Tutorial Skenario 3 Blok 5
Author : Velly
Seorang anak perempuan berusia sembilan tahun dengan tinggi 129 cm
dan berat 50 kg (diatas persentil ke-95),
dengan indeks massa tubuh (didefinisikan
sebagai berat dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi dalam meter) dari
30,05 (di atas persentil 95). Pemeriksaan
fisik menunjukkan tidak ada kelainan selain dari kelebihan berat badan nya.
Keluarganya makan di sebuah restoran
cepat saji seminggu sekali, dan dia minum
sekitar 450 ml minuman ringan dan 225
ml susu per hari. Aktivitas fisiknya
terbatas pada waktu yang efektif 30 menit dari pendidikan jasmani sekali per minggu. Ia memiliki sekitar 4 jam waktu layar per hari yang dibagi
di antara televisi di ruang keluarga
dan komputer keluarga.
Gadis ini cukup lambat
dan malas secara fisik dalam kegiatan
sehari-hari. Teman sekolahnya sering mengejeknya
dengan sebutan
'gadis gemuk ". Dia sedih dan
menjadi pendiam. Ibunya khawatir
tentang kondisinya.
Step I
Unfamiliar Terms
·
Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)
merupupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang
dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.
Step II
Problem Definition
1.
Apakah
yang dimaksud dengan obesitas ?
2.
Bagaimanakah
patogenesis obesitas dan apa penyebabnya ?
3.
Bagaimana
cara mengukur obesitas ?
4.
Apakah dampak dari obesitas ?
5.
Bagaimana
cara mengurangi berat badan pada pasien
obesitas ?
Pembahasan
1. Kelebihan
berat badan
Obesitas atau yang biasa disebut kegemukan
adalah suatu keadaan di mana terjadi penumpukan lemak yang berlebihan sehingga
berat badan seseorang jauh di atas normal dan membahayakan kesehatan.
Definisi obesitas menurut
para dokter:
·
Suatu
kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan
·
Suatu
penyakit kronik yang dapat diobati
·
Suatu
penyakit epidemik
·
Suatu
kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan dapat menurunkan
kualitas hidup
2. Patogenesis
Obesitas
Pada dasarnya obesitas merupakan
akumulasi sel-sel lemak pada tubuh akibat pemasukan makanan (kalori intake)
lebih besar daripada pengeluaran (kalori use), seluruh kelebihan kalori, baik
dari asupan karbohidrat yang berlebih maupun dari asupan lemak itu sendiri,
akan dibuah ke bentuk lipid melalui proses lipogenesis kecuali protein yang
tidak dapat diubah menjadi lemak, dan obesitas terbentuk.
Resiko kesehatan yang
berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka
BMI :
·
Resiko
rendah : BMI < 27
·
Resiko
menengah : BMI 27 - 30
·
Resiko
tinggi : BMI 30 - 35
·
Resiko
sangat tinggi : BMI 35 – 40
Penyebab Obesitas
a)
Faktor makan yang melebihi kebutuhan tubuh.
Bagi yang mempunyai kebiasaan makan yang berlebih /
ngemil mungkin harus berhati², karena kbiasaan itu bisa menyebabkan kegemukan.
b)
Kurang menggunakan energi.
Pekerjaan yang dilakukan sehari-hari juga dapat
mempengaruhi gaya hidup seseorang, Dalam hal ini aktifitas fisik sangat
diperlukan untuk membakar kalori didalam tubuh. Bila pemasukan kalori
berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktifitas fisik dapat menyebabkan tubuh
jadi gemuk.
c)
Faktor Keturunan
Faktor
keturunan dapat mempengaruhi terjadinya kegemukan. Pengaruhnya sendiri
sebenarnya belum jelas, tetapi memang ada bukti yang mendukung fakta bahwa
keturunan merupakan faktor penguat terjadinya kegemukan. Dari hasil penelitian
gizi di Amerika Serikat, dilaporkan bahwa anak-anak dari orang tua normal
mempunyai 10% peluang menjadi gemuk. Peluang itu akan bertambah menjadi 40-50%
bila salah satu orang tua menderita obesitas dan akan meningkat menjadi 70-80%
bila kedua orang tua menderita obesitas. Oleh karena itu, bayi yang lahir dari
orang tua yang obesitas akan mempunyai kecenderungan menjadi gemuk.
d)
Faktor Hormonal
Pada perempuan yang sedang mengalami menopause dapat
terjadi penurunan fungsi hormon thyroid. Kemampuan untuk menggunakan energi
akan berkurang dengan menurunnya fungsi hormon ini. Hal tersebut terlihat
dengan menurunnya metabolisme tubuh sehingga menyebabkan kegemukan.
e)
Faktor kecepatan metabolisme basal yang rendah
Hal ini disebabkan energi yang dikonsumsi lebih lambat
untuk dipecah menjadi glikogen sehingga akan lebih banyak lemak yang disimpan
di dalam tubuh. Penderita obesitas yang mempunyai metabolisme basal yang
rendah, apabila tidak melakukan olah raga dan diet yang benar mempunyai
kecenderungan bertambah gemuk, karena semakin membesarnya otot akan menyebabkannya
mudah lapar.
Penyebab lain
·
Genetik
Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya
pada generasi berikutnya didalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya kita
seringkali menjumpai orangtua yang gemuk cenderung memiliki anak-anak yang
gemuk pula. Dalam hal ini nampaknya faktor genetik telah ikut campur dalam
menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh. Halini dimungkinkan karena pada
saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar
dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkankepada sang bayi selama
dalam kandungan. Maka tidak heranlah bila bayi yang lahirpunmemiliki unsur
lemak tubuh yang relatif sama besar.
·
Kerusakan Pada Salahsatu Bagian Otak
Sistem pengontrol yang mengatur perilaku makan
terletak pada suatu bagian otak yang disebut Hipotalamus sebuah
kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian
lain dari otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak
pembuluh darah dari daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi
oleh unsur kimiawi dari darah.Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi
penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan
(awal atau pusat makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas
merintangi nafsu makan (pemberhentian atau pusatkenyang). Dari hasil penelitian
didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka individu menolak untuk makan atau
minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum (diberi
infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM makaseseorang akan
menjadi rakus dan kegemukan.
·
Pola Makan Berlebihan
Orang yang kegemukan lebih responsif dibanding dengan
orang berberat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan
bau makanan, atau saatnya waktumakan. Orang yang gemuk cenderung makan bila ia
merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan berlebih inilah
yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan jika sang individu
tidak memiliki kontrol diri dan motivasi yangkuat untuk mengurangi berat badan.
·
Kurang Gerak/Olahraga
Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap
pengendalian berat tubuh.Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor : 1)
tingkat aktivitas dan olah raga secaraumum; 2) angka metabolisme basal atau
tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dari
kedua faktor tersebut metabolisme basalmemiliki tanggung jawab dua pertiga dari
pengeluaran energi orang normal.Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu
pertiga pengeluaran energi seseorangdengan berat normal, tapi bagi orang yang
memiliki kelebihan berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat
penting. Pada saat berolahraga kalori terbakar, makin banyak berolahraga maka
semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsungmempengaruhi
sistem metabolisme basal. Orang yang duduk bekerja seharian akanmengalami
penurunn metabolisme basal tubuhnya. Kekurangan aktifitas gerak akanmenyebabkan
suatu siklus yang hebat, obesitas membuat kegiatan olah raga menjadisangat
sulit dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya olah raga secara tidak langsung
akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang tersebut. Jadi olah
ragasangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar
kalori,melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolis
normal.
·
Pengaruh Emosional
Sebuah pandangan populer adalah bahwa obesitas bermula
dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang-orang gemuk haus akan cinta
kasih, seperti anak-anak makanan dianggap sebagai simbol kasih sayang ibu, atau
kelebihan makan adalah sebagai subtitusiuntuk pengganti kepuasan lain yang
tidak tercapai dalam kehidupannya. Walaupun penjelasan demikian cocok pada
beberapa kasus, namun sebagian orang yang kelebihan berat badan tidaklah lebih
terganggu secara psikologis dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan
normal. Meski banyak pendapat yang mengatakan bahwa 0ranggemuk biasanya tidak
bahagia, namun sebenarnya ketidakbahagiaan /tekanan batinnya lebih diakibatkan
sebagai hasil dari kegemukannya. Hal tersebut karena dalam suatu masyarakat
seringkali tubuh kurus disamakan dengan kecantikan, sehingga orang gemuk
cenderung malu dengan penampilannya dan kesulitannya mengendalikan diri
terutamadalam hal yang berhubungan dengan perilaku makan.Orang gemuk seringkali
mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih banyak apa bila mereka tegang
atau cemas, dan eksperimen membuktikan kebenarannya. Orang gemuk makan lebih banyak dalam suatu situasi yang
sangat mencekam; orang dengan berat badan yang normal makan dalam situasi yang
kurang mencekam (McKenna,1999). Dalam
suatu studi yang dilakukan White (1977) pada kelompok orang dengan berat badan
berlebih dan kelompok orang dengan berat badan yang kurang, dengan menyajikan kripik
(makanan ringan) setelah mereka menyaksikan empat jenis film yang mengundang emosi
yang berbeda, yaitu film yang tegang, ceria, merangsang gairah seksual dan
sebuah ceramah yang membosankan. Pada orang gemuk didapatkan bahwa mereka lebih
banyak menghabiskan kripik setelah menyaksikan film yang tegang dibanding setelah
menontonfilm yang membosankan. Sedangkan pada orang dengan berat badan kurang
selera makan kripik tetap sama setelah menonton film yang tegang maupun film
yangmembosankan.
·
Lingkungan
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang
untuk menjadi gemuk. Jika seseroang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap
gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung
untuk menjadi gemuk.Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor
eksternal maka orang yangobesitas tidak akan mengalami masalah-masalah
psikologis sehubungan dengan kegemukan.
3.
Ukuran
populasi mentah obesitas adalah indeks massa tubuh (BMI) yang merupakan indeks
sederhana dari berat badan-tinggi untuk-yang umum digunakan dalam
mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas pada populasi orang
dewasa dan individu - berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan
kuadrat dari tinggi dalam meter (kg/m2). BMI menyediakan pengukuran tingkat
populasi yang paling berguna dari kelebihan berat badan dan obesitas sebagai
itu adalah sama untuk kedua jenis kelamin dan untuk semua usia dewasa, tetapi
itu hanyalah panduan kasar karena mungkin tidak sesuai dengan derajat yang sama
kegemukan pada individu yang berbeda.
WHO mendefinisikan orang dewasa
yang memiliki BMI antara 25 dan 29,9 sebagai kelebihan berat badan - orang
dewasa yang memiliki BMI 30 atau lebih tinggi dianggap obesitas - BMI di bawah
18,5 dianggap berat badan, dan antara 18,5-24,9 berat badan yang sehat.
BMI menyediakan patokan untuk
penilaian individu, namun para ahli menduga bahwa risiko penyakit kronis pada
populasi meningkat secara progresif dari BMI 21 ke atas.
4. Dampak
obesitas :
(1)
Gangguan psiko-sosial : Rasa rendah diri, depresif dan menarik diri dari
lingkungan. Hal ini dikarenakan anak obesitas seringkali menjadi bahan hinaan
teman sepermainan dan teman sekolah. Dapat pula karena ketidakmampuan untuk
melaksanaan suatu tugas/kegiatan terutama olahraga akibat adanya hambatan
pergerakan oleh kegemukannya.
(2)
Pertumbuhan fisik/linier yang lebih cepat dan
usia tulang yang lebih lanjut dibanding usia biologisnya.
(3)
Masalah ortopedi : Seringkali terjadi slipped capital femoral
epiphysis dan penyakit blount sebagai akibat beban tubuh yang terlalu berat.
(4)
Gangguan pernafasan : Sering terserang infeksi saluran nafas, tidur
ngorok, kadang-kadang terjadi opnea sewaktu tidur, sering ngantuk siang hari.
Bila gangguan sangat berat disebut sebagai sindrom Pickwickian, yaitu adanya
hipoventilasi alveolar.
(5)
Gangguan endokrin : Menars lebih cepat terjadi karena sampingan factor
emosional, untuk terjadinya menars diperlukan jumlah lemak tertentu sehingga
anak obesitas dimana lemak tubuh sudah cukup tersedia, menars akan terjadi
lebih dini.
(6)
Obesitas akan berelanjut sampai dewasa, terutama bila obesitas mulai pada
pra-pubertal.
(7)
Penyakit degenaratif dan penyakit metabolik : hipertensi, penyakit jantung, koroner,
diabetes melitus, hiperlipoproteinemia, hiperkolesterolemia (dalam Nasar,
1995).
Sumber:
Obesitas adalah perhatian karena implikasinya bagi kesehatan
individu karena meningkatkan risiko banyak penyakit dan kondisi kesehatan
termasuk :
1)
Penyakit
jantung koroner
2)
Diabetes
tipe 2
3)
Kanker
(endometrium, payudara, dan usus besar)
4)
Hipertensi
(tekanan darah tinggi)
5)
Dislipidemia
(misalnya, total kolesterol tinggi atau kadar trigliserida yang tinggi)
6)
Pukulan
7)
Hati dan
penyakit Kandung empedu
8)
Masalah
tidur apnea dan pernapasan
9)
Osteoarthritis
(degenerasi tulang rawan dan tulang yang mendasarinya dalam sendi)
10) dan masalah Ginekologi (menstruasi abnormal,
infertilitas).
5. Cara
mengurangi berat badan pada pasien obesitas :
a.
Olahraga
b.
Selain olahraga
Ø Jangan
tinggalkan sarapan
Menurut Mayo Clinic, melewatkan sarapan pagi
menyebabkan tubuh menyimpan lebih banyak lemak dan membuat orang lebih mungkin
untuk makan berlebihan di tengah hari karena merasa begitu lapar. Biasakanlah
sarapan untuk menyimpan sedikit lemak dan memberi energi agar menjadi lebih
aktif sepanjang hari.
Ø Mengurangi
porsi dan makan secara perlahan
Bila Anda tetap ingin menikmati makanan kesukaan, maka
kurangilah porsinya dan makan secara perlahan setiap kali makan. Mengunyah
makanan secara perlahan akan membuat Anda memiliki waktu agar perut mengirimkan
sinyal ke otak yang menandakan rasa kenyang. Hal ini akan membantu menurunkan
asupan kalori secara keseluruhan, tidak peduli apa jenis makanan yang Anda
makan.
Ø Membuat
makanan sendiri
Menurut BBC, makanan olahan dan cepat saji jauh lebih
tinggi kandungan lemak, gula dan natrium (garam) dibandingkan non makanan
olahan. Cobalah membuat makanan sendiri yang Anda sukai dengan menurunkan
kandungan gula, lemak dan garam. Dengan membuat makanan sendiri pelan-pelan
Anda mulai berusaha untuk mengurangi lemak, gula dan garam.
Ø Mengembangkan
gaya hidup aktif
Anda tidak harus menghabiskan berjam-jam di gym dan
treadmill untuk melakukan olahraga. Cobalah berjalan cepat ketika Anda pergi ke
mal untuk berbelanja. Memainkan permainan energik dengan anjing peliharaan atau
pergi bermain ke pantai juga bisa membakar kalori. Cari klub dengan musik yang
Anda sukai dan pergi menari. Pilih aktivitas yang benar-benar Anda sukai, yang
akan membuat Anda tanpa sadar dapat membakar kalori. (Sumber: Wolipop.com)
Author : Velly
Tidak ada komentar:
Posting Komentar