SKENARIO
1
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun di bawa oleh
ibunya ke dokter karena demam tinggi. Demam muncul sejak 3 hari yang lalu. Ibu
tersebut sudah memberikan obat penurun panas. Setelah minum obat tersebut anak
berkeringat, demamnya berkurang tapi setelah itu akan naik kembali. Anak
tersebut tidak ada batuk dan pilek. Sejak sakit anak tersebut tidak mau makan
dan minum. Ibu tersebut khawatir akan kondisi anaknya
·
Demam atau fever adalah peningkatan temperatur tubuh di atas
normal (37oC) atau setiap penyakit yang ditandai oleh peningkatan
suhu tubuh (kamus kedokteran dorland)
·
Batuk atau cough adalah ekspulsi udara dari dalam paru yang
tiba-tiba sambil mengeluarkan suara berisik (kamus
kedokteran dorland)
1.
Mengapa demam muncul sejak 3 hari yang lalu ?
2.
Apa pengaruh/efek dari obat penurun panas ?
3.
Mengapa anak tersebut berkeringat setelah minum obat ?
Karena parasetamol merupakan
penghambat prostaglandin yang lemah dengan cara menghambat COX-1 dan COX-2 di
jaringan perifer (Frust & Ulrich, 2007). Efek anti-inflamasi sangat lemah,
sehingga parasetamol tidak digunakan sebagai antireumatik (Wilmana & Gan,
2007). Penelitian terbaru menyatakan bahwa parasetamol menghambat secara
selektif jenis lain dari enzim COX yang berbeda dari COX-1 dan COX-2 yaitu enzim
COX-3 (University of Alberta, 2009). Sifat antipiretik dari parasetamol
dikarenakan efek langsung ke pusat pengaturan panas di hipotalamus yang
mengakibatkan vasodilatasi perifer, berkeringat, dan pembuangan panas
(University of Alberta, 2009)
4.
Apa penyebab demam anak tersebut berkurang kemudian naik
kembali?
Pemahaman
tentang regulasi suhu tubuh, produksi dan konservasi panas, dan penerapan
patofisiologi demam pada beberapa keadaan, serta mekanisme penumnan suhu tubuh
akan menuntun kita dalam menangani demam secara rasional.Hal terpenting adalah
meyakini bahwa demam merupakan suatu bentuk pertahanan tubuh yang tidak
semuanya perlu diatasi. Penatalaksanaan lebih ditujukan untuk mengatasi
penyakit yang mendasari demam tersebut. Demam adalah kondisi ketika otak mematok
suhu di atas setting normal yaitu di atas 380C. Beberapa buku
menyatakan bahwa demam adalah suhu tubuh > 38.50C untuk waktu
minimal 24 jam. Akibat tuntutan peningkatan setting tersebut maka tubuh akan
memproduksi panas. Proses pembentukan panas terdiri atas tiga fase yaitu:
·
Fase pertama, menggigil (fase pelepasan sitokin
proinflamasi) yang berlangsung sampai suhu tubuh mencapai puncaknya;
·
Fase kedua,.suhu menetap tinggi untuk beberapa saat
(sitokin berhasil meningkatkan set point) tetapi
·
Fase ketiga, akhirnya suhu turun, dengan atau tanpa
obat demam (sitokin melakukan antipyretic response.).
5.
Mengapa nafsu makan dan minum anak tersebut menurun ?
Karena beberapa penyebab demam
merupakan infeksi virus, adapun karakteristik utama infeksi virus yaitu lesu, mual, dan tidak ada nafsu makan.
Kondisi ini juga dialami saat flu sehingga menyebabkan mulut terasa pahit dan
nafsu makan berkurang.
6.
Bagaimana mekanisme demam dan patofisiologinya ?
Demam memiliki tiga fase
yaitu: fase kedinginan, fase demam, dan fase kemerahan. Fase pertama yaitu fase
kedinginan merupakan fase peningkatan suhu tubuh yang ditandai dengan
vasokonstriksi pembuluh darah dan peningkatan aktivitas otot yang berusaha
untuk memproduksi panas sehingga tubuh akan merasa kedinginan dan menggigil.
Fase kedua yaitu fase demam merupakan fase keseimbangan antara produksi panas
dan kehilangan panas di titik patokan suhu yang sudah meningkat. Fase ketiga
yaitu fase kemerahan merupakan fase penurunan suhu yang ditandai dengan
vasodilatasi pembuluh darah dan berkeringat yang berusaha untuk menghilangkan
panas sehingga tubuh akan berwarna kemerahan.
Demam terjadi karena adanya
suatu zat yang dikenal dengan nama pirogen. Pirogen adalah zat yang dapat
menyebabkan demam. Pirogen terbagi dua yaitu pirogen eksogen adalah pirogen
yang berasal dari luar tubuh pasien. Contoh dari pirogen eksogen adalah produk
mikroorganisme seperti toksin atau mikroorganisme seutuhnya. Salah satu pirogen
eksogen klasik adalah endotoksin lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri gram
negatif. Jenis lain dari pirogen adalah pirogen endogen yang merupakan pirogen
yang berasal dari dalam tubuh pasien. Contoh dari pirogen endogen antara lain
IL-1, IL-6, TNF-α, dan IFN. Sumber dari pirogen endogen ini pada umumnya adalah
monosit, neutrofil, dan limfosit walaupun sel lain juga dapat mengeluarkan
pirogen endogen jika terstimulasi (Dinarello & Gelfand, 2005).
Proses terjadinya demam
dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih (monosit, limfosit, dan neutrofil)
oleh pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun.
Sel-sel darah putih tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan
pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-α, dan IFN). Pirogen eksogen dan pirogen
endogen akan merangsang endotelium hipotalamus untuk membentuk prostaglandin
(Dinarello & Gelfand, 2005). Prostaglandin yang terbentuk kemudian akan
meningkatkan patokan termostat di pusat termoregulasi hipotalamus. Hipotalamus
akan menganggap suhu sekarang lebih rendah dari suhu patokan yang baru sehingga
ini memicu mekanisme-mekanisme untuk meningkatkan panas antara lain menggigil,
vasokonstriksi kulit dan mekanisme volunter seperti memakai selimut. Sehingga
akan terjadi peningkatan produksi panas dan penurunan pengurangan panas yang
pada akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh naik ke patokan yang baru tersebut
(Sherwood, 2001).
Demam memiliki tiga fase
yaitu: fase kedinginan, fase demam, dan fase kemerahan. Fase pertama yaitu fase
kedinginan merupakan fase peningkatan suhu tubuh yang ditandai dengan
vasokonstriksi pembuluh darah dan peningkatan aktivitas otot yang berusaha
untuk memproduksi panas sehingga tubuh akan merasa kedinginan dan menggigil.
Fase kedua yaitu fase demam merupakan fase keseimbangan antara produksi panas
dan kehilangan panas di titik patokan suhu yang sudah meningkat. Fase ketiga
yaitu fase kemerahan merupakan fase penurunan suhu yang ditandai dengan
vasodilatasi pembuluh darah dan berkeringat yang berusaha untuk menghilangkan
panas sehingga tubuh akan berwarna kemerahan (Dalal & Zhukovsky, 2006).
SUMBER :
1.
USU
Institutional Repository
2.
Health Science Journals Demam Pada Anak oleh
Purnamawati Sujud Pujiarto
3.
Demam
Pada Anak Sari Pediatri oleh Ismoedijanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar