Kamis, 09 April 2015

Skenario 4 Blok 11


Skenario 4 Blok 11

Author : Yulia Rachmi W

Transfusi darah adalah pemberian darah atau komponen darah (leukosit saja atau trombosit saja) dari donor ke resipien. Transfusi darah umumnya berhubungan dengan kehilangan darah dalam jumlah besar yang disebabkan oleh trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.
Kompatibilitas darah antara pasien dan donor dilihat dari :
·       Riwayat
·       Skrinning antibody
·       Golongan darah ABO dan Rh
·       Uji cocok serasi (cross match)
Untuk melakukan transfuse dilakukan skrinning untuk pendonor, antara lain skrinning penyakit infeksi :
·       HbsAg
·       Sifilis
·       HCV
·       HIV
Transfusi memiliki keuntungan namun juga memiliki kerugian atau komplikasi dan efek samping yang tidak diinginkan, sehingga perlu diperhatikan indikasi, manfaat, dan efek sampingnya.

INDIKASI
·       Pengganti volume darah
·       Kekurangan massa sel darah merah
·       Defek/berkurangnya jumlah lekosit/trombosit
·       Bedah jantung
·       Transfuse tukar
Pemberian transfusi darah secara aman merupakan salah satu peran perawat yang sangat penting. Pada situasi darurat, perawat perlu mendapatkan spesimen darah secara cepat dan aman bagi klien. Klien yang mendapatkan transfusi darah harus dimonitor secara ketat agar tidak terjadi efek samping yang merugikan. Menurut penelitian dilaporkan bahwa reaksi transfusi darah yang tidak diharapkan ditemukan pada 6,6% responden, dimana 55% berupa demam, 14% menggigil, 20% reaksi alergi terutama urtikaria, 6% hepatitis serum positif, 4% reaksi hemolitik dan 1% overload sirkulasi (Sudoyo, 2006).

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PRATRANSFUSI
1. Darah Donor
Sebelum darah digunakan, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:
Penggolongan darah ABO dan RhD,
penapisan antibody eritrosit, dan
pemeriksaan serologis untuk menyingkirkan sifilis, antigen permukaan hepatitis B (HbsAg), virus hepatitis C (HCV) serta HIV. (Hoffbrand A.V, dkk 2005)
2. Darah Resipien
Sebelum penderita menerima darah, terlebih dahulu harus diketahui golongan darahnya, juga harus diketahui ada tidaknya antibodi terhadap sel darah merah. Setiap sempel darah yang diterima dari donor diperiksa untuk hal yang sama dan hasilnya dibandingkan dengan hasil yang diperoleh sebelumnya . Golongan darah ABO dan Rh seseorang tidak pernah berubah tetapi selalu ada kemungkinan kekeliruan dalam hal menentukan identifikasi sampel, karena itu membandingkan hasil pemeriksaan sekarang dengan hasil sebelumnya pada resipien yang sama, dapat mencegah kesalahan transfusi. (Widman, K frances , 1989)

KOMPONEN DARAH
1. Asal Komponen
Darah yang diambil langsung dari donor yang disebut dengan Whole Blood (WB) bercampur dengan antikoagulan yang sudah tersedia dalam kemasan kantong darah dengan tujuan mencegah penggumpalan darah donor sehingga dapat disimpan dan diberikan ke pasien. Dari kantong tersebut darah dapat dipisah-pisahkan menjadi Sel Darah Merah pekat atau dikenal dengan istilah Packed Red Cell (PRC), Platelet Rich Plasma (PRP), Cryoprecipitate dan Thrombocyte Concentrate (TC), Fresh Frozen Plasma (FFP), sehingga dari satu kantong tersebut dapat dipergunakan untuk lebih dari satu pasien secara tepat. (Guide Preparation Use and Publishing Europe, 2002)
2. Fungsi Komponen
·   Sel darah merah pekat atau Packed Red Cells diberikan pada kasus kehilangan darah yang tidak terlalu berat, transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana volume plasmanya normal.
·   Whole Blood diberikan pada kasus perdarahan, transfuse tukar, kondisi dimana sebagian besar komponen darah diperlukan seperti anemia aplastic, DHF dengan perdarahan, atau hemophilia dengan anemia.
·   Sel darah merah pekat cuci atau Wash Packed Cells diberikan pada penderita yang alergi terhadap protein plasma.
·   Konsentrat Trombosit atau Thrombocyte Concentrate diberikan pada penderita yang mengalami gangguan jumlah atau fungsi trombosit.
·   Plasma segar beku atau Fresh Frozen Plasma diberikan pada penderita hemofili. Cryoprecipitate diberikan untuk penderita hemofili dan Von Willebrand.
3. Masa Penyimpanan Komponen
·   Darah Lengkap atau Whole Blood disimpan pada suhu 2O – 6O C hingga 21 hari (dengan CPD) dan hingga 35 hari (dengan CPDA),
·   Packed Red Cells disimpan pada suhu 2O – 6O C hingga 21 hari (dengan CPD), dan hingga 35 hari (dengan CPDA),
·   Thrombocite Concentrate disimpan pada suhu 20O – 24O C hingga 3 hari,
·   Buffy Coat disimpan pada suhu 20O – 24O C segera dipakai (24 jam),
·   Fresh Frozen Plasma disimpan pada suhu < -18O C (beku) hingga 1 tahun (bila cair 6 jam),
·   Cryoprecipitate disimpan pada suhu < -18O C (beku) hingga 1 tahun (bila cair 6 jam),
·   Wash Packed Cells setelah dicuci segera dipakai (< 4 jam)

              Pada scenario dijelaskan bahwa pasien adalah seorang laki-laki 21 tahun, dan kadar Hb 8g/dl, banyak pertimbangan untuk melakukan transfuse mengingat resiko efek samping/komplikasi yang bisa terjadi pasca transfuse. Dengan Hb 8g/dl pada pasien laki-laki yang masih muda kemungkinan untuk menunda transfuse masih bisa dilakukan karena usia pasien yang masih muda sehingga proses eritropoesis masih berjalan baik, tetapi apabila transfuse dibutuhkan maka pasien tersebut yang mengalami fraktur femur terbuka dimana merupakan kejadian acute blood loss. Dimana hal tersebut berarti pasien kehilangan semua komponen darah dikarenakan fraktur yang terbuka, sehingga kemungkinan transfuse yang diberikan adalah Whole Blood yang berisi sel darah merah yang lengkap mulai dari lekosit, eritrosit, trombosit, plasma. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar