author : Anita, Faiz
STEP 1 :
-
Nyeri : mekanisme protektif untuk menimbulkan
kesadaran akan kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan.
-
Bengkak : dalam kedokteran di sebut dengan
edema, ialah pembesaran pada organ tubuh, kulit, maupun tempat pada tubuh lainnya.
Massa berbentuk biasanya bulat dikarenakan jaringan yang terisi oleh carian.
-
Mengkompres : menekan suatu bagian tubuh dengan
sebuah benda biasanya mengkompres digunakan saat untuk menekan bagian tubuh
tertentu yang membengkak, panas, atau lainnya.
STEP 2 :
1.
Mekanisme nyeri?
Mekanisme nyeri secara sederhana
dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan jaringan dalam saraf sensorik
menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui serabut saraf
bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula
spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut dipersepsikan
dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah mengalami
modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan yang dapat
membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, suhu (panas atau dingin)
dan agen kimiawi yang dilepaskan karena trauma/inflamasi.
Fenomena nyeri timbul karena adanya
kemampuan system saraf untuk mengubah berbagai stimuli mekanik, kimia, termal,
elektris menjadi potensial aksi yang dijalarkan ke system saraf pusat.
2.
Tipe Nyeri?
·
Tipe nyeri berdasarkan
durasi dan
lamanya
Nyeri biasanya
dibedakan menjadi dua tipe besar yaitu nyeri akut dan nyerikronis. Keduanya bisa dibedakan dari onset, durasi dan
penyebab nyeri.
1)Nyeri akut
Nyeri akut terjadi
setelah cedera akut, penyakit atau intervensi bedah danmemiliki awitan yang cepat,
dengan intensitas yang bervariasi (ringansampai berat) dan berlangsung untuk
waktu singkat (Meinhart dan McCaffery, 1983, NIH
1986 dalam Potter and Perry, 1997).
Menurut Bonica tahun
1987, nyeri akut sebagai kumpulan pengalaman yangtidak menyenangkan yang berkaitan dengan sensori, persepsi dan emosiserta
berkaitan dengan respon autonomi, emosional dan perilaku. Nyeri akut
biasanya peristiwa baru, tiba-tiba dan durasinya singkat. Hal ini berkaitan dengan penyakit akut, operasi atau
prosedur pengobatan atautrauma dan
rasa nyeri dapat membantu untuk menentukan lokasinya.Karakteristik yang
lain adalah rasa nyeri biasanya dapat diidentifikasi, rasanyerinya cepat berkurang / hilang, sifatnya jelas
dan mungkin sekali untuk berakhir / hilang.
2)Nyeri kronis
Nyeri
kronik adalah nyeri yang berlangsung lama, intensitasnya bervariasidan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan (Mc
Caffery, 1986 dalamPotter and Perry, 1997).
Pada klien dengan nyeri kronik sering mengalami periode remisi (gejala
hilang sebagian atau keseluruhan) dan eksaserbasi(keparahan meningkat). Sifat
nyeri kronik ini tidak dapat diprediksi yangmembuat klien frustrasi dan
sering mengarah pada depresi psikologis. Nyeri
kronis adalah suatu situasi atau keadaan pengalaman nyeri yangmenetap / kontinyu selama beberapa bulan / tahun
setelah fase penyembuhan dari
suatu penyakit akut / injuri. Karakteristik nyeri kronisadalah area nyeri tidak mudah diidentifikasi,
intensitas nyeri sukar diturunkan,
rasa nyerinya biasanya meningkat, sifatnya kurang jelas dankemungkinan
kecil untuk sembuh / hilang. Nyeri
kronis dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu nyeri kronis malignadan non
maligna. Nyeri kronis maligna dapat digambarkan sebagai nyeriyang berhubungan
dengan kanker atau penyakit progresif lainnya. Nyerikronis non maligna biasanya dikaitkan dengan nyeri
akibat kerusakan jaringan non progresif atau telah mengalami
penyembuhan.
·
Tipe
nyeri berdasarkan intensitas.
Intensitas nyeri seseorang dapat diketahui dari alat-alat pengkajian yangdigunakan. Pada deskripsi verbal
tentang nyeri, individu merupakan penilaiterbaik dari nyeri yang dialaminya dan karenanya harus
diminta untuk menggambarkan dan
membuat tingkatannya. Intensitas nyeri didapat diukur dengan menggunakan
skala diantaranya; skala intensitas nyeri deskriptif sederhana, skala intensitas nyeri
numerik 0-10 dan skala analog visual (VAS).Skala
dipergunakan untuk mendeskripsikan intensitas / beratnya rasa nyeri.
1) Skala intensitas nyeri deskriptif sederhana
Skala
intensitas nyeri nyeri deskriptif sederhana ini menggunakan enamgambar wajah dengan ekspresi yang berbeda ,
menampilkan wajah bahagiahingga wajah sedih,
yang dipergunakan untuk mengekspresikan rasa nyeri.Skala ini dapat
dipergunakan mulai anak usia 3 (tiga) tahun.
2)Skala
intensitas nyeri numerik 0-10
Berat ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur denganmengobyektifkan pendapat subyektif nyeri. Skala
numerik, digunakan dari 0hingga 10, nol ( 0
) merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri, sedangkansepuluh (10) ,
suatu nyeri yang sangat hebat.
3)Skala analog visual (VAS)
Skala sejenis yang merupakan garis lurus, tanpa angka. Bisa bebasmengekspresikan nyeri, ke arah
kiri menuju tidak sakit, arah kanan sakittidak
tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri yang sedang. Klien dimintamenunjukkan posisi nyeri pada garis antara kedua
nilai ekstrem. Bilamenunjuk tengah garis, menunjukkan nyeri sedang
·
Tipe
nyeri berdasarkan transmisi.
1)Reseptor
nyeri (nosiseptor)
Nosiseptor adalah
ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya padastimulus yang kuat, secara potensial merusak. Stimuli tersebut sifatnyamekanik, termal, kimia. Reseptor nyeri merupakan
jaras multi arah yangkompleks. Serabut saraf ini bercabang sangat dekat dengan
asalnya padakulit dan mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah lokal, se-sel
mast,folikel rambut dan kelenjar keringat. Stimulasi serabut ini menimbulkan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan
mengakibatkan vasodilatasi.Serabut
kutaneus terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauhdan
berhubungan dengan rantai simpatis paravertebrata sistem saraf dandengan organ
internal yang lebih besar.
Sebagai
akibat hubungan antaraserabut saraf ini, nyeri sering disertai dengan efek
vasomotor, otonom danviseral. Meski aktivasi yang kuat dari
serabut reseptor nyeri pada kulit yangakan menyebabkan hubungan viseral dari
serabut yang sama, hal sebaliknya juga
terjadi. Stimulasi kuat pada cabang viseral dapat menyebabkanvasodilatasi dan
nyeri pada area tubuh yang berkaitan denga serabuttersebut. Hasilnya
disebut nyeri alih.
2)Mediator kimia dari nyeri.
Sejumlah substansi
yang mempengaruhi sensitivitas ujungf-ujung saraf ataureseptor nyeri dilepaskan kejaringan ekstraseluler sebagai akibat darikerusakan jaringan. Zat kimia yang meningkatkan
transmisi atau persepsinyeri meliputi histamin, bradikinin, asetilkolin
dan prostaglandin.
Prostaglandin adalah
zat kimia yang diduga dapat meningkatkan sensitivitasreseptor nyeri dengan meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin.
Endorfin dan enkefalin adalah substansi lain dalam tubuh yang berfungsi
sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri. Endorfin dan enkefalinadalah zat kimia endogen yang terstruktur serupa
dengan opioid. Serabutinterneural
inhibitori yang mengandung enkefalin terutama diaktifkanmelalui aktivitas dari serabut perifer nosiseptor,
pada tempat yang samadengan reseptor nyeri atau nosiseptor dan serabut
desenden, berkumpul bersama dalam suatu sistem yang disebut descending control.
Keberadaan
endorfin dan enkefalin membantu menjelaskan bagaimanaorang orang yang berbeda
merasakan tingkat nyeri yang berbeda daristimuli
neyeri yang sama. Kadar endorfin beragam diantara individu sepertitingkat ansietas seseorang yang mempengaruhi kadar
endorfin. Individudengan endorfin yang banyak lebih sedikit merasakan
nyeri dan merekadengan sedikit endorfin merasakan nyeri lebih besar.
Beberapa
tehnik mungkin efektif dalam meredakan nyeri, paling tidak sebagian karena tehnik tersebut
menyebabkan pelepasan endorfin.Transcutaneus
electric nerve stimulation (TENS) dapat menstimulasi pelepasan endorfin, seperti
penggunaan plasebo, dimana pasien berfikir pengobatannya bekerja
meskipun hal tersebut tidak ada hasilnya. Metode pereda nyeri lainnya
seperti imaginasi terbimbing, dapat membantu pasienmelepaskan endorfin.
·
Tipe
nyeri berdasarkan sumber.
Rasa
nyeri dapat timbul dalam berbagai modalitas bergantung pada letak reseptor
1)Nyeri
somatik superfisial (nyeri kulit)
Rangsang yang dapat menimbulkan rasa nyeri kulit adalah rangsangnosiseptif yaitu rangsang yang
dapat menimbulkan kerusakan jaringan.Rangsang
dapat berupa rangsang mekanis, listrik, termal atau kimia.
Nyeri
kulit biasanya dirasakan sebagai sensasi yang datang berurutan.Pertama terasa sebagai rasa yang
tajam, lokasi rangsang dapat ditunjukkandengan tepat, sensasi yang terasa dapat
dijelaskan sesuai dengan rangsangyang
diberikan dan segera hilang bila rangsang dihentikan. Rasa nyeri yangsegera
terasa pada saat rangsang diberikan ini disebut fast pain / initial pain/nyeri
primer. Kemudian disusul dengan nyeri yang tumpul, lokasi rangsangtidak dapat ditunjukkan dengan tepat, sensasi rasa
kurang dapat diuraikandengan jelas. Biasanya terasa sebagai rasa panas, menusuk
yang sifatnyadifus. Sensasi tetap terasa beberapa saat sesudah rangsang
dihentikan. Nyerisusulan ini disebut slow pain / delayed pain / nyeri sekunder.
Pada
beberapa keadaan patologis tertentu kulit, kepekaan reseptor nyeridapat berubah yang menimbulkan hiperalgesia yaitu;
a)Hiperalgesia primer bersifat setempat, pada daerah
luka atau radang,ambang reseptor menurun. Disebabkan oleh lepasnya histamin,
dapatterasa sampai berhari-hari.
b)Hiperalgesia sekunder, disebabkan oleh rangsangan
nosiseptif yang kuatdan cukup lama
yang menyebabkan impuls menyebar dari daerahrangsang
baik secara horizontal maupun vertikal. Reseptor nyeri sekitar daerah luka
akan terangsang.
2)Nyeri somatik dalam
Reseptor
terdapat pada sendi, otot, tendon dan fascia. Agak sukar melokalisasi tempat asal nyeri
somatik dalam karena dermatom kulit yangada tepat diatas sklerotom tempat asal
nyeri somatik dalam, tidak disarafisaraf
spinal yang sama dengan sklerotom tersebut. Sensasi nyeri yang terasaumumnya adalah nyeri tumpul yang sering disertai
rasa mual. Hal tersebutmenunjukkan adanya keterlibatan sistem saraf
otonom. Rasa nyeri somatik dalam
cenderung menyebar, sehingga lebih sukar lagi untuk menentukantempat
asal nyeri. Rangsangan adekuat untuk membangkitkan nyeri somatik dalam
adalah rangsangan mekanik tarikan atau kimia.
Iskemia otot yang
disebabkan oleh gangguan peredaran darah menyebabkantertumpuknya asam laktat yang merangsang reseptor rasa nyeri
somatik dalam. Spasme otot
menyebabkan tarikan cukup kuat dan dalam pada tendon.
3)Nyeri viseral
Lokasi tempat asal
nyeri viseral sukar ditentukan karena jumlah reseptornyahanya sedikit. Sering
disertai keterlibatan sistem saraf otonomdengn adanyarasa mual, berkeringat dan
perubahan tekanan darah. Rangsang adekuatnyaadalah
regangan, spasme atau kerutan yang berlebihan pada otot polos,iskemia dan
kimiawi. Biasanya nyeri viseral juga disertai kerutan ototrangka yang
ada didekat viseral yang terkena. Hal tersebut bertujuan untuk melindungi
viseral yang sedang menderita nyeri.
4)Nyeri alih
Sensasi
nyeri atau rasa nyeri somatik dalam atau rasa nyeri viseral yangterasa didaerah
somatik superfisial. Nyeri viseral mempunyai letak nyerialih yang khas untuk tiap viseral
yang terkena. Beberapa teori tentangterjadinya
nyeri alih adalah;
a)Teori dermatom
Nyeri alih terasa pada kulit yang berasal dari
dermatom yang samadengan alat viseral
yang terkena. Misalnya nyeri jantung dialihkan kelengan.
b)Teori konvergensi
Traktus
spinotalamikus lateralis adalah tempat berkumpulnya serat-seratsensori nyeri, baik
dari somatik maupun dari viseral, yang akan berakhir di thalamus dan kemudian di relay oleh thalamus
ke kortek somatosensorik. Karena
impuls nyeri somatik lebih sering terjadidaripada impuls nyeri viseral,
maka korteks somatosensorik seolah lebihmengenal nyeri somatik dari pada nyeri
viseral. Karena itu nyeri viseralsering diinterpretasikan sebagai nyeri oleh
korteks.
c)Teori fasilitasi
Impuls nyeri viseral dikatakan merendahkan ambang
rangsang neurotraktus
spinothalamikus, yang menerima sinaps dari serat aferensomatik. Fasilitas tersebut
dengan adanya cabang serat aferen viserayang bersinap di neuron traktus spinothalamikus
tersebut danmenimbulkan
excitatory post synaptic potential (EPSP). Dengandemikian neuron-neuron traktus
spinothalamikus lateralis yangmenerima
sinaps ganda tersebut sangat mudah untuk terbangkit olehimpuls lemah dari aferen nyeri
somatik, pada keadaan biasa tidak terbangkit
oleh impuls lemah tersebut.
·
Tipe
nyeri berdasarkan penyebab.
Berdasarkan
penyebab, nyeri dapat disebabkan oleh rangsang mekanis (tusuk,tembak, potong), listrik, termal (panas) atau kimia.
3.
Mengapa dengan di usap – usap lutut luka yang
bengkak atau merah bisa merasa berkurang/ enakan?
Mengusap – usap bagian jaringan yang sehat
di sekitar jaringan yang rusak bisa menyebabkan pengalihan atas rasa sakit.
Distraksi adalah
metode pengalihan perhatian dari "persepsi" rasa nyeri. Dengan
mengalihkan perhatian, kita bisa mengurangi fokus terhadap respon nyeri.
Distraksi bisa diterapkan untuk rasa nyeri ringan dan sedang, untuk rasa nyeri
berat obat masih menjadi pilihan paling tepat.
4.
Fase – fase terjadinya nyeri?
Meinhart & McCaffery
Mendiskripsikan 3 Fase Pengalaman Nyeri:
1.
Fase
antisipasi terjadi sebelum nyeri diterima.
Fase ini mungkin bukan merupakan fase yg paling penting, karena fase ini
bisa mempengaruhi dua fase lain. Pada fase ini memungkinnkan seseorang belajar
tentang nyeri dan upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut. Peran perawat dalam
fase ini sangat penting, terutama dalam memberikan informasi pada klien.
Contoh: sebelum dilakukan tindakan bedah, perawat menjelaskan tentang nyeri
yang nantinya akan dialami oleh klien pasca pembedahan, dengan begitu klien
akan menjadi lebih siap dengan nyeri yang nanti akan dihadapi.
2.
Fase sensasi
terjadi saat nyeri terasa.
Fase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. karena nyeri itu bersifat
subyektif, maka tiap orang dalam menyikapi nyeri juga berbeda-beda. Toleraransi
terhadap nyeri juga akan berbeda antara satu orang dengan orang lain. orang
yang mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri tidak akan mengeluh
nyeri dengan stimulus kecil, sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya
rendah akan mudah merasa nyeri dengan stimulus nyeri kecil.
Klien dengan
tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri mampu menahan nyeri tanpa bantuan,
sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah sudah mencari upay
pencegah nyeri, sebelum nyeri datang.
Keberadaan
enkefalin dan endorfin membantu menjelaskan bagaimana orang yang berbeda
merasakan tingkat nyeri dari stimulus yang sama. Kadar endorfin berbeda tiap
individu, individu dengan endorfin tinggi sedikit merasakan nyeri dan individu
dengan sedikit endorfin merasakan nyeri lebih besar.
Klien bisa mengungkapkan nyerinya dengan berbagai
jalan, mulai dari ekspresi wajah, vokalisasi dan gerakan tubuh. Ekspresi yang
ditunjukan klien itulah yang digunakan perawat untuk mengenali pola perilaku
yang menunjukkan nyeri. Perawat harus melakukan pengkajian secara teliti
apabila klien sedikit mengekspresikan nyerinya, karena belum tentu orang yang
tidak mengekspresikan nyeri itu tidak mengalami nyeri. Kasus-kasus seperti itu
tentunya membutuhkan bantuan perawat untuk membantu klien mengkomunikasikan
nyeri secara efektif
3.
Fase akibat
(aftermath) terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti
Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada fase ini
klien masih membutuhkan kontrol dari perawat, karena nyeri bersifat krisis,
sehingga dimungkinkan klien mengalami gejala sisa pasca nyeri. Apabila klien
mengalami episode nyeri berulang, maka respon akibat ((aftermath) dapat menjadi
masalah kesehatan yang berat. Perawat berperan dalam membantu memperoleh
kontrol diri untuk meminimalkan rasa takut akan kemungkinan nyeri berulang
5. Klasifikasi
nyeri?
Klasifikasi Nyeri
A. Berdasarkan
sumbernya
1)
Cutaneus/
superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan. Biasanya
bersifat burning (seperti terbakar)
ex: terkena ujung pisau atau gunting
2)
Deep
somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pemb. Darah,
tendondan syaraf, nyeri menyebar & lbh lama daripada cutaneus
ex: sprain sendi
3)
Visceral
(pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen, cranium dan
thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan jaringan
B.
Berdasarkan penyebab:
1)
Fisik
Bisa terjadi karena stimulus fisik
(Ex: fraktur femur)
2)
Psycogenic
Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah diidentifikasi, bersumber dari
emosi/psikis dan biasanya tidak disadari.
(Ex: orang yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya) Biasanya
nyeri terjadi karena perpaduan 2 sebab tersebut
C.
Berdasarkan lama/durasinya
1. Nyeri akut
Nyeri yang terjadi segera setelah tubuh terkena
cidera, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas
bervariasi dari berat sampai ringan . Fungsi nyeri ini adalah sebagai pemberi
peringatan akan adanya cidera atau penyakit yang akan datang. Nyeri ini
terkadang bisa hilang sendiri tanpa adanya intervensi medis, setelah keadaan
pulih pada area yang rusak.
Apabila nyeri akut ini muncul, biasanya tenaga
kesehatan sangat agresif untuk segera menghilangkan nyeri. Nyeri akut secara
serius mengancam proses penyembuhan klien, untuk itu harus menjadi prioritas
perawatan. Rehabilitasi bisa tertunda dan hospitalisasi bisa memanjang dengan
adanya nyeri akut yang tidak terkontrol.
2.
Nyeri kronik
Nyeri kronik
adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode
tertentu, berlangsung lama, intensitas bervariasi, dan biasanya berlangsung
lebih dari enam bulan. Nyeri ini disebabkan oleh kanker yang tidak terkontrol,
karena pengobatan kanker tersebut atau karena gangguan progresif lain. Nyeri
ini bisa berlangsung terus sampai kematian. Pada nyeri kronik, tenaga kesehatan
tidak seagresif pada nyeri akut. Klien yang mengalami nyeri kronik akan
mengalami periode remisi (gejala hilang sebagian atau keseluruhan) dan
eksaserbasi (keparahan meningkat). Nyeri ini biasanya tidak memberikan respon
terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya.
Nyeri ini merupakan penyebab utama ketidakmampunan fisik dan psikologis.
Sifat nyeri kronik yang tidak dapat diprediksi membuat klien menjadi frustasi
dan seringkali mengarah pada depresi psikologis. Individu yang mengalami nyeri
kronik akan timbul perasaan yan gtidak aman, karena ia tidak pernah tahu apa
yang akan dirasakannya dari hari ke hari.
6. Faktor yang mempengaruhi Nyeri
1.
Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon
nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis
dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang
dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus
dijalani dan mereka takut kalau
mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan.
2.
Jenis
kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara
signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex:
tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri)
3.
Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap
nyeri. (ex: suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang
harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh
jika ada nyeri)
4.
Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan dan
bagaimana mengatasinya
5.
Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsinyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat
dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan
dengan respon nyeri yang menurun. Tehnikrelaksasi, guided imagery merupakan
tehnik untuk mengatasi nyeri.
6.
Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri juga bisa menyebabkan
seseorang cemas.
7.
Pengalaman
masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini
nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah
tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam
mengatasi nyeri.
8.
Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan
sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi
nyeri.
9.
Support
keluarga dan social
Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga
atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan dan perlindungan.
7. Metode
yang di gunakan untuk menghilangkan nyeri
A. Distraksi
Distraksi
adalah metode pengalihan perhatian dari "persepsi" rasa nyeri. Dengan
mengalihkan perhatian, kita bisa mengurangi fokus terhadap respon nyeri.
Distraksi bisa diterapkan untuk rasa nyeri ringan dan sedang, untuk rasa nyeri
berat obat masih menjadi pilihan paling tepat. Contoh dari metode distraksi
dalam mengurangi rasa nyeri adalah melakukan kegiatan ringan untuk mengalihkan
"persepsi" rasa nyeri, bisa dengan mengobrol, menonton tv, atau
dengan menikmati pemandangan alam.
Dengan
menerapkan metode distraksi untuk mengurangi rasa nyeri akan menghindari dampak
negatif dari obat kimia, seperti yang dijelaskan di atas, distraksi bisa
diterapkan pada nyeri ringan dan sedang, untuk itu pada kasus rasa nyeri berat harus
ditangani dengan obat/tindakan medis.
B.
Relaksasi
Teknik
relaksasi dapat mengurangi ketegangan otot dan mengurangi kecemasan. Membantu
klien dengan teknik relaksasi, perawat dapat mengenal nyeri klien dan ekspresi
kebutuhan dibantu dari klien untuk mengurangi distress yang disebabkan oleh
nyerinya.Teknik relaksasi lebih efektif untuk klien dengan nyerik ronik.
Relaksasi memberikan efek
positif untuk klien yang mengalami nyeri, yaitu:
a. Memperbaiki kualitas tidur
b. Memperbaiki kemampuan memecahkan masalah
c. Mengurangi keletihan/fatigue
d. Meningkatkan kepercayaan dan perasaan dapat mengontrol diri dalam mengatasi
nyeri
e. Mengurangi efek kerusakan fisiologi dari stress yang berlanjut atau
berulang karena nyeri
f. Pengalihan rasa nyeri/distraksi
g. Meningkatkan keefektifan teknik-teknik pengurangan nyeri yang lain
h. Memperbaiki kemampuan mentoleransi nyeri
i. Menurunkan distress atau ketakutan selama antisi pasi terhadap nyeri
Secara umum untuk melakukan teknik relaksasi membutuhkan 4 hal, yaitu:
a. Berikanposisi yang nyaman
b. Dilakukan dalam lingkungan yang tenang
c. Mengulang kata-kata, suara, phrase, doa-doa tertentu
d. Melakukan sikap yang pasif saat mendistraksiklien.
Metode yang
lain untuk meningkatkan relaksasi dapat berupa mendengarkan music atau suara
alam sambil santai, memikirkan sesuatu yang merilekskan, atau dengan teknik
meditasi seperti yoga, dan lain-lain.
C. Imagery
Klien dapat menggunakan imagery/membayangkan untuk menurunkan nyeri.
Imagerys esuatu yang menyenangkan. Imagery dapat digunakan lebih
efektif pada klien dengan nyeri kronik daripada nyeri akut, atau nyeri berat.
Perawat dapat mengajarkan klien untuk menggunakan teknik imagery dengan
melakukan guided imagery.
D. Stimulasi
Kutan
Teknik dengan menstimulasi permukaan kulit untuk mengurangi nyeri. Meintz
(1995) menyatakan bahwa massage, salah satu bentuk stimulasi kutan, dapat
mengurangi kecemasan dan persepsi nyeri pada klien dengan kanker.
Stimulasikutan, meliputi :
a. Massage
b. Kompres hangat ataudingin, atau keduanya bergantian
c. Accupressure
d. Stimulasi kontralateral
E. Anestesi
Anestesi secara umum
berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah
anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.
8. Tips untuk cedera lutut
1.
Rehatkan
sendi lutut. Dengan durasi 12-24 jam. Jangan menggunakan karena akan merusak
internal sendi lutut
2.
Olahraga.
Bila sakit sudah berkurang, lakukan latihan setelah ada izin dari dokter>
Lakukan latihan yang sederhana seperti berjalan – jalan. Latihan ini penting
untuk menguatkan otot. Jika sendi masih bengkak hindari latihan.
3.
Menurunkan
berat badan. Keadaan obesitas dan berbadan berat akan membenbani sendi pinggul
dan lutut.
4.
Mengkompres
sendi. Mengkompres dapat meredakan nyeri.
5.
Obat
– obatan. Obat analgesik sangat membantu untuk meredakan nyerinya. Krim panas
juga dapat meringankan rasa sakit
6.
Gunakan
alat bantu. Alat bantu memudahkan untuk menjalani hari tanpa menekankan sendi
yang sakit. Tongkat mengambil berat dari lutut dan pinggul saat berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar