Author : Diani Susanti, Gupita Permata Agni
SKENARIO
Seorang anak ditepuk dibagian kaki
oleh ibunya, agar segera bangun karena waktu sudah menunjukkan jam 6 pagi, dia
kaget dan terbangun. Kemudian dia bersiap-siap karena jam 8 pagi akan ujian
dikampus. Biasanya anak tersebut bisa bangun dengan sendirinya. Anak tersebut
belajar sampai larut malam pada malam sebelumnya.
·
Masalah
yang didapat adalah
1.
Klasifikasi sistem saraf yang ada pada
manusia?
2.
Bagaimana Mekanisme sistem saraf
manusia?
3.
Gerak sadar dan gerak Refleks?
4.
Mekanisme tidur yang berhubungan dengan
sistem saraf?
5.
Efek dari belajar sampai larut malam?
6.
Bagaimana klasifikasi indera somatik?
7.
Apa saja jenis reseptor taktil?
·
PEMBAHASAN
1.
Klasifikasi sistem saraf yang ada pada manusia
Unit
terkecil dari sistem saraf manusia ada sel saraf (Neuron).
Sel
saraf tersusun oleh : Badan sel (perikaryion), dendrit, akson.
Ø Badan Sel : merupakan bagian sel saraf yang mengandung
nukleus (inti sel) dan tersusun pula sitoplasma yang bergranuler dengan warna
kelabu. Di dalamnya juga terdapat membran sel, nukleolus (anak inti sel), dan
retikulum endoplasma. Retikulum endoplasma tersebut memiliki struktur
berkelompok yang disebut badan Nissl.
Ø Dendrit : Pada badan sel
terdapat bagian yang
berupa serabut dengan penjuluran pendek.Dendrit memiliki
struktur yang bercabang-cabang (seperti pohon) dengan berbagai bentuk dan
ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls (rangsang) yang datang dari
reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf.
Ø Akson : Badan sel juga
terdapat penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang.Akson berperan dalam
menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar.
Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa
mencapai 1 hingga 2 meter.
Supaya informasi atau
impuls yang dibawa tidak bocor (sebagaiisolator), akson dilindungi oleh
selubung lemak yang kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung mielin.
Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung
mielin tersebut dihasilkan oleh sel-sel pendukung yang
disebut oligodendrosit. Sementara itu, pada akson terdapat
bagian yang tidak terlindungi oleh selubung mielin. Bagian ini disebut nodus
Ranvier, yang berfungsi memperbanyak impuls saraf atau mempercepat
jalannya impuls.
a)
Berdasarkan
fungsinya saraf dibedakan menjadi 3
bagian
-
Neuron
Sensorik
ð Merupakan neuron yang memiliki badan sel
yang bergerombol membentuk simpul saraf atau ganglion. Fungsi dari neuron
sensorik adalah meneruskan impuls (rangsangan) dari reseptor menuju saraf pusat
(otak dan medula spinalis ). Disebut juga neuron indra.
-
Neuron
motorik
ð Merupakan neuron yang meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan
kelenjar yang akan melakukan respon tubuh. Disebut juga neuron penggerak.
-
Interneuron
atau Neuron Adjustor
ð Merupakan penghubung antara neuron
sensorik dan neuron motorik yang terletakan pada otak dan medulla spinalis.
Disebut juga dengan neuron konektor.
2. Mekanisme
sistem saraf manusia
Rangsang yang terjadi harus adanya suatu
impuls. Impuls adalah sel-sel saraf yang bekaerja secara kimia. Impuls adalah arus listrik yang timbul
akibatnya adanya rangsangan. Sel saraf yang sedang tidak aktif mempunyai potensial listrik yang disebut
potensial istirahat. Jika ada rangsang, misalnya sentuhan, potensial istirahat
berubah menjadi potensial aksi. Potensial aksi merambat dalam bentuk arus
listrik yang disebutimpuls
yang merambat dari sel saraf ke sel saraf berikutnya sampai ke pusat saraf atau
sebaliknya. Selain adanya
impuls, sel-sel saraf juga bekerja secara bersama-sama. Pada saat datang rangsang, impuls mengalir dari
satu sel saraf ke sel saraf penghubung, sampai ke pusat saraf atau sebaliknya
dari pusat saraf ke sel saraf terus ke efektor.
Hubungan antara dua sel saraf disebut sinapsis.Jika impuls sampai ke bongkol
sinaps pada bongkol sinaps akan disintesis zat penghubung atau neurotransmiter,
misalnya zat asetilkolin.Dengan zat transmiter inilah akan terjadi
potensial aksi pada dendrite yang berubah menjadi impuls pada sel saraf yang
dihubunginya. Setelah itu, asetilkolin akan segera tidak aktif karena diuraikan
oleh enzim kolin esterase menjadi asetat dan kolin. Sistem saraf mengirimkan sinyal-sinyal listrik yang
sangat kecil dan bolak-balik, dengan membawa informasi dari satu bagian tubuh
ke bagian tubuh yang lain. Ada dua cara yang dilakukan neuron sensorik untuk
menghantarkan impuls tersebut, yakni melalui membran sel atau membran plasma
dan sinapsis.
§ Penghantaran Impuls
Saraf melalui Membran Plasma
Di dalam neuron, sebenarnya terdapat
membran plasma yang sifatnya semipermeabel. Membran plasma neuron tersebut
berfungsimelindungi cairan sitoplasma yang berada di dalamnya. Hanya ion-ion
tertentu akan dapat bertranspor aktif melewati membran plasmamenuju membran plasma neuron lain.Apabila
tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan istirahat, sitoplasma di
dalam membran plasma bermuatan listrik negatif, sedangkan cairan di luar
membran bermuatan positif. Keadaan yang demikian dinamakan polarisasi atau
potensial istirahat. Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya
mekanisme transpor aktif yakni pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion natrium
(Na+) di luar membrane plasma dari suatu akson neuron lebih tinggi dibandingkan
konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion kalium (K+) di dalamnya
lebih besar daripada di luar. Akibatnya, mekanisme transpor aktif terjadi pada
membran plasma.Kemudian, apabila neuron dirangsang dengan kuat, permeabilitas
membran plasma terhadap ion Na+ berubah meningkat. Peningkatan permeabilitas
membran ini menjadikan ion Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga muatan
sitoplasma berubah menjadi positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi
atau potensial aksi.Sementara itu, ion K+ akan segera
berdifusi keluar melewati membrane Fase ini dinamakan repolarisasi.
Perbedaan muatan pada bagian
yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan arus listrik. Kondisi depolarisasi ini akan berlangsung secara
terus-menerus, sehingga menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls
saraf akan terhantar sepanjang akson. Setelah impuls terhantar, bagian
yang mengalami depolarisasi akan meng alami fase istirahat kembali dan tidak
ada impuls yang lewat. Waktu pemulihan ini dinamakan fase refraktori
atau undershoot.
Sumber : Bahan Kuliah Dra. Idiani Dharmawati,
M.Kes (Jumat, 14 November 2014)
3. Gerak
sadar dan gerak Refleks
Sistem saraf pusat meliputi otak
(ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan
organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Walaupun otak dan
sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada
otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian
putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa
materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi
putih.
Sumber
: 2010/06/sistem-saraf-sadar.pdf
Terjadinya
Gerak Biasa Dan Gerak Refleks
Gerak
merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan 4
penghantaran
impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula
gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan
sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke
otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak,
berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksanakan
oleh efektor. Gerak refleks berjalan
sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa
memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks
misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada
gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai
dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke
pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di
dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke
efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks.
Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung
(asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit
pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf
penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
Sumber : 2013/11/SISTEM-SARAF.pdf
4.
Mekanisme tidur yang berhubungan dengan sistem saraf
Setelah beraktifitas sepanjang hari
tentunya fungsi-fungsi tubuh seluruh tubuh kita sudah melemah, seperti aliran
darah, aliran getah bening, sistem saraf, dan sekresi internal. Untuk
mengembalikan fungsi-fungsi tubuh kita cara yang terbaik adalah dengan
istirahat dan tidur.Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, tidur didefenisikan :
berbaring-baring (untuk melepaskan lelah dsb). Tidur didefinisikan sebagai
suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang
tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau
dengan rangsang lainnya. Tidur berbeda
dengan koma, koma merupakan keadaan bawah sadar dimana seseorang tersebut tidak
bisa dibangunkan.
Ada 2 tipe tidur, setiap malam
seseorang mengalami dua tipe yang yang saling bergantian satu sama lain, Tipe 1 disebut tidur gelombang lambat dan tipe 2 tidur dengan gerakan mata cepat mata (REM sleep). Setiap malamnya,
sebagia besar masa tidur terdiri atas gelombang lambat yang bervariasi, yakni
tidur yang nyenyak/dalam, istirahat/ketenanagan yang dialami seseorang pada
jam-jam pertama tidur seseudah terjaga selama berberapa jam sebelumnya.
§ Tidur gelombang lambat
Tahapan
tidur ini begitu tenangnya dan daapt dihubungkan dengan penurunan tonus
pembuluh darah perifer dan fungsi-fungsi vegetatif tubuh lainya. Selain itu,
tekanan darah, frekuensi pernafasan, dan kecepatan metabolisme basal akan
berkurang 10 sampai 30 persen. Selama
tidur gelombang lambat, tidak terjadi konsilidasi mimpi dalam ingatan.
§ Tidur REM
Tidur
REM merupakan tipe tidur dimana otak benar-benar dalam keadaan aktif. Namun,
aktivitas otak tidak disalurkan kearah yang sesuai agar orang itu tanggap penuh
terhadap keadaan sekelilingnya dan kemudian terbangun.
Salah
satu cirinya adalah pada tahap REM biasanya orang lebih sukar dibangunkan dari
pada waktu tahap tidur gelombang lambat, walaupun telah diberi rangsangan
sensorik, dan ternyata orang-orang terbangun dipagi hari sewaktu periode tidur
REM, dan bukan pada waktu tidur gelombang lambat. Diduga penyebab tidur adalah proses
penghambatan aktif. Teori lain yang menyatakan bahwa area eksitatoris pada batang
otak bagian atas, yang disebut sistem aktivasi
retikuler, mengalami kelelah yang setelah seharian terjaga dan karena
itu menjadi aktif.
Efek Fisiologik Tidur
Keadaan
tidur menyebabkan timbulnya dua macam efek fisologik utama : pertama, efek pada
sarafya sendiri dan efek pada struktur tubuh lainnya. Berkurangnya keadaan
tidur tentu sajaakan mempengaruhi fungsi sistem saraf pusat.
Sumber
: Fisiologi Kedokteran (Guyton & Hall) halaman : 945
5. Efek
dari belajar sampai larut malam
Efek
dari belajar sampai larut malam pada sistem saraf adalah terganggunya waktu
tidur yang seharusnya 30% dari waktu 24 jam atau sekitar 6-8 jam. jumlah
tidur yang cukup, penting bagi kesehatan mentaldan fisik, fungsi kognitif, memori dan belajar.
Syarat tidur untuk orang dewasa bervariasi,
tetapi 6'5 jam per hari dianggap normal untuk orang dewasa.Telah dilaporkan bahwa kurang tidur dapatmenyebabkan ketidakstabilan emosional, kehilangan memori, danpenurunan konsentrasi. Berbagai penelitian telah dilakukan danhasilnya menunjukkan bahwa kurang tidur berpengaruh padaprestasi
akademik siswa dan juga menyebabkan gangguan suasanahari, ketiakpuasan
beraktivitas, mengantuk, obesitas dan penurunanfungsi kognitif
6. Klasifikasi
Indera Somatik
Klasifikasi indera
somatik ada 3 yaitu :
·
Indera
somatik mekanoreseptif yang meliputi sensasi taktil dan posisi yang dirangsang
oleh pemindahan secara mekanis beberapa jaringan tubuh
·
Indera
termoreseptif yaitu yang mendeteksi panas dan dingin
·
Indera
rasa nyeri yang diaktifkan oleh setiap faktor yang merusak jaringan
Klasifikasi lain
sensasi somatik yaitu :
·
Sensasi
eksteroreseptif yang berasal dari permukaan tubuh
·
Sensasi
proprioreseptif yang berhubungan dengan keadaan fisik tubuh, meliputi sensasi
posisi, sensasi tendon dan otot, ensasi tekan yang berasal dari telapak kaki
dan sensasi keseimbangan
·
Sensasi
viseral merupakan sensasi yang berasal dari organ visera tubuh (sensasi dari
organ dalam tubuh)
·
Sensasi
dalam merupakan sensasi yang berasal dari organ-organ dalam seperti fasia,otot,
dan tulang. Sensasi ini meliputi tekanan “dalam”,nyeri, dan getaran
7.
Reseptor Taktil
Reseptor taktil
terdapat paling sedikit 6 jenis yaitu :
·
Ujung
saraf bebas, yang banyak dijumpai di semua bagian kulit dan jaringan-jaringan
lainnya
·
Reeptor
raba dengan sensitivitas tinggi, yakni badan meissner yang merupakan juluran
ujung saraf berkapsul dari saraf sensorik besar bermielin. Badan ini dapat
dijumpai pada bagian kulit yang tidak berambut terutama banyak sekali dijumpai
di ujung jari, bibir, dan daerah kulit lain
·
Ujung
jari dan bagian lainnya yang banyak mengandung badan meissner biasanya juga
mengandung banyak reseptor taktil yang ujungnya meluas
·
Pergerakan
sedikit pada rambut tubuh manapun akan merangsang serat saraf yang mengelilingi
pangkalnya
·
Di
lapisan kulit yang lebih dan juga di jaringan dalam banyak dijumpai ujung
ruffini yang berujung banyak, ujungnya berkapsul
·
Badan
pacini terletak tepat di bawah kulit dan juga di jaringan fasia tubuh yang lebih
dalam. Reseptor ini hanya dapat dirangsang oleh penekanan lokal jaringan yang
cepat karena reseptor ini beradaptasi dalam waktu beberapa seperseratus detik.
Sumber : Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton dan Hall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar