Author : Uray Fajrina
SKENARIO 1
BLOK 4
DEMAM
Definisi
Demam adalah
peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus.
Etiologi Demam
Demam dapat
disebabkan oleh faktor infeksi maupun non infeksi. Demam akibat infeksi dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur maupun parasit. Infeksi bakteri
yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain pneumonia,
bronkitis, osteomyelitis, appendisitis, tuberculosis, bakteremia, sepsis,
bakterial gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis media,
infeksi saluran kemih, dan lain-lain (Graneto, 2010). Infeksi virus yang pada
umumnya menimbulkan demam antara lain viral pneumonia, influenza, demam
berdarah dengue, demam chikungunya, dan virus-virus umum seperti H1N1 (Davis,
2011). Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain
coccidioides imitis, criptococcosis, dan lain-lain (Davis, 2011). Infeksi
parasit yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain malaria,
toksoplasmosis, dan helmintiasis (Jenson & Baltimore, 2007). demam akibat
faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor
lingkungan (suhu lingkungan yang
eksternal yang terlalu tinggi, keadaan tumbuh gigi, dll), penyakit autoimun
(arthritis, systemic lupus
erythematosus, vaskulitis, dll), keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma
non-hodgkin, leukemia, dll), dan pemakaian obat-obatan (antibiotik,
difenilhidantoin, dan antihistamin) (Kaneshiro & Zieve, 2010). Selain itu
anak-anak juga dapat mengalami demam sebagai akibat efek samping dari pemberian
imunisasi selama ±1-10 hari (Graneto, 2010). Hal lain yang juga berperan
sebagai faktor non infeksi penyebab demam adalah gangguan sistem saraf pusat
seperti perdarahan otak, status epileptikus, koma, cedera hipotalamus, atau
gangguan lainnya (Nelwan, 2009).
Komplikasi demam
1. Dehidrasi, kekurangan cairan tubuh. Ubun-ubun cekung,
kencingnya sedikit dan jarang (>6 jam), punggung tangan jika dicubit,
kulitnya lambat kembali.
2. Kejang Demam
Jarang terjadi. Kalaupun terjadi umumnya pada anak usia
antara 6 bulan – 3 tahun khususnya pada temperatur rektal >40’C. Kejang
demam berlangsung sekejap dan tidak menyebabkan kerusakan otak.
Adapun tipe-tipe demam yang
sering dijumpai antara lain:
1. Demam
septik. Pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke
tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas
normal pada pagi hari.
2. Demam
hektik. Pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke
tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat yang
normal pada pagi hari
3. Demam
remiten Pada demam ini, suhu badan dapat turun setiap
hari tetapi tidak pernah mencapai suhu normal
4. Demam
intermiten Pada demam ini, suhu badan turun ke tingkat
yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
5. Demam
Kontinyu Pada demam ini, terdapat variasi suhu
sepanjang hari yang tidak berbeda lebih dari satu derajat.
6. Demam
Siklik Pada demam ini, kenaikan suhu badan selama
beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang
kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. (Sumber: Nelwan, Demam:
Tipe dan Pendekatan, 2009).
Penatalaksanaan demam
Demam merupakan mekanisme
pertahanan diri atau reaksi fisiologis terhadap perubahan titik patokan di
hipotalamus. Penatalaksanaan demam bertujuan untuk merendahkan suhu tubuh yang
terlalu tinggi bukan untuk menghilangkan demam. Penatalaksanaan demam dapat
dibagi menjadi dua garis besar yaitu: non-farmakologi dan farmakologi. Akan
tetapi, diperlukan penanganan demam secara langsung oleh dokter apabila
penderita dengan umur <3 bulan dengan suhu rektal >38°C, penderita dengan
umur 3-12 bulan dengan suhu >39°C, penderita dengan suhu >40,5°C, dan
demam dengan suhu yang tidak turun dalam 48-72 jam (Kaneshiro & Zieve,
2010)
Terapi non-farmakologi
Adapun yang termasuk dalam
terapi non-farmakologi dari penatalaksanaan demam:
1. Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk
mencegah dehidrasi dan beristirahat yang cukup.
2. Tidak memberikan penderita pakaian panas yang
berlebihan pada saat menggigil. Kita lepaskan pakaian dan selimut yang terlalu
berlebihan. Memakai satu lapis pakaian dan satu lapis selimut sudah dapat
memberikan rasa nyaman kepada penderita.
3. Memberikan kompres hangat pada penderita.
Pemberian kompres hangat efektif terutama setelah pemberian obat. Jangan
berikan kompres dingin karena akan menyebabkan keadaan menggigil dan
meningkatkan kembali suhu inti (Kaneshiro & Zieve, 2010)
Terapi farmakologi
Obat-obatan yang dipakai
dalam mengatasi demam (antipiretik) adalah parasetamol (asetaminofen) dan
ibuprofen. Parasetamol cepat bereaksi dalam menurunkan panas sedangkan
ibuprofen memiliki efek kerja yang lama (Graneto, 2010). Pada anak-anak,
dianjurkan untuk pemberian parasetamol sebagai antipiretik. Penggunaan OAINS
tidak dianjurkan dikarenakan oleh fungsi antikoagulan dan resiko sindrom Reye
pada anak-anak (Kaushik, Pineda, & Kest, 2010). Selain pemberian
antipiretik juga perlu diperhatikan mengenai pemberian obat untuk mengatasi
penyebab terjadinya demam. Antibiotik dapat diberikan untuk mengatasi infeksi
bakteri. Pemberian antibiotik hendaknya sesuai dengan tes sensitivitas kultur
bakteri apabila memungkinkan (Graneto, 2010).
Referensi:
repository.usu.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar