Selasa, 18 November 2014

Skenario 1 Blok 3

Author : Diani Susanti, Gupita Permata Agni

SKENARIO
            Seorang anak ditepuk dibagian kaki oleh ibunya, agar segera bangun karena waktu sudah menunjukkan jam 6 pagi, dia kaget dan terbangun. Kemudian dia bersiap-siap karena jam 8 pagi akan ujian dikampus. Biasanya anak tersebut bisa bangun dengan sendirinya. Anak tersebut belajar sampai larut malam pada malam sebelumnya.
·         Masalah yang didapat adalah

1.      Klasifikasi sistem saraf yang ada pada manusia?
2.      Bagaimana Mekanisme sistem saraf manusia?
3.      Gerak sadar dan gerak Refleks?
4.      Mekanisme tidur yang berhubungan dengan sistem saraf?
5.      Efek dari belajar sampai larut malam?
6.      Bagaimana klasifikasi indera somatik?
7.      Apa saja jenis reseptor taktil?

·         PEMBAHASAN

1.      Klasifikasi sistem saraf yang ada pada manusia
Unit terkecil dari sistem saraf manusia ada sel saraf (Neuron).
Sel saraf tersusun oleh : Badan sel (perikaryion), dendrit, akson.
Ø  Badan Sel :  merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun pula sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu. Di dalamnya juga terdapat membran sel, nukleolus (anak inti sel), dan retikulum endoplasma. Retikulum endoplasma tersebut memiliki struktur berkelompok yang disebut badan Nissl.
Ø  Dendrit : Pada badan sel terdapat bagian yang berupa serabut dengan penjuluran pendek.Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti pohon) dengan berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls (rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf.
Ø  Akson : Badan sel juga terdapat penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang.Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter.
Supaya informasi atau impuls yang dibawa tidak bocor (sebagaiisolator), akson dilindungi oleh selubung lemak yang kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung mielin. Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung mielin tersebut dihasilkan oleh sel-sel pendukung yang disebut oligodendrosit. Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung mielin. Bagian ini disebut nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak impuls saraf atau mempercepat jalannya impuls.
a)      Berdasarkan fungsinya saraf dibedakan menjadi 3  bagian
-          Neuron Sensorik
ð  Merupakan neuron yang memiliki badan sel yang bergerombol membentuk simpul saraf atau ganglion. Fungsi dari neuron sensorik adalah meneruskan impuls (rangsangan) dari reseptor menuju saraf pusat (otak dan medula spinalis ). Disebut juga neuron indra.
-          Neuron motorik
ð  Merupakan neuron yang meneruskan  impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respon tubuh. Disebut juga neuron penggerak.
-          Interneuron atau Neuron Adjustor
ð  Merupakan penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorik yang terletakan pada otak dan medulla spinalis. Disebut juga dengan neuron konektor.

2.      Mekanisme sistem saraf manusia
            Rangsang yang terjadi harus adanya suatu impuls. Impuls adalah sel-sel saraf yang bekaerja secara kimia.  Impuls adalah arus listrik yang timbul akibatnya adanya rangsangan. Sel saraf yang sedang tidak aktif mempunyai potensial listrik yang disebut potensial istirahat. Jika ada rangsang, misalnya sentuhan, potensial istirahat berubah menjadi potensial aksi. Potensial aksi merambat dalam bentuk arus listrik yang disebutimpuls yang merambat dari sel saraf ke sel saraf berikutnya sampai ke pusat saraf atau sebaliknya. Selain adanya impuls, sel-sel saraf juga bekerja secara bersama-sama. Pada saat datang rangsang, impuls mengalir dari satu sel saraf ke sel saraf penghubung, sampai ke pusat saraf atau sebaliknya dari pusat saraf ke sel saraf terus ke efektor.
            Hubungan antara dua sel saraf disebut sinapsis.Jika impuls sampai ke bongkol sinaps pada bongkol sinaps akan disintesis zat penghubung atau neurotransmiter, misalnya zat asetilkolin.Dengan zat transmiter inilah akan terjadi potensial aksi pada dendrite yang berubah menjadi impuls pada sel saraf yang dihubunginya. Setelah itu, asetilkolin akan segera tidak aktif karena diuraikan oleh enzim kolin esterase menjadi asetat dan kolin. Sistem saraf mengirimkan sinyal-sinyal listrik yang sangat kecil dan bolak-balik, dengan membawa informasi dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Ada dua cara yang dilakukan neuron sensorik untuk menghantarkan impuls tersebut, yakni melalui membran sel atau membran plasma dan sinapsis.
§  Penghantaran Impuls Saraf melalui Membran Plasma
            Di dalam neuron, sebenarnya terdapat membran plasma yang sifatnya semipermeabel. Membran plasma neuron tersebut berfungsimelindungi cairan sitoplasma yang berada di dalamnya. Hanya ion-ion tertentu akan dapat bertranspor aktif melewati membran plasmamenuju membran plasma neuron lain.Apabila tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan istirahat, sitoplasma di dalam membran plasma bermuatan listrik negatif, sedangkan cairan di luar membran bermuatan positif. Keadaan yang demikian dinamakan polarisasi atau potensial istirahat. Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya mekanisme transpor aktif yakni pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion natrium (Na+) di luar membrane plasma dari suatu akson neuron lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion kalium (K+) di dalamnya lebih besar daripada di luar. Akibatnya, mekanisme transpor aktif terjadi pada membran plasma.Kemudian, apabila neuron dirangsang dengan kuat, permeabilitas membran plasma terhadap ion Na+ berubah meningkat. Peningkatan permeabilitas membran ini menjadikan ion Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga muatan sitoplasma berubah menjadi positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi atau potensial aksi.Sementara itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati membrane Fase ini dinamakan repolarisasi. Perbedaan muatan pada bagian yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan arus listrik. Kondisi depolarisasi ini akan berlangsung secara terus-menerus, sehingga menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf akan terhantar sepanjang akson. Setelah impuls terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi akan meng alami fase istirahat kembali dan tidak ada impuls yang lewat. Waktu pemulihan ini dinamakan fase refraktori atau undershoot.
Sumber : Bahan Kuliah Dra. Idiani Dharmawati, M.Kes (Jumat, 14 November 2014)
3.      Gerak sadar dan gerak Refleks
            Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting  maka perlu perlindungan. Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
Sumber : 2010/06/sistem-saraf-sadar.pdf
Terjadinya Gerak Biasa Dan Gerak Refleks
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan 4
penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut. Sumber : 2013/11/SISTEM-SARAF.pdf

4.      Mekanisme tidur yang berhubungan dengan sistem saraf
            Setelah beraktifitas sepanjang hari tentunya fungsi-fungsi tubuh seluruh tubuh kita sudah melemah, seperti aliran darah, aliran getah bening, sistem saraf, dan sekresi internal. Untuk mengembalikan fungsi-fungsi tubuh kita cara yang terbaik adalah dengan istirahat dan tidur.Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, tidur didefenisikan : berbaring-baring (untuk melepaskan lelah dsb). Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang  tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau dengan rangsang lainnya.  Tidur berbeda dengan koma, koma merupakan keadaan bawah sadar dimana seseorang tersebut tidak bisa dibangunkan. 
Ada 2 tipe tidur, setiap malam seseorang mengalami dua tipe yang yang saling bergantian satu sama lain,  Tipe 1 disebut tidur gelombang lambat dan tipe 2 tidur dengan gerakan mata cepat mata (REM sleep). Setiap malamnya, sebagia besar masa tidur terdiri atas gelombang lambat yang bervariasi, yakni tidur yang nyenyak/dalam, istirahat/ketenanagan yang dialami seseorang pada jam-jam pertama tidur seseudah terjaga selama berberapa jam sebelumnya.
§  Tidur gelombang lambat
Tahapan tidur ini begitu tenangnya dan daapt dihubungkan dengan penurunan tonus pembuluh darah perifer dan fungsi-fungsi vegetatif tubuh lainya. Selain itu, tekanan darah, frekuensi pernafasan, dan kecepatan metabolisme basal akan berkurang 10  sampai 30 persen. Selama tidur gelombang lambat, tidak terjadi konsilidasi mimpi dalam ingatan.
§  Tidur REM
Tidur REM merupakan tipe tidur dimana otak benar-benar dalam keadaan aktif. Namun, aktivitas otak tidak disalurkan kearah yang sesuai agar orang itu tanggap penuh terhadap keadaan sekelilingnya dan kemudian terbangun.
Salah satu cirinya adalah pada tahap REM biasanya orang lebih sukar dibangunkan dari pada waktu tahap tidur gelombang lambat, walaupun telah diberi rangsangan sensorik, dan ternyata orang-orang terbangun dipagi hari sewaktu periode tidur REM, dan bukan pada waktu tidur gelombang lambat.  Diduga penyebab tidur adalah proses penghambatan aktif.  Teori lain yang  menyatakan bahwa area eksitatoris pada batang otak bagian atas, yang disebut sistem aktivasi  retikuler, mengalami kelelah yang setelah seharian terjaga dan karena itu menjadi aktif.
Efek Fisiologik Tidur
Keadaan tidur menyebabkan timbulnya dua macam efek fisologik utama : pertama, efek pada sarafya sendiri dan efek pada struktur tubuh lainnya. Berkurangnya keadaan tidur tentu sajaakan mempengaruhi fungsi sistem saraf pusat.
Sumber : Fisiologi Kedokteran (Guyton & Hall) halaman : 945

5.      Efek dari belajar sampai larut malam
                        Efek dari belajar sampai larut malam pada sistem saraf adalah terganggunya waktu tidur yang seharusnya 30% dari waktu 24 jam atau sekitar 6-8 jam. jumlah tidur yang cukup, penting bagi kesehatan mentaldan fisik, fungsi kognitif, memori dan belajar. Syarat tidur untuk orang dewasa bervariasi, tetapi 6'5 jam per hari dianggap normal untuk orang dewasa.Telah dilaporkan bahwa kurang tidur dapatmenyebabkan ketidakstabilan emosional, kehilangan memori, danpenurunan konsentrasi. Berbagai penelitian telah dilakukan danhasilnya menunjukkan bahwa kurang tidur berpengaruh padaprestasi akademik siswa dan juga menyebabkan gangguan suasanahari, ketiakpuasan beraktivitas, mengantuk, obesitas dan penurunanfungsi kognitif

6.      Klasifikasi Indera Somatik
Klasifikasi indera somatik ada 3 yaitu :
·         Indera somatik mekanoreseptif yang meliputi sensasi taktil dan posisi yang dirangsang oleh pemindahan secara mekanis beberapa jaringan tubuh
·         Indera termoreseptif yaitu yang mendeteksi panas dan dingin
·         Indera rasa nyeri yang diaktifkan oleh setiap faktor yang merusak jaringan
Klasifikasi lain sensasi somatik yaitu :
·         Sensasi eksteroreseptif yang berasal dari permukaan tubuh
·         Sensasi proprioreseptif yang berhubungan dengan keadaan fisik tubuh, meliputi sensasi posisi, sensasi tendon dan otot, ensasi tekan yang berasal dari telapak kaki dan sensasi keseimbangan
·         Sensasi viseral merupakan sensasi yang berasal dari organ visera tubuh (sensasi dari organ dalam tubuh)
·         Sensasi dalam merupakan sensasi yang berasal dari organ-organ dalam seperti fasia,otot, dan tulang. Sensasi ini meliputi tekanan “dalam”,nyeri, dan getaran

7.      Reseptor Taktil
Reseptor taktil terdapat paling sedikit 6 jenis yaitu :
·         Ujung saraf bebas, yang banyak dijumpai di semua bagian kulit dan jaringan-jaringan lainnya
·         Reeptor raba dengan sensitivitas tinggi, yakni badan meissner yang merupakan juluran ujung saraf berkapsul dari saraf sensorik besar bermielin. Badan ini dapat dijumpai pada bagian kulit yang tidak berambut terutama banyak sekali dijumpai di ujung jari, bibir, dan daerah kulit lain
·         Ujung jari dan bagian lainnya yang banyak mengandung badan meissner biasanya juga mengandung banyak reseptor taktil yang ujungnya meluas
·         Pergerakan sedikit pada rambut tubuh manapun akan merangsang serat saraf yang mengelilingi pangkalnya
·         Di lapisan kulit yang lebih dan juga di jaringan dalam banyak dijumpai ujung ruffini yang berujung banyak, ujungnya berkapsul
·         Badan pacini terletak tepat di bawah kulit dan juga di jaringan fasia tubuh yang lebih dalam. Reseptor ini hanya dapat dirangsang oleh penekanan lokal jaringan yang cepat karena reseptor ini beradaptasi dalam waktu beberapa seperseratus detik.
Sumber : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton dan Hall


           

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar