Kamis, 05 Juni 2014

AFTA 2015



ARTICLE about AFTA 

Apa itu AFTA? 
AFTA merupakan singkatan dari ASEAN Free Trade Area yang dibuat pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke IV di Singapura pada tahun 1992. Tujuan dibuatnya AFTA, tentu saja baik adanya, bagaimana tidak, negara – negara di kawasan Asia Tenggara telah bersepakat untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional Asia Tenggara sekaligus menjadikan Asia Tenggara menjadi salah satu pihak yang berpengaruh pada perdagangan dunia. Kemudian muncul kembali pertanyaan baru. Apa hubungan AFTA dengan kesehatan? Bukankah istilah perdagangan hanya identik dengan dunia ekonomi saja? Ternyata tidak, AFTA pada kenyataannya tidak hanya mengedepankan satu aspek saja, setidaknya ada lebih dari 12 sektor yang disentuh AFTA, termasuk sektor kesehatan.
ASEAN Free Trade Agreement  yang akan diberlakukan pada 2015 mewajibkan  para praktisi jasa   termasuk dokter harus mempersiapkan diri. Jika sudah diterapkan para dokter bahkan rumah sakit asing akan berpraktek di Indonesia dengan pelayanan yang baik. Oleh sebab itu para dokter di Indonesia harus benar-benar mempersiapkan diri dengan mengembangkan skill dan pengetahuan ilmu kedokteran.
Apakah AFTA memberikan dampak positif atau negatif?
Dengan adanya AFTA tentunya tak lepas dari dampak positif dan negatifnya apakah ini merugikan atau menguntungkan dalam kondisi negara kita khususnya dalam bidang kesehatan sehingga kita harus siap untuk menerimanya. Dampak postif yang mungkin terjadi contohnya meningkatnya jumlah fasilitas tenaga kesehatan. Akan muncul pelayanan kesehatan yang lebih baik seperti munculnya rumah sakit internasional juga alat – alat kesehatan sehingga kondisi negara kita khususnya dalam bidang kesehatan sehingga kita harus siap untuk menerimanya. Kemungkinan yang terjadi lagi adalah meningkatnya persaingan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Tenaga kesehatan domestic akan bersaing dengan tenaga kesehatan asing sehingga mereka saling menunjukkan yang terbaik dari segi keilmuan maupun pelayanan dan transparansi kualitas tenaga kesehatan akan semakin benar – benar terbuka lebar karena kompetisi “menjual” kemampuan diri semakin tinggi. Yang ketiga, meningkatnya lapangan kerja bagi tenaga kesehatan domestik seiring dengan banyaknya pihak swasta yang masuk dan membuat lapangan kerja.
Selain dampak positif, kita juga harus memperhatikan dampak negatif yang ada seperti meningkatnya penyalahgunaan pemanfaatan teknologi kedokteran. Semakin banyak teknologi yang dipunya maka ketergantungan akan teknologi meningkat sehingga bisa saja digunakan secara berlebihan dan tidak tepat guna. Melihat dampak positif tadi mengenai meningkatnya persaingan pelayanan kesehatan juga bisa berakibat buruk misalnya persaingan yang tidak sehat antar tenaga kesehatan domestik dan asing dalam mempertahankan “pelanggan” ataupun menurunkan “tarif” sehingga keadaan seperti ini tidak diawasi maka akan timbul konflik internasional (asing vs domestik). Dampak buruk yang tidak kalah penting yaitu berubahnya filosofi pelayanan kesehatan yang semula social menjadi komersial dan investasi serta tenaga kesehatan asing terpusat di daerah perkotaan ataupun kota – kota besar mengakibatkan pelayanan kesehatan yang tidak merata pada masyarakat desa atau wilayah kecil sehingga akan terabaikan kesehatannya.
Lalu apa sajakah yang harus dipersiapkan oleh kita sebagai tenaga medis dalam menghadapi AFTA?
Hal-hal yang perlu dipersiapkan meliputi pengetahuan dan keterampilan mental secara fisik para tenaga kesehatan dan para calon tenaga kesehatan (dokter, perawat, dll) adapun standart kompetensi minimum internasional dalam bidang kesehatan meliputi :

1.       Professional values, attitudes, behavior, and ethic
2.       Scientific foundation of medicine
3.       Clinical skills
4.       Communication skills
5.       Population health and health system
6.       Management of information
7.       Critical thinking and research

Maka dari itu minimal kita harus memenuhi tujuh standart tersebut untuk dapat bertahan dan bersaing dalam AFTA ini. Kita sebagai mahasiswa kedokteran khususnya harus dan ingin belajar lebih tentang ilmu kedokteran serta meningkatkan skill komunikasi dan skill klinisi karena bagaimanapun ketika kita lulus kita langsung berkecimpung di pasar bebas asia ini. Disamping itu perlu bantuan pemerintah untuk memperbaiki sistem kesehatan indonesia agar lebih berkembang dan siap untuk bersaing di kancah internasional. Selain itu diharapkan para mahasiswa kedokteran dan para dokter untuk melakukan penelitian mengenai penyakit-penyakit yang memang sering terjadi di Indonesia dan penelitian mengenai pengobatan terbaru dengan demikian melalui penelitian ini Indonesia dapat dikenal oleh dunia. Pada intinya kita sebagai dokter dalam menghadapi AFTA 2015 harus mempersiapkan diri untuk bersaing menjadi tenaga kesehatan yang baik di Indonesia dan di negara lain.
Adakah tips untuk kita sebagai tenaga kesehatan dalam menghadapi AFTA 2015?
Kita sebagai calon dokter pasti harus memiliki tips untuk bisa bersaing dengan orang-orang asing dengan diadakannya sistem AFTA di tahun 2015. Kita hanya bersaing dengan orang di dalam negeri saja sudah susah, apalagi bersaing dengan orang se ASEAN? Di bawah ini ada beberapa tips untuk menghadapi AFTA :
·         Meningkatkan skill dan kualitas diri sebagai dokter yang baik dengan rajin belajar dan menambah ilmu pengetahuan serta up to date. Tidak hanya belajar dari materi kuliah dosen tetapi bukalah jurnal atau textbook.
·         Menentukan tujuan sedini mungkin dan jangan menyepelekan. Contoh: pada kesempatan AFTA ingin bekerja di luar negeri, tentu kita harus menguasai bahasa asing sesuai negara tujuan. Belajar bahasa asing sejak sekarang. Apabila ingin tetap bekerja di Indonesia pun juga tetap harus bisa berbahasa asing untuk mempersiapkan diri menemui pasien asing ketika sistem AFTA telah diterapkan. Tidak hanya bahasa saja namun mental juga harus dipersiapkan karena kita akan bersaing dengan orang asing se ASEAN.
·         Memperbaiki skill berkomunikasi karena seorang dokter membutuhkan skill berkomunikasi yang baik dengan pasiennya. Selain dengan pasien, dokter yang baik akan mendapat kepercayaan  dari orang di sekitarnya.
·         Sinergi antara doa, usaha/ikhtiar, dan Tawaqal. Kita tahu bahwasanya usaha tanpa doa itu sombong, dan doa tanpa usaha itu sama saja bohong. Jadi kita sebagai manusia makhluk Allah harus senantiasa mengimbangi antara doa dan usaha kita, apabila kita telah melakukan dua hal tersebut maka berikhtiarlah karena segala keputusan itu ada di tangan Allah. Dan yakinlah bahwa hasil yang Allah berikan itu pasti yang terbaik buat kita, apapun itu terimalah dengan ikhlas dan lapang dada karena hal yang demikian akan baik untukmu di dunia maupun di akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar