Skenario
3 Tutorial Blok 10
Tema
: Penyakit
Menular Seksual dan/atau Infeksi Saluran Kemih
I.
PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL
PENDAHULUAN
Penyakit Menular Seksual atau sering disingkat PMS merupakan penyakit
yang berhubungan dengan organ seksual manusia. Sebenarnya penyakit jenis ini
sudah dikenal lama dengan sebutan penyakit kelamin (veneral disease) yang
berasal dari kata venus (dewi cinta). Saat itu penyakit kelamin yang baru dikenal
adalah sifilis (syphilis) dan gonore (gonorrhea), dan PMS baru dikenali setelah
ada penemuan jenis penyakit baru selain dari kedua jenis diatas.
PMS juga dikenal dengan sebutan Penyakit Akibat Hubungan Seksual (PHS)
atau Sexually Transmitted Diseases (STD). Ada pula yang menyebut Infeksi
Saluran Reproduksi (ISR) dan Infeksi Menular Seksual (IMS). Seseorang akan bisa
tertular PMS karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang memiliki
penyakit menular seksual dan atau bisa juga melalui proses tranfusi darah
dengan memakai jarum suntik bekas pasien penderita penyakit menular seksual.
PMS sangat populer terutama bagi masyarakat yang tinggal di kota
besar. Mengapa, logikanya harusnya semakin tinggi peradaban manusia harusnya
juga semakin tinggi pula tingkat kesadaran akan kesehatan masyarakat, namun
yang terjadi bahkan sebaliknya. Pergaulan yang begitu luas dan bebas dan adanya
fenomena gaya hidup modern, melakukan apa saja dengan resiko yang tidak
tanggung‐tanggung berupa terjangkitnya penyakit menular yang dapat merenggut
jiwa penderita.
Penyebab PMS
PMS pada umumnya disebabkan karena adanya penyebaran virus, bakteri,
jamur dan protozoa/parasit. Seperti beberapa penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh virus antara lain HIV (Human Immunodeficiency Virus), Genital
Herpes, Hepatitis B dan HPV (Human Papilloma Virus).
o
HIV
Human
Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus
penyakit menular seksual yang merusak sistem kekebalan tubuh, sehinnga tubuh
kehilangan kemampuan untuk melawan inveksi. HIV menyebabkan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) atau kumpulan berbagai penyakit yang menyebabkan
turunnya kekebalan tubuh akibat HIV, yang saat ini belum ada obat yang
benar‐benar dapat menyembuhkan.
Ada
beberapa fase perkembangan HIV/AIDS :
Pertama, penderita sudah terjangkit inveksi, tetapi ciri‐ciri terinveksi
belum terlihat, meskipun penderita melakukan tes darah. Pada fase ini antibodi
terhadapHIV belum terbentuk. Biasanya fase ini berlansung sekitar 1‐6 bulan
dari waktu penderita
terjangkit.
Kedua, berlangsung lebih lama, yaitu sekitar 2‐10 tahun setelah terinfeksi
HIV. Pada fase ini penderita sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala
sakit, tetapi
sudah
dapat menularkan kepada orang lain.
Ketiga, sudah muncul gejala‐gejala awal penyakit yang HIV, tetapi belum
dapat disebut sebagai gejala AIDS. Pada fase ini penderita mengalami seperti
gejala keringat yang berlebihan pada waktu malam hari, diare terus menerus, pembengkakan
kelenjar getah bening, flu yang tidak sembuh‐sembuh, nafsu makan berkurang,
kekebalan tubuh menurun.
Keempat, sudah memasuki fase AIDS, dan baru dapat didiagnosa setelah
kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari Sel‐Tnya. Timbul penyakit
tertentu yang disebut dengan infeksi oportunistik, yaitu kanker khususnya
sariawan, kanker kulit (sarcoma kaposi), infeksi paru‐paru dan kesulitan
bernafas, infeksi usus yang menyebabkan diare parah berminggu‐minggu dan
infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental dan sakit kepala.
o
Genital Herpes
Genital Herpes atau lebih
dikenal dengan herpes genitalis (herpes kelamin) adalah PMS yang disebabkan oleh Virus Herpes Simplek
yang ditularkan melalui hubungan seksual baik vaginal, anal atau oral yang
menimbulkan luka atau lecet pada bagian kelamin dan mengenai pada bagian
langsung pada luka, bintil atau kutil. Virus ini
dapat
meng hilang sementara waktu, tetapi sesungguhnya tetap tidak dapat sepenuhnya
dihilang kan, bahkan obat cydofir (zovirox) saja yang biasa diresepkan untuk
penderita genital herpes hanya dapat meringankan gejala‐gejalanya, tetapi tidak
benar‐benar menyem buhkan penderita. Walaupun tanpa gejala dan tergantung pada
daya tahan tubuh, kalaupun pada awalnya ada rasa seperti terbakar atau gatal
pada kelamin diikuti timbulnya bintil‐bintil berisi air di atas kulit dengan
warna dasar kemerahan, dalam beberapa hari bintil ini akan pecah dan
menimbulkan luka lecet yang terbuka dan sangat nyeri.
Pada penderita perempuan biasanya timbul di sekitar kelamin, dinding
liang kemaluan dan kadang‐kadang disekitar anus. Sedang pada penderita Laki‐laki
biasanya pada batang atau kepala penis serta disekitar anus. Gejala pada
serangan pertama umumnya lebih berat dibandingkan ketika kambuh. Sebelum timbul
lecet biasanya diawali dengan keluhan pegal‐pegal pada otot disertai demam
(terutama pada serangan pertama), pembengkakan pada kelenjar lipatan paha,
nyeri kadang gatal serta kemerahan pada tempat yang terkena. Masa inkubasi 1‐26
hari, rata‐rata 6‐7 hari.
Masa Inkubasi merupakan rentang waktu sejak masuknya penyakit kedalam
tubuh hingga timbulnya penyakit tersebut.
o
Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit menular yang
menyebabkan peradangan hati dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau
kanker hati. Hepatitis B merupakan satu‐satunya penyakit menular seksual yang
dapat dicegah dengan vaksinasi. Hepatitis B dapat menyebabkan penyakit kuning,
kelelahan yang teramat sangat, muntah‐muntah dan demam, dapat ditularkan dengan
mudah melalui kontak seksual. Sebagian penderita hepatitis B dapat kembali
sehat dengan terapi anti hepatitis, namun sebagian penderita terkadang
penyakitnya justru bertambah kronis.
o
Human
Pappiloma Virus (HPV)
Human Pappiloma Virus (HPV) atau
juga dikenal dengan nama genital wart adalah penyakit menular seksual yang
banyak ditemukan dengan munculnya kutil genital, kutil kelamin atau disebut
candiloma akuminata yang dapat meningkatkan kanker serviks dan penyakit ini
sangat mengkhawatirkan di komunitas medis ada kampanye untuk mendorong
diadakannya vaksinasi terhadap HPV pada penderita untuk menekan angka
penyebaran HPV genital melalui aktivitas seksual.
Virus HPV menimbulkan gejala seperti kelainan berupa tonjolan kulit
berbentuk jengger ayam yang berwarna seperti kulit, ukurannya bervariasi dan
sangat kecil sampai besar sekali. Pada penderita perempuan dapat mengenai kulit
di daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam liang kemaluan
sampai leher rahim.
Pada penderita laki‐laki dapat mengenai penis dan saluran kencing
bagian dalam. Khusus perempuan hamil, kutil dapat tumbuh besar sekali dan baru
disadari setelah perempuan melakukan papsmear. Jika tidak segera ditangani bisa
menyebabkan kanker leher rahim serta kanker penis. Sebagian besarkuman penyakit
ini menempel pada kulit, seperti skrotum, maka kondom tidak 100% efektif dalam
mencegah penularannya. Bahkan berdasar laporan kesehatan, remaja memiliki
persentase tertinggi pada virus ini dibanding kelompok umur lainnya. Ada satu
penelitian di Amerika menunjukkan sampai seperempat perempuan muda yang aktif
secara seksual terbuktiterinveksi kutil kelamin melalui pengujian laboratorium,
walaupun bukti kasat mata seperti kutil kelamin dibagian luar lebih sedikit.
Sekarang kita bahas tentang PMS yang disebabkan karena penyebaran
bakteri antara lain seperti Chlamydia Trachomatis atau disebut Klamidia,
Vaginosis Bakterial,
Gonore,
dan Sifilis.
o
Chlamydia
Trachomatis
Chlamydia Trachomatis adalah penyakit
menular melalui hubungan seks vaginal, oral atau anal. Apabila tidak terdeteksi
melalui diagnosa pada tahap awal dan segera diobati dengan antibiotika, maka
klamidia dapat menyebar dengan sangat cepat dan menyebabkan penyakit radang
panggul yang menyebabkan kehamilan ektopik (diluar kandungan) dan kemandulan
pada laki‐laki. Bakteri ini juga dapat menyerang leher rahim. Gejala pada
penderita berupa keluhan adanya keputihan yang disertai nyeri pada saat kencing
dan pendarahan setelah melakukan hubungan seksual. Cara penularannya tidak
disadari karena kebanyakan penderita yang terinfeksi tidak merasakan gejalanya.
Pada infeksi kronis dapat menyebar ke saluaran telur yang mengakibatkan
kehamilan ektopik dan kemandulan. Dapat menyebabkan kebutaan atau radang paru‐paru
pada bayi yang baru dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi bakteri ini.
Masa inkubasi klamidia adalah 7‐12 hari. Hasil laporan kesehatan
menunjukkan bahwa remaja di seluruh dunia adalah proporsi terbesar seluruhnya
dalam infeksi klamidia, kurang lebih sepertiga. Termasuk di Haiti dan Nigeria memiliki
tingkat klamidia yang tinggi.
o
Vaginosis
Bakterial
Vaginosis Bakterial adalah penyakit
menular yang disebabkan adanya infeksi pada alat kelamin yang disebabkan adanya
campuran bakteri Gardnella Vaginalis dan bakteri Anaerop. Pada penderita
gejalanya berupa keputihan tidak banyak, berwarna abu‐abu, lengket dan berbau
amis, biasanya akan tercium jelas setelah melakukan hubungan seksual dengan
lawan jenis.
o
Gonore
Gonore adalah penyakit menular serupa dengan
klamidia, ditularkan melalui hubungan seks vaginal, oral atau anal. Penyakit
ini juga telah berhasil diobati dengan antibiotika, namun gonore yang tidak
segera diobati dapat menyebabkan nyeri panggul, keputihan dan penyakit radang
panggul. Pada penderita penyebabnya adanya kuman Neisseria Gonorrhoeae. Pada
penderita perempuan terkadang sering tanpa adanya gejala atau gejalanya sulit
dilihat, terkadang ada nyeri di bagian perut bawah, kadang disertai keputihan
dengan bau yang menyengat, alat kelamin terasa sakit atau gatal, adanya rasa
sakit atau panas pada waktu buang air dan pendarahan setelah melakukan hubungan
seks. Akan tetapi Gonore (GO) sering datang tanpa keluhan atau gejala apapun
pada perempuan. Pada penderita laki‐laki adanya gejala timbul pada waktu satu
minggu, rasa sakit pada saat buang air atau ereksi, keluar nanah dari saluran
kencing utamanya pada pagi hari. Sering tanpa gejala pada stadium dini.
o
Sifilis
Sifilis atau dikenal dengan Raja Singa adalah
penyakit menular yang disebabkan kuman Treponema Pallidium. Gejala yang pertama
kali muncul adalah rasa sakit didaerah kontak seksual, timbul benjolan di
sekitar alat kelamin, kadang‐kadang disertai pusing‐pusing dan nyeri tulang
seperti flu yang akan menghilang dengan sendirinya tanpa diobati, terjadi
bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6‐12 minggu setelah hubungan seks. Selama 2‐3
tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa‐apa. Setelah 5‐10 tahun
penyakit ini akan menyerang susunan syaraf otak, Pembuluh darah dan jantung.
Pada perempuan hamil, penyakit ini dapat menular pada bayi yang dikandungnya
yang mengakibatkan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental.
Selanjutnya kita bahas PMS yang disebabkan karena penyebaran jamur
yaitu
Kandidas
Vagina.
o
Kandidas Vagina
Kandidas Vagina adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh jamur Candida Albicans. Dalam keadaan normal
biasanya jamur ini terdapat pada kulit ataupun lubang kemaluan perempuan. Pada
keadaan tertentu seperti penyakit (kencing manis, kehamilan pengobatan steroid,
anti biotik) jamur ini dapat meluas dan menimbulkan keputihan. Penyakit ini
sebenarnya tidak tergolong PMS, tetapi pasangan seksual perempuan yang
terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik‐bintik kemerahan
pada kulit kelamin. Gejalanya adalah keputihan yang tidak berbau atau berbau
asam, berwarna seperti keju atau susu basi disertai gatal, panas dan kemerahan
di kelamin dan sekitarnya.
Yang terakhir kita bahas PMS yang disebabkan karena penyebaran protozoa/parasit
yaitu
Trikomoniasis.
o
Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh parasit Trichomonas Vaginalis. Gejalanya antara
lain terjadinya keputihan yang banyak. Kadang‐kadang berbusa dan berwarna
kehijauan dengan bau busuk, terjadinya gatal‐gatal di kemaluan, nyeri pada saat
berhubungan seks atau saat buang air kecil. Masa inkubasi 3‐28 hari. Infeksi
trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual yang dapat disembuhkan dan
yang paling biasa terjadi.
Faktor Penyebab PMS
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan tingginya pengidap Penyakit
Menular Seksual (PMS) antara lain :
1) Saat ini sudah terbuka lebar akses informasi yang membahas seksualitas
termasuk gambar‐gambar berkatagori pornografi, media masa, internet yang sudah
banyak dimanfaatkan oleh sebagian besar kalangan remaja secara tidak benar.
2) Adanya nilai ganda masyarakat dalam mensikapi permasalahan pornografi,
disatu sisi menentang, menganggap tabu, terlalu fulgar, seronok, jijik dan
sebagainya, disisi lain ada sikap apatis, membiarkan bahkan memanfaatkan
pornografi sebagai tontonan masyarakat bahkan masuk dalam lingkungan keluarga.
3) Nilai‐nilai cinta atau hubungan lawan jenis yang cenderung disalah
gunakan, menghilangkan nilai‐nilai sakral, budaya dan agama, malah cenderung
melakukan hal‐hal yang tidak terpuji, permisif (serba boleh) dan cenderung
melonggarkan hubungan laki‐laki dan perempuan.
4) Kurangnya pemahaman kalangan remaja terhadap perilaku seks bebas yang
pernah dilakukan ditambah kontrol keluarga serta masyarakat yang cenderung
menurun.
5) Semakin banyaknya tempat‐tempat hiburan plus, prostitusi, baik yang
terlokalisir maupun di tempat/kawasan remang‐remang dan sebagainya. Bahkan ada
yang beranggapan bahwa dirinya merasa tidak akan mungkin terjangkit penyakit
apapun, sehingga ada dorongan untuk mencoba pengalaman baru.
Sebenarnya masih banyak faktor yang dapat menyebabkan tingginya
pengidap/penderita PMS, seperti salah satunya adalah tidak sedikit masyarakat
yang masih belum bisa menerima kehadiran pendidikan seks bagi keluarga,
sehingga anak remaja cenderung untuk mencari informasi kepada teman atau media
yang justru tidak mendidik.
Untuk menghindari ataupun mencegah PMS dan fenomena/gejalanya pada
penderita adalah sebagai berikut :
Pertama, mengingat sebagian besar
penularannya melalui hubungan seksual, maka cara pencegahannya yang efektif
adalah menjalankan perilaku seksual yang sehat, misalnya memilih perilaku
seksual yang kecil resikonya atau tidak melakukan hubungan seksual sama sekali,
menghindari seksual dengan berganti‐ganti pasangan, menggunakan kondom ketika
melakukan hubungan seksual, memeriksakan segera bila ada gejala‐gejala PMS yang
dicurigai.
Kedua,bagaimana dengan remaja agar tidak
terkena PMS, berusaha menghindari hubungan seksual sebelum menikah, melakukan
kegiatan‐kegiatan positif; agar tidak terlintas untuk melakukan hubungan
seksual, mencari informasi yang benar sebanyak mungkin tentang resiko tertular
PMS, meningkatkan ketahanan moral melalui pendidikan agama, mendiskusikan
dengan orang tua, atau teman mengenai hal‐hal yang berkaitan dengan perilaku
seksual, menolak ajakan pasangan yang meminta untuk melakukan hubungan seks,
mengendalikan diri saat bermesraan dan bersikap waspada jika diajak ke suatu
tempat yang sepi dan berbahaya.
II.
INFEKSI SALURAN KEMIH
PENDAHULUAN
Ginjal adalah sepasang organ saluran
kemih yang mengatur keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit dalam tubuh, dan
sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dengan mengeksresikan air
yang dikeluarkan dalam bentuk urine apabila berlebih.(1) Diteruskan dengan
ureter yang menyalurkan urine ke kandung kemih. Sejauh ini diketahui bahwa
saluran kemih atau urine bebas dari mikroorganisme atau steril.
Masuknya mikroorganisme kedalam saluran
kemih dapat melalui :
o Penyebaran endogen yaitu kontak langsung
dari tempat infeksi terdekat (ascending);
o Hematogen (melalui darah);
o Limfogen (melalui limfa);
o Eksogen sebagai akibat pemakaian berupa
kateter.
Dua jalur utama terjadinya ISK adalah
hematogen dan ascending, tetapi dari kedua cara ini ascendinglah yang paling
sering terjadi. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari
flora normal usus. Dan hidup secara komensal di dalam introitus vagina,
prepusium penis, kulit perineum, dan di sekitar anus. Mikroorganisme memasuki saluran
kemih melalui uretra – prostate – vas deferens – testis (pada pria) buli-buli –
ureter, dan sampai ke ginjal.
Meskipun begitu,faktor-faktor yang
berpengaruh pada ISK akut yang terjadi pada wanita tidak dapat ditemukan.
Mikroorganisme yang paling sering ditemukan adalah jenis bakteri aerob. Selain
bakteri aerob, ISK dapat disebabkan oleh virus dan jamur. Terjadinya infeksi
saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antar mikroorganisme penyebab
infeksi sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai host. Gangguan
keseimbangan ini disebabkan oleh karena pertahanan tubuh dari host yang menurun
atau karena virulensi agent meningkat.
Kemampuan host untuk menahan
mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain adalah :
1)
Pertahanan
lokal dari host;
2)
Peranan
dari sistem kekebalan tubuh yang terdiri atas kekebalan humoral maupun imunitas
seluler.
Bermacam-macam mikroorganisme dapat
menyebabkan ISK. Penyebab terbanyak adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang
biasanya menghuni usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari
gram-negatif Escherichia coli menduduki tempat teratas.(1) Sedangkan jenis
gram-positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan enterococcus dan
staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu saluran kemih.
Kuman Escherichia coli yang menyebabkan
ISK mudah berkembang biak di dalam urine, disisi lain urine bersifat
bakterisidal terhadap hampir sebagian besar kuman dan spesies Escherichia coli.
Sebenarnya pertahanan sistem saluran kemih yang paling baik adalah mekanisme
wash-out urine, yaitu aliran urine yang mampu membersihkan kuman-kuman yang ada
di dalam urine bila jumlah cukup. Oleh karena itu kebiasaan jarang minum
menghasilkan urine yang tidak adekuat sehingga memudahkan untuk terjadinya
infeksi saluran kemih. ISK juga banyak terjadi melalui kateterisasi yang
terjadi di rumah sakit. Berikut data dari infeksi nosokomial terbanyak yang
terjadi di rumah sakit.
Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian
saluran kemih yang terinfeksi sebagai
berikut :
o Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya
berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih
sedikit-sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik;
o Pada ISK bagian atas dapat ditemukan
gejala sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak,
atau nyeri di pinggang.
Obat Tepat Indikasi untuk Infeksi
Saluran Kemih
Pada ISK yang tidak memberikan gejala
klinis tidak perlu pemberian terapi, namun bila sudah terjadi keluhan harus
segera dapat diberikan antibiotika. Antibiotika yang diberikan berdasarkan atas
kultur kuman dan test kepekaan antibiotika.
Tujuan pengobatan ISK adalah mencegah
dan menghilangkan gejala, mencegah dan mengobati bakteriemia, mencegah dan
mengurangi risiko kerusakan jaringan ginjal yang mungkin timbul dengan
pemberian obat-obatan yang sensitif, murah, aman dengan efek samping yang
minimal. Banyak obat-obat antimikroba sistemik diekskresikan dalam konsentrasi
tinggi kedalam urin. Karena itu dosis yang jauh dibawah dosis yang diperlukan
untuk mendapatkan efek sistemik dapat menjadi dosis terapi bagi infeksi saluran
kemih.
Untuk menyatakan adanya ISK harus
ditemukan adanya bakteri di dalam urin. Indikasi yang paling penting dalam
pengobatan dan pemilihan antibiotik yang tepat adalah mengetahui jenis bakteri
apa yang menyebabkan ISK. Biasanya yang paling sering menyebabkan ISK adalah
bakteri gram negatif Escherichia coli. Selain itu diperlukan pemeriksaan
penunjang pada ISK untuk mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang
merupakan faktor predisposisi ISK sehingga mampu menganalisa penggunaan obat
serta memilih obat yang tepat.
Bermacam cara pengobatan yang dilakukan
pada pasien ISK, antara lain :
o pengobatan dosis tunggal;
o pengobatan jangka pendek (10-14 hari);
o pengobatan jangka panjang (4-6 minggu);
o pengobatan profilaksis dosis rendah;
o pengobatan supresif.
REFERENSI :
o http://erwinanggraeni.student.umm.ac.id/kedokteran/infeksi-saluran-kemih-i/
o http://www.penyakitmenularseksual.com/