makanan olahan. Cobalah membuat makanan sendiri yang Anda sukai dengan menurunkan kandungan gula, lemak dan garam. Dengan membuat makanan sendiri pelan-pelan Anda mulai berusaha untuk mengurangi lemak, gula dan garam.
Ø  Mengembangkan gaya hidup aktif
Anda tidak harus menghabiskan berjam-jam di gym dan treadmill untuk melakukan olahraga. Cobalah berjalan cepat ketika Anda pergi ke mal untuk berbelanja. Memainkan permainan energik dengan anjing peliharaan atau pergi bermain ke pantai juga bisa membakar kalori. Cari klub dengan musik yang Anda sukai dan pergi menari. Pilih aktivitas yang benar-benar Anda sukai, yang akan membuat Anda tanpa sadar dapat membakar kalori. (Sumber: Wolipop.com)

Author : Velly

Tidak ada komentar:

Posting Komentar