Kamis, 10 September 2015

Blok 9 Semester 3 (2014)



SKENARIO 1
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun di bawa oleh ibunya ke dokter karena demam tinggi. Demam muncul sejak 3 hari yang lalu. Ibu tersebut sudah memberikan obat penurun panas. Setelah minum obat tersebut anak berkeringat, demamnya berkurang tapi setelah itu akan naik kembali. Anak tersebut tidak ada batuk dan pilek. Sejak sakit anak tersebut tidak mau makan dan minum. Ibu tersebut khawatir akan kondisi anaknya
·         Demam atau fever adalah peningkatan temperatur tubuh di atas normal (37oC) atau setiap penyakit yang ditandai oleh peningkatan suhu tubuh (kamus kedokteran dorland)
·         Batuk atau cough adalah ekspulsi udara dari dalam paru yang tiba-tiba sambil mengeluarkan suara berisik (kamus kedokteran dorland)

1.      Mengapa demam muncul sejak 3 hari yang lalu ?
2.      Apa pengaruh/efek dari obat penurun panas ?
3.      Mengapa anak tersebut berkeringat setelah minum obat ?
Karena parasetamol merupakan penghambat prostaglandin yang lemah dengan cara menghambat COX-1 dan COX-2 di jaringan perifer (Frust & Ulrich, 2007). Efek anti-inflamasi sangat lemah, sehingga parasetamol tidak digunakan sebagai antireumatik (Wilmana & Gan, 2007). Penelitian terbaru menyatakan bahwa parasetamol menghambat secara selektif jenis lain dari enzim COX yang berbeda dari COX-1 dan COX-2 yaitu enzim COX-3 (University of Alberta, 2009). Sifat antipiretik dari parasetamol dikarenakan efek langsung ke pusat pengaturan panas di hipotalamus yang mengakibatkan vasodilatasi perifer, berkeringat, dan pembuangan panas (University of Alberta, 2009)
4.      Apa penyebab demam anak tersebut berkurang kemudian naik kembali?
Pemahaman tentang regulasi suhu tubuh, produksi dan konservasi panas, dan penerapan patofisiologi demam pada beberapa keadaan, serta mekanisme penumnan suhu tubuh akan menuntun kita dalam menangani demam secara rasional.Hal terpenting adalah meyakini bahwa demam merupakan suatu bentuk pertahanan tubuh yang tidak semuanya perlu diatasi. Penatalaksanaan lebih ditujukan untuk mengatasi penyakit yang mendasari demam tersebut. Demam adalah kondisi ketika otak mematok suhu di atas setting normal yaitu di atas 380C. Beberapa buku menyatakan bahwa demam adalah suhu tubuh > 38.50C untuk waktu minimal 24 jam. Akibat tuntutan peningkatan setting tersebut maka tubuh akan memproduksi panas. Proses pembentukan panas terdiri atas tiga fase yaitu:
·         Fase pertama, menggigil (fase pelepasan sitokin proinflamasi) yang berlangsung sampai suhu tubuh mencapai puncaknya;
·         Fase kedua,.suhu menetap tinggi untuk beberapa saat (sitokin berhasil meningkatkan set point) tetapi
·         Fase ketiga, akhirnya suhu turun, dengan atau tanpa obat demam (sitokin melakukan antipyretic response.).

5.      Mengapa nafsu makan dan minum anak tersebut menurun ?
Karena beberapa penyebab demam merupakan infeksi virus, adapun karakteristik utama infeksi virus  yaitu lesu, mual, dan tidak ada nafsu makan. Kondisi ini juga dialami saat flu sehingga menyebabkan mulut terasa pahit dan nafsu makan berkurang.

6.      Bagaimana mekanisme demam dan patofisiologinya ?
Demam memiliki tiga fase yaitu: fase kedinginan, fase demam, dan fase kemerahan. Fase pertama yaitu fase kedinginan merupakan fase peningkatan suhu tubuh yang ditandai dengan vasokonstriksi pembuluh darah dan peningkatan aktivitas otot yang berusaha untuk memproduksi panas sehingga tubuh akan merasa kedinginan dan menggigil. Fase kedua yaitu fase demam merupakan fase keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas di titik patokan suhu yang sudah meningkat. Fase ketiga yaitu fase kemerahan merupakan fase penurunan suhu yang ditandai dengan vasodilatasi pembuluh darah dan berkeringat yang berusaha untuk menghilangkan panas sehingga tubuh akan berwarna kemerahan.
Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal dengan nama pirogen. Pirogen adalah zat yang dapat menyebabkan demam. Pirogen terbagi dua yaitu pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien. Contoh dari pirogen eksogen adalah produk mikroorganisme seperti toksin atau mikroorganisme seutuhnya. Salah satu pirogen eksogen klasik adalah endotoksin lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif. Jenis lain dari pirogen adalah pirogen endogen yang merupakan pirogen yang berasal dari dalam tubuh pasien. Contoh dari pirogen endogen antara lain IL-1, IL-6, TNF-α, dan IFN. Sumber dari pirogen endogen ini pada umumnya adalah monosit, neutrofil, dan limfosit walaupun sel lain juga dapat mengeluarkan pirogen endogen jika terstimulasi (Dinarello & Gelfand, 2005).
Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih (monosit, limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-α, dan IFN). Pirogen eksogen dan pirogen endogen akan merangsang endotelium hipotalamus untuk membentuk prostaglandin (Dinarello & Gelfand, 2005). Prostaglandin yang terbentuk kemudian akan meningkatkan patokan termostat di pusat termoregulasi hipotalamus. Hipotalamus akan menganggap suhu sekarang lebih rendah dari suhu patokan yang baru sehingga ini memicu mekanisme-mekanisme untuk meningkatkan panas antara lain menggigil, vasokonstriksi kulit dan mekanisme volunter seperti memakai selimut. Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas dan penurunan pengurangan panas yang pada akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh naik ke patokan yang baru tersebut (Sherwood, 2001).
Demam memiliki tiga fase yaitu: fase kedinginan, fase demam, dan fase kemerahan. Fase pertama yaitu fase kedinginan merupakan fase peningkatan suhu tubuh yang ditandai dengan vasokonstriksi pembuluh darah dan peningkatan aktivitas otot yang berusaha untuk memproduksi panas sehingga tubuh akan merasa kedinginan dan menggigil. Fase kedua yaitu fase demam merupakan fase keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas di titik patokan suhu yang sudah meningkat. Fase ketiga yaitu fase kemerahan merupakan fase penurunan suhu yang ditandai dengan vasodilatasi pembuluh darah dan berkeringat yang berusaha untuk menghilangkan panas sehingga tubuh akan berwarna kemerahan (Dalal & Zhukovsky, 2006).

SUMBER :
1.      USU Institutional Repository
2.      Health Science Journals Demam Pada Anak oleh Purnamawati Sujud Pujiarto
3.      Demam Pada Anak Sari Pediatri oleh Ismoedijanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar