Kamis, 17 Oktober 2013

Skenario 1 Tutorial Blok 14 : Sistem Endokrin episode Glandula Tiroid



Skenario 1 Tutorial Blok 14
Author : Didit
1.      Prinsip Mekanisme Pengontrolan Endokrin dan Metabolik
Download disini!
Download disini2!
2.      Kelenjar Tiroid dan Gangguannya
Download disini!
Download disini2!

1.     Prinsip Mekanisme Pengontrolan Endokrin dan Metabolik
Ø  Sistem endokrin dapat dibagi menjadi (1) organ-organ endokrin yang seluruhnya berkaitan dengan produksi hormon (misal hipofisis, adrenal, tiroid, paratiroid), (2) komponen-komponen endokrin pada organ campuran, yang melepaskan kelompok sel endokrin dalam organ yang memiliki fungsi lain (misal, pankreas, ovarium, testis), dan (3) sistem parakrin atau endokrin difus, yang merupakan sel yang tersebar dalam suatu organ atau jaringan yang memproduksi hormon yang bekerja secara lokal pada sel-sel yang berdekatan dan tidak memasuki aliran darah, sehingga bukan merupakan sel endokrin sesungguhnya (misal, dalam mukosa usus dan bronkial). antiremed.blogspot.com
Ø  Sistem saraf dan endokrin merupakan sistem komunikasi yang mengatur aktivitas metabolisme dasar tubuh sehingga memberikan fungsi integratif untuk organisme yang kompleks.
Ø  Sistem saraf dan endokrin terkait erat secara embrionik, anatomik dan fungsional. Neuroektoderm dalam embrio meningkatkan sistem saraf, serta banyak kelenjar endokrin. Kedua sistem ini terkait secara anatomis melalui sistem portal hipotalamus-hipofisis. Kedua sistem ini mengatur aktivitas metabolisme dasar tubuh.
Ø  Fungsi sistem endokrin meliputi (1) respons terhadap stres atau cidera (melalui aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal), (2) pertumbuhan dan perkembangan), (3) reproduksi (melalui aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal), (4) metabolisme energi (melalui hormon tiroid dan pankreas), (5) metabolisme cairan dan elektrolit (melalui ADH, hormon aldosteron, dan paratiroid), dan (6) respon kekebalan tubuh.
Ø  Terjadi suatu interaksi antara sistem neuroendokrin dan respons kekebalan tubuh. Kortisol mengontrol pelepasan sitokin yang berperan dalam imunitas yang diperantarai sel dan sitokin seperti IL-6 dapat menstimulasi sekresi  ACTH dan kortisol.
Ø  Sistem endokrin dihasilkan oleh kelenjar yang menyintesis dan menyekresi zat-zat kimia yang disebut sebagai hormon, yang dibawa dalam darah menuju jaringan sasaran tempat kerjanya.
Ø  Hormon merupakan derivat protein (glikoprotein, polipeptida, atau amino) atau derivat kolesterol (steroid).
Ø  Karakteristik umum hormon : (1) disekresi dalam jumlah kecil, (2) pelepasan pulsatil dalam irama sirkadian, yang harus dipertimbangkan dalam menginterpretasikan kadar serum, (3) bekerja dengan mengubah kecepatan respons fisiologis, dan (4) sebagian besar dinonaktifkan dalam hati dan diekskresi dalam urin.
Ø  Hormon dapat diklasifikasikan dalam dua kategori besar berdasarkan pada mekanisme pengiriman sinyal dan interaksi dengan reseptor sel target : (1) steroid dan tironin (larut dalam lemak) berdifusi melewati membran sel target dan bergabung dengan tempat reseptor intrasel, dan akhirnya mengirim sinyal mRNA untuk menyintesis beberapa protein , (2) polipeptida dan katekolamin (larut dalam air) bergabung dengan reseptor permukaan sel target, yang kemudian menggunakan messenger kedua (biasanya AMP siklik) dan akhirnya mengubah beberapa fungsi sel target.
Ø  Hormon steroid adalah hormon kortisol, aldosteron, gonad, dan kolekalsiferon (vitamin D). Tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) adalah hormon tironin.
Ø  Contoh hormon polipeptida adalah hormon pelepas hipotalamus, hormon tropik hipofisis, hormon paratiroid (PTH), kalsitonin, insulin, dan glukagon. Epinefrin dan norepinefrin adalah katekolamin.
Ø  Regulasi sekresi hormon dicapai melalui (1) umpan balik negatif berdasarkan pada kadar hormon dalam darah, (2) perubahan konsentrasi beberapa zat plasma lain (misal, glukosa dan insulin, Ca++ dan parathormon), dan (3) irama sekresi yang berasal dari otak (misal, irama sirkadian sekresi kortisol, hormon pertumbuhan, hormon siklus menstruasi).
Ø  Penyakit sistem endokrin ada 3 jenis, (1) defisiensi hormon, (2) kelebihan hormon, dan (3) resistensi reseptor sel target hormon.
Ø  Defisiensi hormon dapat disebabkan oleh infeksi, infark dan kematian jaringan, tumor, bedah pengangkatan, penyakit autoimun, defisiensi dalam makanan, dan herediter dan umumnya diobati dengan terapi penggantian.
Ø  Kelebihan hormon dapat disebabkan oleh kegagalan atau umpan balik negatif, produksi tempat ektopik, kegagalan atau inaktivasi atau ekskresi atau mungkin iatrogenik. Pengobatan adalah supresi hormon dengan pembedahan untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar atau dengan pemberian obat untuk menekan produksi hormon, menekan pelepasan hormon tropik, atau dengan memberikan antagonis hormon.
Ø  Resistensi reseptor sel target hormon dapat disebabkan oleh defek reseptor (misal, diabetes tipe 2), cedera atau destruksi autoantibodi, herediter, atau tidak adanya sel target dan biasanya diobati dengan memperkuat interaksi hormon-reseptor (obat-obat sulfonilurea untuk diabetes tipe 2). antiremed.blogspot.com

2.     Kelenjar Tiroid dan Gangguannya
Ø  Tiroid merupakan suatu kelenjar endokrin murni berbentuk kupu-kupu yang terdiri atas dua lobus yang dihubungkan dengan suatu isthmus yang terletak tepat dibawah kartilago krikoid pada leher.
Ø  Kelenjar tiroid mensekresi dua jenis hormon yang berbeda dari dua jenis sel: (1) sel folikel tiroid, yang membuat kelenjar membesar, memproduksi hormon tirosin (T4) dan triiodotironin (T3), dan (2) sel parafolikuler atau sel C, yang merupakan populasi sel minoritas dalam kelompok kecil diantara sel folikuler yang memproduksi kalsitonin, yang berperan dalam homeostasis kalsium.
Ø  Kontrol sekresi hormon tiroid dilakukan dalam aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid. TSH diproduksi oleh hipofisis anterior dibawah penghambatan timbal balik negatif pada hipofisis anterior yang berkaitan dengan kadar hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi dan rangsangan TRH yang berasal dari hipotalamus.
Ø  Sekresi hormon tiroid normal membutuhkan dorongan yang adekuat (TSH), jumlah jaringan tiroid fungsional yang adekuat, jumlah substrat yang adekuat (yodium), dan enzim yang adekuat untuk organifikasi dan perangkaian. Defisiensi setiap hal ini akan menyebabkan terjadinya hipofungsi kelenjar.
Ø  Hormon tiroid memengaruhi banyak sistem. Efek utama adalah perangsangan metabolisme sel. Hormon tiroid merangsang hormon pertumbuhan pada anak dan berperan dalam perkembangan sistem saraf pusat normal – tidak adanya hormon tiroid pada saat lahir menyebabkan retardasi mental dan hambatan perkembangan neurologis (kretinisme).
Ø  T3 dan T4 ditransportasikan dalam darah secara bolak-balik berikatan dengan protein plasma : (1) globulin pengiat tiroksin (thyroxine binding globulin, TBG) mengikat T4 secara kuat dan T3 secara lemah, (2) prealbumin pengikat tiroksin (thyroxine binding prealbumin, TBPA), dan (3) albumin pengikat tiroksin (thyroxin binding albumin, TBA). Sejumlah kecil fraksi T3 dan T4 berada dalam bentuk aktif metabolik bebas dan tersedia ke jaringan. Hormon bebas berada dalam kesetaraan bolak-bali dengan hormon yang terikat. Setiap perubahan dalam TBG menyebabkan perubahan jumlah T4 bebas dalam sirkulasi, menyebabkan perubahan hasil uji fungsi tiroid.
Ø  Delapan puluh persen T3 diproduksi dalam jaringan perifer dari delodinasi T4; rT3, bentuk inaktif T3, adalah suatu hasil tambahan.
Ø  Aturan empat : efek metabolik T3 empat kali lebih kuat dari T4; efek metabolik T4 di jaringan berlangsung empat kali lebih lama dibandingkan dengan T3, sehingga kedua hormon tiroid ini saling menyeimbangkan.
Ø  Pemeriksaan yang digunakan untuk menegakkan diagnosis penyakit tiroid, antara lain : (1) kadar T3 dan T4 serum, (2) tiroksin bebas, (3) TSH serum, dan (4) uji ambilan tiroid radioisotop (RAI). Pada hipertiroidisme, semua kadar pemeriksaan inimeningkat, kecuali TSH serum yang menurun. Pada hipotiroidisme, semua kadar pemeriksaan ini menurun, meningkat, kecuali TSH yang meningkat.
Ø  Istilah “goiter” telah banyak digunakan sejak dulu untuk mengartikan pembengkakan diagnosis penyakit tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid disebabkan oleh banyak hal dan dapat berkaitan keluaran hormon tiroid yang menurun, meningkat (goiter toksik), atau normal (goiter nontoksik). Istilah ini harus dihindari karena tidak jelas dan tidak menjelaskan kelainan khusus.
Ø  Hipertiroidisme atau tirotoksikosis dapat didefinisikan sebagain respon tubuh terhadap T3 atau T4 berlebihan, atau keduanya.
Ø  Dua penyebab utama hipertiroidisme adalah penyakit graves yang terutama terjadi pada dewasa muda, dan goiter nodular toksik yang terutama terjadi pada dewasa yang lebih tua. Penyebab yang lebih jarang adalah pemberian sendiri hormon tiroid (faktisia tirotoksikosis) atau produksi TSH yang berlebihan akibat tumor hipofisis (hipertiroidisme sekunder).
Ø  Penyakit graves adalah suatu bentuk tiroiditis autoimun yang timbul dengan gejala hipertiroidisme, pembesaran difus kelenjar tiroid, eksoftalmus, serta gejala dan tanda lain hipermetabolisme (intoleransi panas, berkeringat, penurunan berat badan, takikardi, kecemasan, dan keletihan).
Ø  Penyakit graves disebabkan oleh terdapatnya antibodi IgG yang disebut sebagai stimulator tiroid kerja lama (LATS) yang bekerja secara langsung pada sel folikel tiroid, merangsangnya untuk membelah (menyebabkan hiperplasia) dan untuk menyintesis dan menyekresi hormon tiroid secara terus-menerus, diluar kontrol TSH dari hipofisis. Oleh karena itu, hormon tiroid disintesis dan disekresi tanpa memperdulikan kebutuhan dan mekanisme timbal balik normal diabaikan.
Ø  Goiter nodular toksik ditandai dengan nodul kecil terpisah yang berfungsi secara otonom dalam mensekresi hormon tiroid yang berlebihan. Awitannya akut dengan gambaran klinis yang tidak begitu parah bila dibandingkan dengan penyakit graves. Eksoftalmus tidak terjadi, namun dapat terjadi mata yang terbelalak dan jarang mengedip akibat peningkatan aktifitas simpatis.
Ø  Tujuan pengobatan pada penatalaksanaan hipertiroidisme adalah untuk menghambat efek merugikan hormon tiroid dan menghentikan hipersekresinya dengan terapi ablatif menggunakan RAI, operasi tiroidektomi subtotal, atau pengobatan dalam waktu lama menggunakan propiltiourasil (menghambat sintesis tiroksin). Obat penyekat beta seperti propranolol diberikan untuk menurunkan aktivasi simpatis sehingga mengurangi gejala kecemasan, takikardi, dan keringat berlebihan.
Ø  Gejala dan tanda hipotiroidisme disebabkan oleh berkurangnya keluaran hormon tiroid.
Ø  Hipotiroidisme yang terjadi pada orang dewasa berkisar dari gangguan berat (miksedema) hingga yang tidak begitu berat dan sering terlewatkan.
Ø  Penyebab terpenting hipotiroidisme primer adalah terapi ablatif RAI atau operasi pada penyakit graves (paling sering) dan tiroiditis hashimoto (penyakit autoimun, penyebab tersering penyakit tiroid pada anak). Penyebab lainnya adalah tinggal di daerah geografik kekurangan yodium (misal, Michigan) dan beberapa terapi obat (misal, lithium).
Ø  Hipotiroidisme sekunder (jarang terjadi) disebabkan oleh disfungsi hipotalamus atau hipofisis yang terjadi akibat tumor atau terapi pembedahan atau iridasi – terdapat defisiensi sekresi TSH hipofisis.
Ø  Gambaran klinis khas miksedema adalah lethargi, edema periorbital dengan pembengkakan wajah, suara parau, kulit dingin, kasar, kering, bradikardi, keterlambatan intelektual dan aktivitas motorik, serta intoleransi dingin.
Ø  Uji laboratorium yang memastikan adanya hipotiroidisme adalah kadar T4, serum yang rendah, T3 dan T4 bebas yang rendah, dan kolesterol serum yang meningkat. Kadar TSH tinggi pada hipotiroidisme primer dan kadarnya rendah pada hipotiroidisme sekunder.
Ø  Pengobatan hipotiroidisme adalah pemberian T4 yang dimulai dengan dosis 50 μg/hari dan berkembang menjadi dosis rumatan hingga mencapai 150 μg/hari. Terapi penggantian yang adekuat ditentukan melalui pemantauan kadar T4 serum, ambilan rT3 dan TSH.
Ø  Hipotiroidisme kongenital (kretinisme) dapat disebabkan oleh hipotiroidisme maternal yang tidak diobati atau defek enzim herediter akibat kegagalan sintesis T3 dan T4 normal.
Ø  Pendeteksian hipotiroidisme kongenital (kretinisme) penting dilakukan sebelum terjadi retardasi mental dan gangguan perkembangan susunan saraf pusat.
Ø  Gejala dan tanda kretinisme yang dapat diamati adalah bayi yang somnolen dan hipoaktif sehingga menyebabkan gangguan pemberian makan, tangisan parau, lidah besar, ikterus fisiologis menetap, kulit bersisik yang kering dan kasar. Diagnosis dipastikan melalui pemeriksaan radioimunoasai yang memperlihatkan penurunan kadar T4, T3 dan peningkatan TSH. Pengobatan dengan pemberian Synthroid (T4).
Ø  Goiter nontoksik didefinisikan sebagai pembesaran kelenjar tiroid yang tidak berkaitan dengan proses inflamasi atau neoplasma dan awalnya tidak berkaitan dengan hipertiroidisme atau hipotiroidisme.
Ø  Goiter nontoksik dapat disebabkan oleh defisiensi iodida atau defek intrinsik dalam sintesis hormon, kedua hal ini akan menyebabkan peningkatan keluaran TSH dan menyebabkan terjadinya hiperplasia tiroid.
Ø  Pengobatan goiter meliputi supresi TSH dengan tiroksin, pembedahan jika berukuran besar dan menyebabkan obstruksi trakea, serta iodisasi garam meja untuk daerah geografik yang kekurangan yodium.
Ø  Sindrom sakit eutiroid (ESS) adalah terdapatnya uji fungsi tiroid abnormal yang menyerupai hipotiroidisme pada pasien dengan fungsi tiroid normal tetapi yang menderita penyakit sistemik nontiroid berat.
Ø  Penyebab ESS diyakini merupakan menurunnya kenversi perifer T4 menjadi T3, meningkatnya konversi T4 menjadi T3 cadangan, dan menurunnya pengikatan hormon tiroid terhadap TBG, hasilnya adalah T3 yang menurun, rT3 yang tinggi, serum T4 total yang menurun, dan TSH yang normal.
Ø  Scintiscan RAI adalah pemeriksaan yang bermanfaat untuk membedakan nodul tiroid jinak dan ganas. Nodul panas (yang mengambil isotop) umumnya jinak, dan nodul dingin (yang gagal mengambil isotop) cenderung menjadi panas (terutama jika berat, terfiksasi ke jaringan sekitar, dan disertai dengan limfadenopathy leher).
Ø  Terdapat 3 jenis utama tumor ganas yang berasal dari sel folikel tiroid: karsinoma papilar, folikular, dan karsinoma tiroid anaplastik.
Ø  Faktor resiko kanker tiroid adalah (1) nodul tiroid pada anak yang berusia kurang dari 14 tahun (50% ganas), dan (2) pemajanan iradiasi di kepala atau leher pada masa bayi atau anak.
Ø  Kersinoma medular tiroid berasal dari sel C yang memproduksi kalsitonin parafolikular pada tiroid. Jenis kanker tiroid ini dapat bersifat familial dan berkaitan dengan neoplasia endokrin multipel (MEN). antiremed.blogspot.com
REFERENSI :
At glance sistem endokrin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar