By : Indra M, Diani S
Seorang perempuan 20 tahun datang ke IGD dengan luka pada
tubuhnya. Perempuan tersebut mengalami kecelakaan. Kaki kanannya bengkak dan
terdapat warna kebiruan . Pada lengan bawah kanan terdapat vulnus ekskoriasi
dengan ukuran 2X3 cm. Beberapa hari kemudian pasien kontrol, pada kaki kanannya
terdapat warna kekuningan dan terdapat nanah dilengan. Perempuan tersebut
merasakan demam dan tubuhnya sakit semua, nyeri saat berjalan .
PENJELASAN
:
1.
Penjelasan tentang luka
ð Luka
adalah keadaan hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan yang disebabkan
banyak hal atau berbagai faktor. Luka adalah kerusakan kontinuitas jaringan
atau kuit, mukosa mambran dan tulang atau organ tubuh lain.
Menurut
Derajat Kontaminasi dibagi menjadi :
ü Luka
bersih
Luka
bersih adalah luka yang tidak terdapat inflamasi dan infeksi, yang merupakan
luka sayat elektif dan steril dimana luka tersebut berpotensi untuk terinfeksi.
Luka tidak ada kontak dengan orofaring,traktus respiratorius maupun traktus
genitourinarius. Dengan demikian kondisi luka tetap dalam keadaan bersih.
Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%
ü Luka
bersih terkontaminasi
Luka
bersih terkontaminasi adalah luka pembedahan dimana saluran pernafasan, saluran
pencernaan dan saluran perkemihan dalam kondisi terkontrol. Proses penyembuhan
luka akan lebih lama namun luka tidak menunjukkan tanda infeksi. Kemungkinan
timbulnya infeksi luka sekitar 3% - 11%.
ü Luka
terkontaminasi
Luka
terkontaminasi adalah luka yang berpotensi terinfeksi spillage saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan saluran kemih. Luka menunjukan tanda
infeksi. Luka ini dapat ditemukan pada luka terbuka karena trauma atau
kecelakaan (luka laserasi), fraktur terbuka maupun luka penetrasi. Kemungkinan
infeksi luka 10% - 17%
ü Luka
kotor
Luka
kotor adalah luka lama, luka kecelakaan yang mengandung jaringan mati dan luka
dengan tanda infeksi seperti cairan purulen. Luka ini bisa sebagai akibat
pembedahan yang sangat terkontaminasi. Bentuk luka seperti perforasi visera, abses
dan trauma lama.
2.
Penjelasan tentang
vulnus ekskoriasi?
ð uka
lecet/gores adalah cedera pada permukaan epidermis akibat bersentuhan dengan
benda berpermukaan kasar atau runcing. Luka ini banyak dijumpai pada kejadian
traumatik seperti kecelakaan lalu lintas, terjatuh maupun benturan benda tajam
ataupun tumpul.
3.
Penjelasan tentang
nanah yang disebabkan luka?
Abses
(Latin:abscessus) merupakan
kumpulan nanah (netrofil yang telah mati yang terakumulasi di sebuah kavitas
jaringan karena adanya proses infeksi (biasanya oleh bakteri
atau parasit) atau karena adanya benda asing
(misalnya serpihan, luka peluru, atau jarum suntik). Proses ini merupakan
reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah penyebaran/perluasan infeksi
ke bagian lain dari tubuh.Organisme atau benda asing membunuh sel-sel lokal yang pada akhirnya
menyebabkan pelepasan sitokin. Sitokin tersebut memicu sebuah respon inflamasi (peradangan),
yang menarik kedatangan sejumlah besar sel-sel darah putih (leukosit)
ke area tersebut dan meningkatkanaliran darah setempat. Struktur akhir dari
suatu abses adalah dibentuknya dinding abses, atau kapsul, oleh sel-sel sehatdi
sekeliling abses sebagai upaya untuk mencegah nanah menginfeksi struktur
lain di sekitarnya.Meskipun demikian, seringkali proses enkapsulasi tersebut
justru cenderung menghalangi sel-selimun untuk menjangkau penyebab peradangan
(agen infeksi atau benda asing) dan melawan bakteri-bakteri yang terdapat
dalam nanah. Abses harus dibedakan dengan empyema. Empyema mengacu pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang telah ada
sebelumnya secara normal, sedangkan abses mengacu pada akumulasinanah di dalam
kavitas yang baru terbentuk melalui proses terjadinya abses tersebut.
4. Inflamasi
Inflamasi Inflamasi
merupakan respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau
kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung
(sekuestrasi) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu (Dorland,
2002).
Inflamasi
(peradangan) merupakan reaksi kompleks pada jaringan ikat yang memiliki
vaskularisasi akibat stimulus eksogen maupun endogen. Dalam arti yang paling
sederhana, inflamasi adalah suatu respon protektif yang ditujukan untuk
menghilangkan penyebab awal jejas sel serta membuang sel dan jaringan nekrotik
yang diakibatkan oleh kerusakan sel.
Penyebab
inflamasi antara lain mikroorganisme, trauma mekanis, zat-zat kimia, dan
pengaruh fisika. Tujuan akhir dari respon inflamasi adalah menarik protein
plasma dan fagosit ke tempat yang mengalami cedera atau terinvasi agar dapat
mengisolasi, menghancurkan, atau menginaktifkan agen yang masuk, membersihkan
debris dan mempersiapkan jaringan untuk proses penyembuhan.
Respons
inflamasi terjadi dalam tiga fase dan diperantarai oleh mekanisme yang berbeda
: a. fase akut, dengan ciri vasodilatasi lokal dan peningkatan permeabilitas
kapiler. b. reaksi lambat, tahap subakut dengan ciri infiltrasi sel leukosit
dan fagosit. c. fase proliferatif kronik, dengan ciri terjadinya degenerasi dan
fibrosis.
Respon
antiinflamasi meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas
kapiler dan migrasi leukosit ke jaringan radang. Gejala proses inflamasi yang
sudah dikenal ialah:
1. Kemerahan (rubor)
Terjadinya warna kemerahan ini karena arteri yang mengedarkan darah ke daerah
tersebut berdilatasi sehingga terjadi peningkatan aliran darah ke tempat cedera
(Corwin, 2008).
2. Rasa panas (kalor)
Rasa panas dan warna kemerahan terjadi secara bersamaan. Dimana rasa panas
disebabkan karena jumlah darah lebih banyak di tempat radang daripada di daerah
lain di sekitar radang. Fenomena panas ini terjadi bila terjadi di permukaan
kulit. Sedangkan bila terjadi jauh di dalam tubuh tidak dapat kita lihat dan
rasakan (Wilmana, 2007). 11
3. Rasa sakit (dolor)
Rasa sakit akibat radang dapat disebabkan beberapa hal: (1) adanya peregangan
jaringan akibat adanya edema sehingga terjadi peningkatan tekanan lokal yang
dapat menimbulkan rasa nyeri, (2) adanya pengeluaran zat – zat kimia atau
mediator nyeri seperti prostaglandin, histamin, bradikinin yang dapat
merangsang saraf – saraf perifer di sekitar radang sehingga dirasakan nyeri
(Wilmana, 2007).
4. Pembengkakan (tumor)
Gejala paling nyata pada peradangan adalah pembengkakan yang disebabkan oleh
terjadinya peningkatan permeabilitas kapiler, adanya peningkatan aliran darah
dan cairan ke jaringan yang mengalami cedera sehingga protein plasma dapat
keluar dari pembuluh darah ke ruang interstitium (Corwin, 2008).
5. Fungsiolaesa
Fungsiolaesa merupakan gangguan fungsi dari jaringan yang terkena inflamasi dan
sekitarnya akibat proses inflamasi. (Wilmana, 2007).
5. Sel-sel Radang
Pada pulpa gigi dan
jaringan periradikular, inflamasi dapat akut atau kronis. Kedua tingkat ini
hanya dapat dikenal pada tingkat histologi dan tergantung pada tipe/jenis sel
yang dominan pada lesi. Sel neutrofil adalah sel darah putih pertama yang
melakukan migrasi dari pembuluh darah ke tempat cedera. Fungsi neutrofil adalah
untuk memfagositosis bakteri dan debris selular. 23 Neutrofil polimorfonuklear
(PMN) tertarik ke daerah inflamasi oleh faktor kemotaktik, yang dihasilkan oleh
bakteri, komplemen (C5a), produk jalur lipooksigenase (5-HETE dan leuktotrien
B4) dan sitokin.28 Neutrofil juga melepaskan zat-zat kimia yang yang menarik
sel darah putih lain ke tempat peradangan, dengan proses yang disebut
kemotaksis.23 Sel ini mempunyai inti bersegmen dalam bentuk bermacam-macam,
seperti kacang, tapal kuda, dan lain-lain. Sel ini memiliki diameter 10-12 μm.
Segmen/lobus dari inti berkisar 2-4 buah. Inti terisi penuh oleh butir-butir
khromatin padat sehingga sangat mengikat zat warna basa menjadi biru atau
ungu.29 Universitas Sumatera Utara Makrofag merupakan sel jaringan yang berasal
dari monosit dalam sirkulasi setelah beremigrasi dari aliran darah.24 Pada saat
mencapai jaringan ekstravaskular, monosit berubah menjadi makrofag, dan mampu
mengadakan fagositosis terhadap bakteri dan sisa-sisa sel dalam jumlah yang
besar. Sel ini berukuran 10 sampai 30 µm dan umumnya memiliki inti lonjong atau
berbentuk ginjal yang terletak eksentris. 29 Makrofag yang teraktivasi
menyebabkan ukuran sel bertambah besar, kandungan enzim lisosom menjadi meningkat,
metabolismenya lebih aktif, dan kemampuan membunuh mikroorganismenya lebih
besar.24 Limfosit muncul pada tingkat kronis reaksi inflamasi. Sel ini
berhubungan dengan sistem imun dan berfungsi untuk melepaskan zat antibodi.29
Limfosit terdiri dari limfosit B, limfosit T dan sel pembunuh alami (natural
killer).23 Secara histologis limfosit memiliki ukuran sekitar 8-10 mikron,
lebih kecil dari sel PMN. Intinya bulat, gelap yang hampir memenuhi seluruh
sel, sedangkan sitoplasmanya hanya sedikit.29 Sel plasma merupakan produk akhir
dari aktivasi sel B yang mengalami diferensiasi akhir. Sel ini menghasilkan
antibodi untuk melawan antigen di tempat radang.24 Sel ini berentuk bulat atau
lonjong, inti yang terletak eksentris dengan struktur seperti roda dan sitoplasma
yang lebih banyak dan basofilik.29 Sel lain yang ditemukan pada pulpa dan
jaringan periradikular yang terinflamasi adalah eosinofil, basofil, dan sel
mast. Eosinofil ditemukan pada reaksi alergi dan infeksi parasit.27 Tidak
seperti neutrofil, sel ini tidak berperan dalam pertahanan melawan bakteri.
Sitoplasmanya mengandung granula yang kasar dan Universitas Sumatera Utara
berwarna merah terang. Bentuk dan besarnya mirip dengan neutrofil, tapi intinya
lebih sederhana dan sering hanya berlobus dua.29 Sel basofil memiliki granula
kasar dan berwarna biru kehitaman.29 Basofil bersirkulasi di dalam darah dan
apabila diaktifkan oleh cedera atau infeksi akan mengeluarkan histamin,
bradikinin, dan serotonin. Zat-zat ini meningkatkan permeabilitas kapiler dan
aliran darah ke tempat radang. Basofil mengeluarkan bahan alami anti pembekuan
heparin. Sel ini juga terlibat dalam pembentukan respon alergi.23 Sel mast
adalah sel jaringan ikat berbentuk bulat sampai lonjong, bergaris tengah 20-30
µm, sitoplasmanya bergranul kasar dan basofilik. Intinya agak kecil, bulat,
letaknya di pusat, dan seringkali tertutup oleh granul sitoplasma. Sel mast
adalah sel khusus yang berisi bahan kimia vasoaktif.29 Sel ini dijumpai pada
jaringan ikat longgar yang mengelilingi pembuluh darah. Proses radang dimulai
ketika sel mast membebaskan kandungan intraseluler selama cedera jaringan,
terpajan pada toksin, pengaktifan protein pada jenjang komplemen, dan
pengaktifan antigen antibodi. Proses pelepasan kandungan sel mast disebut
degranulasi sel mast yang akan menghasilkan histamin, serotinin, dan bahan lain
yang disintesis oleh sel mast. Zat-zat ini merupakan penyebab vasodilatasi,
peningkatan permeabilitas kapiler, dan agen kemotaktik sel darah putih dan
trombosit ke daerah radang
Sumber
: repository.usu.ac.id
scribd
thankyou ya gaes
BalasHapusthankyou ya gaes
BalasHapus