Author : ventychan / Ve
Mahasiswa Dapat Menjelaskan :
1.
Metabolism Karbohidrat
2.
Hubungan jalur metabolism antara
3.
Pembentukan energy dari glukosa,
lemak, dan protein
4.
Komplikasi gangguan metabolism
karbohidrat
Metabolisme Karbohidrat
Dibagi menjadi 2 yaitu :
Katabolisme merupakan salah satu proses yang terjadi dalam sel
hidup. Salah sau contoh katabolisme adalah proses pernapasan sel atau respirasi
sel.Respirasi sel merupakan cara sel untuk mendapatkan energi dalam bentuk ATP
dan energi elektron tertinggi(NADH2 dan FADH2).
1. Respirasi Aerob
Respirasi aerob merupakan respirasi
yang menggunakan oksigen bebas untuk mendapatkan energi.
Ada dua macam respirasi
karbohidrat,yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob.
a.
Glikolisis
Glikolisis adalah proses pengubahan molekul glukosa (terdiri
dari 6 atom C) menjadi asam piruvat (terdiri dari 3 atom C),dengan
menghasilkan NADH dan ATP.
b.
Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat
Dekarboksilasi oksidatif asam piruvat berlangsung pada matriks
mitokondria.
c.
Siklus Krebs
Seluruh reaksi dalam siklus krebs berlangsung dengan memerlukan
oksigen bebas (aerob).
d.
Transpor Elektron
Transpor elektron terjadi di membran dalam mitokondria.
2. Respirasi Anaerob
Respirasi
anaerob merupakan reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi tanpa
menggunakan oksigen sebagai penerima elektron akhir pada saat pembentukan ATP.
Anabolisme merupakan reaksi penyusun zat dari senyawa
sederhana menjadi senyawa kompleks yang berlangsung di dalam sel.
1. Fotosintesis
Fotosintesis adalah
peristiwa penyusun zat organik (karbohidrat) dari zat anorganik (air dan karbon
dioksida) dengan bantuan energi cahaya.
a.
Reaksi Terang
Reaksi terang dapat berlangsung bila ada cahaya,dan pada reaksi
terang terjadi proses fotolisis.Fotolisis adalah peristiwa di mana energi sinar
yang diterima digunakan untuk memecah molekul air menjadi H+ dan O2.
Persamaan reaksi terang dapat dituliskan sebagai berikut.
1). Fotosistem
2). Aliran elektron.
b.
Reaksi Gelap
Reaksi gelap adalah reaksi yang berlangsung
tanpa bantuan cahaya.Reaksi gelap terjadi di dalam stroma.Stroma merupakan
matriks kloroplas yang tidak berwarna yang mengandung grana.Reaksi ini disebut
juga siklus calvin Benson dan berlangsung dalam tiga tahap, yaitu:
1)
Tahap fiksasi (pengikatan)
CO2,terjadi penambatan CO2 oleh ribulosa difosfat (RuDP) menjadi asam
fosfogliserat (APG).
2)
Tahap reduksi,terjadi pemakaian ion
H+ dan NADPH untuk mereduksi asam fosfogliserat (APG) menjadi
fosfogliseraldehid(PGAL).
3)
Tahap regenerasi ribulosa
difosfat(RuDP),terbentuknya RuDP penambatan CO2 kembali berlangsung.
2. Jalur C3,Jalur C4 dan Jalur CAM
a.
Jalur C3 (Siklus Calvin-Benson)
b.
Jalur C4 (Jalur Hatch-Slak)
c.
Jalur CAM (Crassulacean Acid Metabolisme)
METABOLISME GLUKOSA
2.1
Proses Glikolisis
Tahap awal metabolisme konversi glukosa menjadi energi di dalam
tubuh akan berlangsung secara anaerobik melalui proses yang dinamakan
Glikolisis (Glycolysis). Proses ini berlangsung dengan mengunakan bantuan 10
jenis enzim yang berfungsi sebagai katalis di dalam sitoplasma (cytoplasm) yang
terdapat pada sel eukaryotik (eukaryotic cells). Inti dari keseluruhan proses
Glikolisis adalah untuk mengkonversi glukosa menjadi produk akhir berupa
piruvat.
Pada proses Glikolisis, 1 molekul glukosa yang memiliki 6 atom
karbon pada rantainya (C6H12O6) akan terpecah menjadi produk akhir berupa 2
molekul piruvat (pyruvate) yang memiliki 3 atom karbom (C3H3O3). Proses ini
berjalan melalui beberapa tahapan reaksi yang disertai dengan terbentuknya
beberapa senyawa antara seperti Glukosa 6-fosfat dan Fruktosa 6-fosfat.
Selain akan menghasilkan produk akhir berupa molekul piruvat,
proses glikolisis ini juga akan
menghasilkan
molekul ATP serta molekul NADH (1 NADH3 ATP). Molekul ATP yang terbentuk ini
kemudian akan diekstrak oleh sel-sel tubuh sebagai komponen dasar sumber
energi. Melalui proses glikolisis ini 4 buah molekul ATP & 2 buah molekul
NADH (6 ATP) akan dihasilkan serta pada awal tahapan prosesnya akan mengkonsumsi
2 buah molekul ATP sehingga total 8 buah ATP akan dapat terbentuk.
Tahap metabolisme energi berikutnya akan berlangsung
pada kondisi aerobik dengan mengunakan bantuan oksigen (O2). Bila oksigen
tidak tersedia maka molekul piruvat hasil proses glikolisis akan terkonversi
menjadi asam laktat. Dalam kondisi aerobik, piruvat hasil proses glikolisis
akan teroksidasi menjadi produk akhir berupa H2O dan CO2 di dalam tahapan
proses yang dinamakan respirasi selular (Cellular respiration).
Proses respirasi
selular ini terbagi menjadi 3 tahap utama yaitu
- produksi Acetyl-CoA
- proses oksidasi Acetyl-CoA dalam siklus
asam sitrat (Citric-Acid Cycle)
- Rantai Transpor Elektron (Electron Transfer
Chain/Oxidative Phosphorylation).
Tahap kedua dari proses respirasi selular yaitu Siklus Asam
Sitrat merupakan pusat bagi seluruh aktivitas metabolisme tubuh. Siklus ini
tidak hanya digunakan untuk memproses karbohidrat namun juga digunakan untuk
memproses molekul lain seperti protein dan juga lemak.
2.2.1. Produksi acetyl-CoA / Proses
Konversi Pyruvate
Sebelum memasuki Siklus Asam Sitrat
(Citric Acid Cycle) molekul piruvat akan teroksidasi terlebih dahulu di
dalam mitokondria menjadi Acetyl-Coa dan CO2 . Proses ini berjalan dengan
bantuan multi enzim pyruvate dehydrogenase complex (PDC) melalui 5 urutan
reaksi yang melibatkan 3 jenis enzim serta 5 jenis coenzim. 3 jenis enzim yang terlibat
dalam reaksi ini adalah
- enzim Pyruvate Dehydrogenase (E1)
- dihydrolipoyl transacetylase (E2)
- dihydrolipoyl dehydrogenase (E3)
Sedangkan coenzim
yang telibat dalam reaksi ini adalah TPP, NAD+, FAD, CoA & Lipoate.
2.2.2. Proses oksidasi Acetyl-CoA
(Citric-Acid Cycle)
Molekul Acetyl CoA yang merupakan
produk akhir dari proses konversi Pyruvate kemudian akan masuk kedalam
Siklus Asam Sitrat. Secara sederhana persamaan reaksi untuk 1 Siklus Asam
Sitrat (Citric Acid Cycle) dapat dituliskan :
Acetyl-CoA + oxaloacetate + 3 NAD+ + GDP + Pi +FAD -->
oxaloacetate + 2 CO2 + FADH2 + 3 NADH + 3 H+ + GTP
Siklus ini merupakan tahap akhir dari
proses metabolisme energi glukosa. Proses konversi yang terjadi pada siklus
asam sitrat berlangsung secara aerobik di dalam mitokondria. Inti dari proses
yang terjadi pada siklus ini adalah untuk mengubah 2 atom karbon yang terikat
didalam molekul Acetyl-CoA menjadi 2 molekul karbon dioksida (CO2), membebaskan
koenzim A serta memindahkan energi yang dihasilkan pada siklus ini ke dalam
senyawa NADH, FADH dan GTP. Selain menghasilkan CO2 dan GTP, dari persamaan
reaksi dapat terlihat bahwa satu putaran Siklus Asam SItrat juga akan
menghasilkan molekul NADH & molekul FADH2 . Untuk melanjutkan proses
metabolisme energi, kedua molekul ini kemudian akan diproses kembali secara
aerobik di dalam membran sel mitokondria melalui proses Rantai Transpor
Elektron untuk menghasilkan produk akhir berupa ATP dan air (H2O).
2.2.3. Proses /Rantai Transpor
Elektron
Proses konversi molekul FADH dan NADH
yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat (citric acid cycle) menjadi energi
dikenal sebagai proses fosforilasi oksidatif (oxidative phosphorylation) atau
juga Rantai Transpor Elektron (electron transport chain). Di dalam proses ini,
elektron-elektron yang terkandung didalam molekul NADH & FADH ini akan
dipindahkan ke dalam aseptor utama yaitu oksigen (O2). Pada akhir tahapan
proses ini, elektron yang terdapat di dalam molekul NADH akan mampu untuk
menghasilkan 3 buah molekul ATP sedangkan elektron yang terdapat dalam molekul
FADH2 akan menghasilkan 2 buah molekul ATP.
Energi Metabolisme Glukosa
Secara keseluruhan proses metabolisme Glukosa akan menghasilkan
produk samping berupa karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). Karbon dioksida
dihasilkan dari siklus Asam Sitrat sedangkan air (H2O) dihasilkan dari proses
rantai transport elektron. Melalui proses metabolisme, energi kemudian akan
dihasilkan dalam bentuk ATP dan kalor panas. Terbentuknya ATP dan kalor panas
inilah yang merupakan inti dari proses metabolisme energi. Melalui proses
Glikolisis, Siklus Asam Sitrat dan proses Rantai Transpor Elektron, sel-sel
yang tedapat di dalam tubuh akan mampu untuk mengunakan dan menyimpan energi
yang dikandung dalam bahan makanan sebagai energi ATP. Secara umum proses
metabolisme secara aerobik akan mampu untuk menghasilkan energi yang lebih
besar dibandingkan dengan proses secara anaerobik. Dalam proses metabolisme
secara aerobik, ATP akan terbentuk sebanyak 36 buah sedangkan proses anaerobik
hanya akan menghasilkan 2 buah ATP. Ikatan yang terdapat dalam molekul ATP ini
akan mampu untuk menghasilkan energi sebesar 7.3 kilokalor per molnya.
HUBUNGAN ANTARA KATABOLISME KARBOHIDRAT, PROTEIN, dan
LEMAK
Dalam sel reaksi metabolisme tidak terpisah satu sama lain yaitu
membentuk suatu jejaring yang saling berkaitan. Di dalam tubuh manusia terjadi
metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Bagaimana keterkaitan ketiganya?
Pada bagan terlihat karbohidrat, protein, dan lemak bertemu pada
jalur siklus Krebs dengan masukan asetil koenzim A. Asetil Ko-A sebagai bahan
baku dalam siklus Krebs untuk menghasilkan energi yang berasal dari katabolisme
karbohidrat, protein, maupun lemak. Titik temu dari berbagai jalur metabolisme
ini berguna untuk saling menggantikan “bahan bakar” di dalam sel. Hasil
katabolisme karbohidrat, protein, dan lemak juga bermanfaat untuk menghasilkan
senyawa- senyawa lain yaitu dapat membentuk ATP, hormon, komponen hemoglobin
ataupun komponen sel lainnya
Lemak (asam heksanoat) lebih banyak mengandung hidrogen terikat
dan merupakan senyawa karbon yang paling banyak tereduksi, sedangkan
karbohidrat (glukosa) dan protein (asam glutamat) banyak mengandung oksigen dan
lebih sedikit hidrogen terikat adalah senyawa yang lebih teroksidasi.
Senyawa karbon yang
tereduksi lebih banyak menyimpan energi dan apabila ada pembakaran sempurna
akan membebaskan energi lebih banyak karena adanya pembebasan elektron yang
lebih banyak. Jumlah elektron yang dibebaskan menunjukkan jumlah energi yang
dihasilkan. Jalur katabolisme yang berbeda glukosa dan asam glutamat dapat
menghasilkan jumlah ATP yang sama yaitu 36 ATP. Sedangkan katabolisme asam
heksanoat dengan jumlah karbon yang sama dengan glukosa (6 karbon) menghasilkan
44 ATP, sehingga jumlah energi yang dihasilkan pada lemak lebih besar
dibandingkan dengan yang dihasilkan pada karbohidrat dan protein. Sedangkan
jumlah energi yang dihasilkan protein setara dengan jumlah yang dihasilkan
karbohidrat dalam berat yang sama.
Disimpulkan jika
kita makan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak akan lebih
memberikan rasa kenyang jika dibandingkan dengan protein dan karbohidrat.
Karena rasa kenyang tersebut disebabkan oleh kemampuan metabolisme lemak untuk
menghasilkan energi yang lebih besar.
Penyakit Akibat Kelainan Metabolisme Karbohidrat
1. Glikogenosis
Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen) adalah sekumpulan
penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa enzim yang
diperlukan untuk mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah glikogen menjadi
glukosa (untuk digunakan sebagai energi).
Pada glikogenosis,
sejenis atau sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di dalam jaringan
tubuh, terutama di hati.Gejalanya timbul sebagai akibat dari penimbunan
glikogen atau hasil
pemecahan glikogen
atau akibat dari ketidakmampuan untuk menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh
tubuh. Usia ketika timbulnya gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung
kepada enzim apa yang tidak ditemukan. Enzim yang hilang dapat diketahui dengan
melakukan diagnosa pada contoh jaringan seperti hati atau otot.
Pengobatan tergantung kepada jenis penyakitnya, untuk membantu
mencegah turunnya kadar gula darah, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan kaya
karbohidrat dalam porsi kecil sebanyak beberapa kali dalam sehari. Pada
beberapa anak yang masih kecil, masalah ini bisa diatasi dengan memberikan
tepung jagung yang tidak dimasak setiap 4-6 jam. Kadang pada malam hari
diberikan larutan karbohidrat melalui selang yang dimasukkan ke lambung.
Penyakit ini cenderung menyebabkan penimbunan asam urat, yang dapat menyebabkan
batu ginjal. Untuk mencegah hal tersebut seringkali perlu diberikan
obat-obatan. Pada beberapa jenis glikogenesis, untuk mengurangi kram otot,
aktivitas seseorang harus dibatasi.
2. Intoleransi Fruktosa Herediter
Intoleransi
Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak dapat
menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase.
Sebagai akibatnya, fruktose
1-fosfatase (yang merupakan hasil pemecahan dari fruktosa) tertimbun di dalam
tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan menghalangi perubahan glikogen
menjadi glukosa sebagai sumber energi.
Fruktosa atau
sukrosa (yang dalam tubuh akan diuraikan menjadi fruktosa) dalam jumlah yang
lebih, bisa menyebabkan:
·
hipoglikemia (kadar gula darah yang
rendah) disertai keringat dingin
·
tremor (gerakan gemetar diluar
kesadaran)
·
linglung
·
mual
·
muntah
·
nyeri perut
·
kejang (kadang-kadang)
·
koma
Jika penderita terus mengkonsumsi fruktosa, bisa terjadi
kerusakan ginjal dan hati serta kemunduran mental.Pada penangananya
dilakukan pengujian respon tubuh terhadap fruktosa dan glukosa yang
diberikan melalui infus.Karier (pembawa gen untuk penyakit ini tetapi tidak
menderita penyakit ini) dapat ditentukan melalui analisa DNA dan
membandingkannya dengan DNA penderita dan DNA orang normal.Pengobatan
terdiri dari menghindari fruktosa (biasanya ditemukan dalam buah-buahan yang
manis), sukrosa dan sorbitol (pengganti gula) dalam makanan sehari-hari.
Serangan hipoglikemia diatasi dengan pemberian tablet glukosa, yang harus
selalu dibawa oleh setiap penderita intoleransi fruktosa herediter.
3. Fruktosuria
Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya, dimana
fruktosa dibuang ke dalam air kemih.Fruktosuria disebabkan oleh kekurangan
enzim fruktokinase yang sifatnya diturunkan. Kemungkinan terkena penyakit
ini adalah 1 dari 130.000 penduduk. Fruktosuria tidak menimbulkan gejala,
tetapi kadar fruktosa yang tinggi di dalam darah dan air kemih dapat
menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes mellitus.Pada penderita
Fruktosuria ini tidak perlu dilakukan pengobatan secara khusus.
4. Pentosuria
Pentosuria adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang
ditandai dengan ditemukannya gula Xylulosa di dalam air kemih karena tubuh
tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk mengolah xylulosa.Pentosuria tidak
menimbulkan masalah kesehatan, tetapi adanya xylulosa dalam air kemih bisa
menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes mellitus.Seperti halnya
penderita Fruktosuria, penderita Pentosuria juga tidak memerlukan pengobatan
secara khusus.
5. Diabetes melitus (Hiperglykemia)
Penyebab penyakit
ini adalah defisiensi insulin. Gejala klinis yang terjadi akibat penyakit ini
adalah Hiperglikemia yaitu Glikosuria Dapat diikuti gangguan sekunder
metabolisme protein dan lemak juga dapat berakhir dengan kematian. Kebanyakan
yang menderita penyakit ini adalah orang yang berusia antara 50-60 tahun atau
pada lansia.
6.Hipoglikemia
Apa hipoglikemia?
Hipoglikemia adalah
keadaan dimana kadar gula (glukosa) darah turun di bawah normal (kurang dari 70
mg/dl). Sebelum makan, kadar glukosa darah biasanya berada pada rentang 70 –
130 mg/dl, sedangkan satu atau dua jam setelah makan kadar gula darah akan
naik, tapi normalnya masih di bawah 180 mg/dl.
Apa penyebab hipoglikemia?
Ada beberapa
penyebab hipoglikemia antara lain adalah aktifitas fisik yang sangat berat,
puasa, atau sengaja hanya makan dalam jumlah sangat sedikit dalam waktu yang
lama. Hipoglikemia juga dapat terjadi akibat efek samping pemakaian obat-obat
diabetes.
Apa gejala hipoglikemia?
Pusing, berkeringat
dingin, gelisah, bingung, sulit bicara, bahkan tidak sadarkan diri.
Bagaimana pengobatan hipoglikemia?
Pengobatan paling
sederhana adalah dengan memberi minum air gula atau makanan yang manis-manis
seperti permen. Jika penderita tidak sadarkan diri, dapat diberikan suntikan
glukosa dosis tinggi.
Apa bahaya hipoglikemia?
Hipoglikemia jika
diatasi dengan benar dan tepat akan sembuh dengan baik. Tetapi jika terlambat
diobati dapat menimbulkan kerusakan otak bahkan kematian.
MENGENAL HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS DAN ANAK
HOMEOSTASIS GLUKOSA
Kadar glukosa darah
bergantung pada berbagai macam proses dinamik, yang pada prinsipnya merupakan
keseimbangan antara asupan dan utilisasi glukosa darah oleh tubuh.
Kadar glukosa darah
= glukosa yang masuk dalam darah – glukosa yang keluar dari darah
Masukan gula
bergantung pada asupan gula dari makanan, persediaan glikogen, efisiensi
mobilisasi glikogen, dan proses glukoneogenesis. Keluaran bergantung pada
simpanan gula (diatur oleh insulin) atau metabolism energy.
Untuk mendapatkan
kadar gula darah yang stabil diperlukan keseimbangan antara masukan dan
keluaran. Masukan dan keluaran normal glukosa pada anak yaitu:
§ Bayi premature sebesar 5-6 mg/kg/menit
§ Bayi aterm sebesar 3-5 mg/kg/menit, dan
§ Anak sebesar 2-3 mg/kg/menit
DEFINISI HIPOGLIKEMIA ANAK/NEONATUS
Hipoglikemia adalah
kadar glukosa plasma yang kurang dari 44 mg/dL pada bayi atau anak anak, dengan
atau tanpa gejala. Untuk neonatus aterm berusia kurang dari 72 jam dipakai
batas kadar glukosa plasma 35 mg/dL. Sedangkan untuk neonatus premature dan KMK
(Kecil Masa Kehamilan) yang berusia kurang dari 1 minggu disebut mengalami
hipoglikemia bila kadar glukosa plasma kurang dari 25 mg/dL.
(catatan:
kadar glukosa plasma kurang lebih 15% lebih tinggi dari kadar glukosa darah.
Darah kapiler dan arteri menunjukkan kadar gula sekitar 10% lebih tinggi
daripada kadar dalam plasma)
PRINSIP DASAR
Kadar glukosa darah pada keadaan puasa merupakan hasil dari
proses glukoneogenesis dan glikogenolisis oleh system endokrin normal. Hormone
pertumbuhan (growth hormone – GH), kortisol, glucagon, dan epinephrine
yang disebut counter – regulatory hormone mempuunyai sifat meningkatkan glukosa
darah, sedangkan insulin menurukan gula darah. Sembilan puluh persen glukosa
digunakan oleh SSP (organ lain yang mutlak membutuhkan glukosa adalah sel darah
merah, adrenal, dan medulla ginjal)
Terdapat beberapa adaptasi terhadap kehidupan di luar uterus dan
homeostasis glukosa. Dalam keadaan normal kadar glukosa darah bayi lebih rendah
daripada anak. Kadar glukosa darah janin sebesar 70% kadar glukosa darah ibu.
Pada waktu bayi lahir masukan glukosa dari ibu berhenti secara mendadak
sehingga homeostasis pasca lahir dipertahankan dengan peningkatan glucagon 3-5
kali lipat, kadar insulin menurun dan tidak segera meningkat setelah makan, peningkatan
katekolamin, peningkatan GH, peningkatan FFA (Free Fatty Acid) dan badan keton,
terjadi maturasi enzim glukoneogenik dan pelepasan glukosa darah dari simpanan
glikogen (biasanya cukup untuk bayi normal bisa bertahan puasa selama 4 jam)
HIPOGLIKEMIA MENURUT USIA
Hipoglikemia dapat
dibagi menurut usia, yaitu hipoglikemia pada neonatus dan hipoglikemia pada
balita atau anak yang lebih besar.
1. Hipoglikemia pada neonates
-
Bersifat sementara dan biasanya
terjadi pada bayi baru lahir, misalnya karena masukan glukosa yang kurang
(starvasi, kelaparan), hipotermia, syok,dan pada bayi dari ibu diabetes.
-
Bersifat menetap atau berulang yang
dapat terjadi akibat defisiensi hormone, hiperinsulinisme, serta kelainan
metabolisme karbohidrat dan asam amino.
2. Hipoglikemia pada balita atau anak yang lebih besar
Pada balita atau anak yang lebih
besar, hipoglikemia dapat terjadi akibat starvasi terutama bila cadangan
glikogen rendah, prediabetes,obat-obatan misalnya insulin pada pasien diabetes
mellitus tipe 1, penyakit sistemik berat dan pada gangguan endokrin atau
metabolism.
PENYEBAB HIPOGLIKEMIA
Berdasarkan
patofisiologinya, maka hipoglikemia dapat disebabkan oleh masukan glukosa dari
makanan yang kurang (starvasi) , penurunan masukan glukosa dari simpanan
glikogen, penurunan masukan glukosa karena gangguan glukoneogenesis dan
glikoneogenesis, pengeluaran berlebihan ke dalam simpanan (pada
hiperinsulinisme) dan pengeluaran yang meningkat karena kebutuhan meningkat.
· Masukan gula dari makanan yang kurang (starvasi)
Keadaan ini dapat
timbul akibat keterlambatan pemberian makanan pada bayi baru lahir (pemberian
ASIpertama meningkatkan kadar gula darah sebesar 18-27 mg/dL); pemberian
makanan yang tidak adekuat, misalnya diberikan 30 mL dekstrose 5% (yang hanya
mengandung 6 Kal) sebagai pengganti susu, sedangkan 30 mL susu mengandung 24
kal; dan muntah berulang.
· Penurunan masukan gula dari simpanan glikogen
Keadaan ini dapat
terjadi pada IUGR, starvasi pada ibu hamil, prematuruitas, salah satu bayi
kembar (yang kecil) pada periode neonatal. Anak yang lebih besar usianya dengan
cadangan glikogen yang jelek akan mengalami hipoglikemia karena starvasi
terutama bila disertai gangguan glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari sumber
nonkarbohidarat).
· Penurunan masukan gula karena gangguan glukoneogenesis dan
glikogenolisis
Keadaan ini dapat
terjadi pada Glycogen Storage Disease, galaktosemia, intoleransi fructose,
defisiensi GH (hipopituitarisme) dan insufisiensi adrenokortikal (primer atau
sekunder)
· Pengeluaran berlebihan ke dalam simpanan (pada hiperinsulinemi)
Pada keadaan ini
terjadi pengeluaran glukosa yang berlebihan dari cairan ekstraseluler karena
insulin mengubah glukosa ke dalam bentuk simpanannya yaitu lemak dan glikogen. Hiperinsulinisme
juga menurunkan masukan gula ke dalam cairan ekstraseluler dengan menghambat
glikogenolisis dan glukoneogenesis.
Penyebab
hiperinsulinisme antara lain adalah (i) bayi dari ibu yang diabetes. Ibu yang
hiperglikemia menyebabkann janin juga mengalami hiperglikemia sehingga terjadi
hyperplasia sel beta prankeas dan meningkatkan kadar insulin. Setelah lahir,
kadar insulin masih tetap tinggi sehingga timbul hipolikemia. (ii). Pemberian
glukosa iv yang berlebihan pada ibu hamil. (iii) nesidioblastosis, adenoma
pancreas. (iv) sindroma Beckwith-Wiedemann. (v) obat obatan
· Pengeluaran yang meningkat karena kebutuhan energy meningkat
Penyebab pengeluaran gula yang
meningkat antara lain sepsis, syok, asfiksia, hipotermia, respiratory distress
syndrome, polisitemia/hiperviskositas dan panas.
GEJALA KLINIS
Gejala klinis
sangat bervariasi dan bergantung pada usia pasien. Pada neonates gejala klinis
dapat berupa tremor, sianosis, hipotermia, kejang, apneu atau pernafasan tidak
teratur, letargi atau apatis, berkeringat, takipnea atau takikardia dan tidak
mau minum. Sedangkan pada balita dan anak yang lebih besar gejalanya
dapat berupa kejang, letargi, pucat, berkeringat dingin, takikardia,
hipotermia, lemah, gangguan bicara dan koma.