Skenario
Seorang wanita 36 tahun datang ke Puskesmas karena perut
sering merasa penuh, mendesak ke dada, dan terasa sesak. Keluhan tersebut
dirasakan sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Pasien juga sering merasaka
sulit tidur, leher terasa tegang, jantung berdebar-debar, lemas, dan tak
berdaya. Keluhan-keluhan tersebut dirasakan hampir setiap hari, sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien sering merasa khawatir jika keluhan
tersebut bertambah berat da tidak bisa sembuh, padahal hasil pemeriksaan fisik
menunjukkan tidak adanya kelainan. Pasien sudah minum obat dan mengikuti saran
dokter berkaitan dengan diet atau pola makan, tapi keluhan masih dirasakan.
Kekhawatiran itu makin kuat saat ditinggal suaminya ke kantor, karena khawatir
sesaknya akan kambuh saat sedang sendirian dan tidak ada yang menolong. Pasien
merasa terganggu dengan keluhan tersebut, pasien sadar bahwa kekhawatirannya
tersebut berlebihan, namun sulit untuk menghilangkannya. Saat ini pasien sedang
mendampingi anak pertamanya menghadapi Ujian Akhir Sekolah (UAS) SMP.
1)
Manakah diagnosis yang paling tepat untuk pasien
di atas?
a. Gangguan campuran cemas depresi
b. Gangguan stres pasca trauma
c. Gangguan anxietas fobia
d. Gangguan penyesuaian
e. Gangguan cemas menyeluruh
Pembahasan
:
F41.1
Gangguan cemas menyeluruh.
Pedoman
Diagnostik
·
Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai
gejala primer yang berlangsung hamper setiap hari untuk beberapa minggu sampai
beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus
tertentu saja (sifatnya “free floating”
atau “mengambang”)
·
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup
unsur-unsur berikut:
a)
Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
konsentrasi
dsb.);
b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)
b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)
·
Pada anak-anak sering terliahat adanya kebutuhan
berlebihan, untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatic yang
menonjol.
·
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya
sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan
diagnostikutama yakni gangguan anxietas menyeluru, selama hal tersebut tidak
memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32.-), gangguan anxietas
fobik (F40.-), gangguan panik (F41.0) atau gangguan obsesif-komfulsif
(F42.-)
2)
Apakah farmakoterapi yang tepat untuk kasus di
atas?
a. Amitriptilin 2 x 25 mg
b. Haloperidol 2 x 1,5 mg
c. Diazepam 2 x 2 mg
d. Fluoxetin 1 x 20 mg
e. Carbamazin 2 x 200 mg
3)
Pada pasien tersebut memiliki tipe kepribadian
premorbid adalah tipe kepribadian cemas. Dalam diagnosis multiaksial, maka
masuk dalam diagnosis aksis berapakah keterangan tersebut?
a. Axis 1
b. Axis 2
c. Axis 3
d. Axis 4
e. Axis 5
Pembahasan
Diagnosis
Multiaksial terdiri dari 5 aksis :
Aksis I : Gangguan Klinis
Kondisi Lain Yang Menjadi Fokus Perhatian
Klinis
Aksis II : Gangguan Kepribadian
Retardasi Mental
Aksis III : Kondisi Medik Umum
Aksis IV : Masalah Psikososial dan lingkungan
Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global
CATATAN :
l
Antara
Aksis I, II, III tidak selalu harus ada hubungan etiologik atau patogenesis.
l
Hubungan
antara “Aksis I-II-III” dan “Aksis IV” dapat timbal balik saling mempengaruhi.
Tujuan dari
diagnosis Multiaksial :
1.
Mencakup
informasi yang komprehensif (Gangguan
Jiwa, kondisi fisik umum, masalah psikososial dan lingkungan, taraf fungsi
secara global), sehingga dapat membantu dalam :
·
Perencanaan terapi
·
Meramalkan
“outcome” atau prognosis
2.
Format
yang “mudah” dan “sistematik”, sehingga dapat membantu dalam :
·
Menata
dan mengkomunikasikan informasi klinis
·
Menangkap
kompleksitas situasi klinis
·
Menggambarkan
heterogenitas individual dengan diagnosis klinis yang sama.
3.
Memacu penggunaan “Model bio-psiko-sosial” dalam klinis, pendidikan dan penelitian
Sumber : PPDGJ-III
4)
Apakah diagnosis axis 4 pada pasien tersebut di
atas?
a. Gangguan kecemasan atau neurotic
b. Tipe kepribadian cemas
c. Tidak ditemukan kelainan fisik
d. Memikirkan anaknya menghadapi UAS
e. GAF 70-61
Pembahasan
Lihat pembahasan no. 3
5)
Manakah diagnosis yang tepat jika gejala-gejala
yang dirasakan pasien di atas dirasakan hanya ketika pasien berada di tempat
terbuka dan ramai?
a. Gangguan campuran cemas depresi
b. Gangguan stres pasca trauma
c. Gangguan cemas menyeluruh
d. Gangguan anxietas fobia
e. Gangguan penyesuaian
Pembahasan
F40
GANGGUAN ANXIETAS FOBIK
F40.0
Agorafobia
F40.1 Fobia
Sosial
F40.2 Fobia
Khas (Terisolasi)
F40.8
Gangguan Anxietas Fobik Lainnya
F40.9
Gangguan Anxietas Fobik YTT
Pedoman
Diagnostik “Agarofobia” (F40.0)
Semua
Kriteria di bawah iniharus dipenuhi untuk diagnosis pasti :
a)
gejala psikosis, perilaku atau otonomik yang
timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder
dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham atu pikiran obsesif.
b)
anxietas yang timbul harus terbatas pada
(terutamaterjadi dalam hubungan dengan (setidaknya dua dari situasi berikut: banyak
orang / keramaian, tempat umum, bepergian keluar rumah, dan bepergian sendiri
dan,
c)
menghindari situasi fobik harus atau sudah
merupakan gejala yang menonjol (penderita menjadi “house bound”)
6. manakah diagnosis yg tepat jika gejala2 yg dirasakan
pasien diatas dirasakan ketika pasien merasakan keluhan fisik yg bermacam-macam
dan terus memikirkan keluhan fisiknya, berganti-ganti dokter (dokter shopping)
untuk memastikan diagnosisnya padahal hasil px dalam batas normal?
a. gangguan cemas depresi
b. gangguan stres pasca trauma
c. gangguan cemas menyeluruh
d. gangguan anxietas fobia
e. gangguan
somatisasi
7. manakah diagnosis yg tepat jika gejala2 yg dirasakan
pasien diatas dirasakan ketika pasien merasakan gempa bumi yg meluluhlantahkan
rumahnya 7bln yg lalu dan sekarang setiap kali mendengarkan suara keras pasien
teringat keadaan saat gempa dan merasakan gejala2 tersebut?
a. gangguan cemas depresi
b. gangguan stres
pasca trauma
c. gangguan cemas menyeluruh
d. gangguan anxietas fobia
e. gangguan penyesuaian
penjelasan nomor 6 dan 7
* gangguan cemas depresi :
- Ada gangguan cemas dan depresi
- Bila anxietas berat + Depresi yang ringan disamakan dengan gangguan anxietas lainnya / anxietas fobik
- Bila A+B à Berat, diagnosa campuran tidak dipakai
- Bila berkait erat dengan stress kehidupan à Harus didiagnosa gangguan penyesuaian
- Ada gangguan cemas dan depresi
- Bila anxietas berat + Depresi yang ringan disamakan dengan gangguan anxietas lainnya / anxietas fobik
- Bila A+B à Berat, diagnosa campuran tidak dipakai
- Bila berkait erat dengan stress kehidupan à Harus didiagnosa gangguan penyesuaian
* gangguan stres pasca trauma :
- Flash Back ( Bayangan / mimpi dari kejadian )
- Gangguan otonomik, gangguan afek, gangguan tingkah laku ( tidak khas )
- Squelae menahun ( lambat )
- Diagnosa dan sterusnya setelah 6 bulan kejadian traumatik
- Gangguan otonomik, gangguan afek, gangguan tingkah laku ( tidak khas )
- Squelae menahun ( lambat )
- Diagnosa dan sterusnya setelah 6 bulan kejadian traumatik
* gangguan cemas menyeluruh :
a. Anxietas gejala akut à Hampir setiap hari untuk
beberapa minggu / bulan
b. Gejala mencakup unsur :
- Kecemasan ( Tentang Nasib )
- Ketegangan motorik ( Sakit kepala, gemetar )
- Over aktivitas otonomik ( Kepala ringan, berkeringat, berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing, mulut kering )
c. Pada anak-anak ( Penting untuk diterangkan kelainan somatik menonjol )
d. Ada Gejala yang sementara ( depresi )
b. Gejala mencakup unsur :
- Kecemasan ( Tentang Nasib )
- Ketegangan motorik ( Sakit kepala, gemetar )
- Over aktivitas otonomik ( Kepala ringan, berkeringat, berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing, mulut kering )
c. Pada anak-anak ( Penting untuk diterangkan kelainan somatik menonjol )
d. Ada Gejala yang sementara ( depresi )
* gangguan anxietas fobia :
- disebabkan oleh situasi atau objek
- akibat yg terjadi menghindari situasi atau objek tersebut
- sering bersama depresi
* gangguan somatisasi :
- > kelainan fisik ( masing-masing )
- > 2 th
- Tidak mau menerima saran
- Disabilitas fungsi terhadap penyakit atau kelainan
- > 2 th
- Tidak mau menerima saran
- Disabilitas fungsi terhadap penyakit atau kelainan
* gangguan penyesuaian :
- Tidak ada kejadian, seandainya tidak mengalami hal
tersebut
- Manifestasi yang bervariasi ( Depresi, cemas, gangguan tingkah laku campuran & gejala tidak spesifik )
- Onset 1 bulan setelah stressor ada & tidak melebihi 6 bulan
- Diagnosa tergantung evakluasi hubungan antara :
a. Berat gejala
b. Corak kepribadian / riwayat
c. Kejadian ( Stressor )
- Manifestasi yang bervariasi ( Depresi, cemas, gangguan tingkah laku campuran & gejala tidak spesifik )
- Onset 1 bulan setelah stressor ada & tidak melebihi 6 bulan
- Diagnosa tergantung evakluasi hubungan antara :
a. Berat gejala
b. Corak kepribadian / riwayat
c. Kejadian ( Stressor )
8. manakah yg termasuk sindrom gangguan cemas?
a. peningkatan aktivitas system otonom , ketegangan motorik,
kewaspadaan menurun
b. peningkatan
aktivitas system otonom , ketegangan motorik, kewaspadaan meningkat
c. penurunan aktivitas system otonom , ketegangan motorik,
kewaspadaan menurun
d. penurunan aktivitas system otonom , ketegangan motorik,
kewaspadaan meningkat
e. penurunan aktivitas system otonom , kelemahan,
kewaspadaan menurun
penjelasan
Gambaran klinik :
Gejala utama dari ganguan anxietas adalah rasa cemas, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonomik, dan kewaspadaan kognitif. Kecemasan berlebihan dan mengganggu aspek lain kehidupan pasien
Gejala utama dari ganguan anxietas adalah rasa cemas, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonomik, dan kewaspadaan kognitif. Kecemasan berlebihan dan mengganggu aspek lain kehidupan pasien
9. apakah karakteristik dasar dari proses konseling?
a. berfokus pada
klien dan pasien
b. berfokus pd konselor
c. keputusan berada di tangan konselor
d. proses komunikasi searah
e. merupakan media konsultasi
10. anxietas manakah yg memiliki efek sedasi dan relaksasi
otot?
a. b. propanolon
c. clonidin
d. sulpulride
e. benzodiazepine
penjelasan
- Propranolol adalah tipe beta-blocker non-selektif yang
umumnya digunakan dalam pengobatan tekanan darah tinggi. Obat ini adalah
beta-blocker pertama yang sukses dikembangkan.
Digunakan untuk mengobati atau mencegah gangguan yang meliputi migrain, arrhythmias, angina pectoris, hipertensi, menopause, dan gangguan kecemasan.
Digunakan untuk mengobati atau mencegah gangguan yang meliputi migrain, arrhythmias, angina pectoris, hipertensi, menopause, dan gangguan kecemasan.
- Clonidine merupakan obat jenis alpha agonist.
Clonidine menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi kadar kimia tertentu
dalam darah. Hal ini membuat pembuluh darah mengendur dan jantung berdetak
dengan lebih lambat dan mudah. Obat ini dapat digunakan bersamaan dengan obat
tekanan darah lainnya.
Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).Pengobatan hipertensi ringan hingga sedang, bisa digunakan sebagai obat tunggal ataupun kombinasi dengan obat antihipertensi lain.
Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).Pengobatan hipertensi ringan hingga sedang, bisa digunakan sebagai obat tunggal ataupun kombinasi dengan obat antihipertensi lain.
- Benzodiazepin adalah sekelompok obat golongan psikotropika
yang mempunyai efek antiansietas atau dikenal sebagai minor tranquilizer, dan
psikoleptika. Benzodiazepin memiliki lima
efek farmakologi
sekaligus, yaitu anxiolisis, sedasi, anti konvulsi, relaksasi otot melalui
medula spinalis, dan amnesia retrograde.
- Antiansietas Benzodiazepine
- Diazepam
- Chlordiazepoxide
- Lorazepam
- Clobazam
- Bromazepam
- Oxazolam
- Clorazepate
- Alprazolam
- Antiansietas
- Antipanik
- Prazepam
- Antiansietas Nonbenzodizepine
- Sulpiride
- Buspirone
- Hydroxyzine
sumber
buku saku diagnosis gangguan jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar