Minggu, 12 Juni 2011

SKENARIO 4 part 2



RISK FACTOR
Factor resiko infeksi kulit adalah aids, tereatment yang meggunakan kortiko steroid karena bisa mengurangi kemamuan kulit melawan bacteri. Diabetes juga termasuk factor resiko karena gambaran kasarnya sepengetahuan mimin, bacteri suka yang manis dalam tubuh meds jadi ya berpengaruh juga (untuk jelasnya saya lupa). Gigitan serangga atau sengatan juga bisa mengundang namanya infeksi kulit. Bekas luka aau jahitan yang pengerjaannya kurang baik juga mengundang infeksi kulit, jangan lupa bahwa orang” seperti kita yang merkecinambungan dalam bidang medis juga bisa jadi lho…

ETHIOLOGY
1.     1.Dermatophytes, biasanya dari  Epidermophyton, Microsporum, dan Trichophyton    
2.      2.Bacterial, Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes.
3.      3.Virus, seperti HPV,herpes, varecella zoster, poxvirus
4.      4.Insects, seperti nyamuk, semut, lebah, dan lain lain
5.      5.Arachnida, seperti mites dan laba laba.
6.      6.Parasit, pediculus humanus, pediculus humanus corporis, pthirus pubis,sarcoptes scabei.
7.      7.Cacing seperti a. caninum, a. ceylanicum, dan a. braziliense.

KOMPLIKASI
Komplikasi yang serius dapat terjadi pada herpes zoster adalah:
» Ophthalmic disease. Ulcer pada cornea dan scarring dapat terjadi karena infeksi dari pembagian trigeminal pertama.
Motor palsy. Jarang terjadi pada infeksi virus dan saraf” cranial juga bisa jadi kena karena infeksi virus.
« Disseminated herpes zoster. Pasien dengan system imun yang kurang, dan terutama pasien dengan Hodgkin's disease, dapat berkembang menjadi  haemorrhagic yang confluent dan bisa menjadi necrotic atau gangrenous. Varicella pneumonia atau encephalitis itu bisa jadi fatal
« Post-herpetic neuralgia. Ini jarang terjadi pada pasien kurang dari 40th.

Komplikasi yang lain dari infeksi virus herpes simplex adalah
infeksi mata
Herpes simplex bisa menyebabkan mata bengkak dan conjunctivitis dengan opasitas dan ulcerasi superfisial cornea (dendritic ulcer). Dan glandula lymph daerah mata dekat telinga biasanya membesar.
Infeksi tenggorokan
Mungkin dari ke sok tahu an mimin sih karena dari mata lewat duktus lacrimalis itu meds.
Eczema herpeticum
HSV pada pasien dengan atopic dermatitis atau Darier disease dapat menyebabkan eczema herpeticum.
Erythema multiforme
Infeksi ulang dari erythema multiforme reaksi yang jarang terjadi oleh herpes simplex. Erythema multiforme biasanya muncul di tangan, dan kaki bagian bawah di tandai dengan target lesion.
Nervous system
Saraf yang ada pada wajah bisa terjangkit oleh HSV, memnyebabkan paralisis pada otot yang bersangktan secara temporary. Dan meningitis jarang terjadi.

Komplikasi yang lain mungkin nyusul meds karena scenario tercinta belum muncul.

PENCEGAHAN
Sabun anti bacterial menurut peneliti itu ndak ada meds jadi itu membantu tapi sepertinya kurang untuk mencegah virus. Untuk mencegah nya mungkin hati” dengan orang yang terinfeksi, tidak bertukar pakaian atau yang bisa membuat kita contact dengan penderita. Sebisa mungkin kita ter edukasi dan mengedukasi cirri” orang yang terkena infeksi virus,karena itu bisa mencegah kita contact dengan virus nakal.

Herpes Simplex Virus (HSV)

Pada dasarnya virus Herpes juga disebut Herpes Simplex Virus dan sering disingka dengan HSV. Virus ini dibedakan menajdi dua yaitu HSV1 dan HSV2. Penyebabnya 84% kasus penyakit kelamin. Perbedaan antar HSV1 dan HSV2 adalah : bagian yang disukai HSV1 yakni pada kulit dan selaput lendir mukosa di mata atau di mulut, hidung, dan telinga. Sedangkan HSV2 bagian yang disukai yakni pada kulit dan selaput lendir pada alat kelamin dan perianal.
Bentuk pada kulit HSVterpusat. Secara serologi HSV1 terdapat antibodi anti HSV1 dan HSV2 terdapat antibodi anti HSV2. 1 membentuk bercak verikel - verikel kecil, sedangkan HSV2 membentuk verikel - verikel besar, tebal, dan
Khusus untuk wanita hamil yang terinfeksi HSV2 harus ditangani secara serius, karena virus ini dapat menembus plasenta dan menimbulkan kerusakan neonatal, dampak - dampak kongenital dan kematian janin.
Selain itu, resiko yang dihadapi penderita adalah kematian, tetapi hal ini jarang terjadi. Selama belum dilakukan pengobatan yang efektif, perkembangan penyakit Herpes sukar diramalkan. Jika terinfeksi dan segera diobati maka kemungkinan resiko dapat dihindarkan sendini mungkin, seangkan infeksi rekurens hanya dapat dibatasi frekuensi kambuhnya.
Gejala klinis yang dapat ditimbulkan infeksi HSV dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gejala Klinis Prosentase Infeksi Virus
Lesu 85 %
Gangguan Pernafasan 60 %
Bisul Berair 60 %
Suhu panas atau dingin 50 %
Pendarahan 50 %
Hepato megali 50 %
Kelainan jaringan syaraf pusat 40 %
Kulit kuning 30 %
Kulit biru 20 %
Radang selaput lendir mata 10 %
Korioretinis 10 %
Kematian 70 %

Kemudian, ada jenis penyakit lain yang termasuk dalam kelompok Virus Others (others virus). Kelompok penyakit ini digolongkan ke dalam penyakit TORCH karena menyebabkan penyakit dengan gejala yang mirip dengan gejala yang ditimbulkan oleh empat penyebab utama, yakni Toxo, Rubella, CMV dan Herpes. Sebagian besar virus kelompok others merupakan virus yang menyerang jaringan syaraf manusia (neurophatic).

Virus yang tergolong kelompok tersebut antara lain :
  • Virus Coxsactie A1 - 17
  • Virus Coxsactie B
  • Echovirus jenis 2 - 72
  • Virus Influenza jenis C
  • Adenovirus jenis 1 - 32
  • Virus - virus pemicu Rhinovirus, RSV (Respiratory Syncitial Virus), Measles, Varicella, dan lain sebagainya (Suwardji Haksohusodo, 2002)


Herpes adalah infeksi virus pada kulit. Herpes Simplex Virus merupakan salah satu virus yang menyebabkan penyakit herpes pada manusia. Tercatat ada tujuh jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit herpes pada manusia yaitu Herpes Simplex Virus, Varizolla Zoster Virus (VZV), Cytomegalovirus (CMV), Epstein-Barr Virus (EBV), dan Human Herpes Virus tipe 6 (HHV-6), tipe 7 (HHV-7), tipe 8 (HHV-8). Semua virus herpes memiliki ukuran dan morfologi yang sama dan semuanya melakukan replikasi pada inti sel. Herpes Simplex Virus sendiri dibagi menjadi dua tipe, yaitu Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV-1) yang menyebabkan infeksi pada alat kelamin (genital). Tetapi, bagaimanapun kedua tipe virus tersebut dapat menyebabkan penyakit dibagian tubuh manapun. HSV-1 menyebabkan munulnya gelembung berisi cairan yang terasa nyeri pada mukosa mulut, wajah dan sekitar mata. HSV-2 atau herpes genital ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebabkan vagina terlihat seperti bercak dengan luka mungkin muncul iritasi, penurunan kesadaran yang disertai pusing, dan kekuningan pada kulit (jaundice) dan kesulitan bernapas atau kejang. Biasanya hilang dalam 2 minggu infeksi, infeksi pertama HSV adalah yang paling berat dan dimulai setelah masa inkubasi 4 - 6 hari. Gejala yang timbul meliputi nyeri, inflamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan diikuti dengan pembentukan gelembung - gelembung yang berisi cairan bening yang selanutnya dapat berkembang menjadi nanah, diikuti dengan pembentukan keropeng atau kerang (scab). Setelah infeksi pertama, HSV memiliki kemampuan yang unik untuk bermigrasi sampai pada saraf sensorik tepi menuju spinal ganglia dan berdormansi sampai diaktifasi kembali. Pengaktifan virus yang berdormansi tersebut dapat disebabkan penurunan daya tahan tubuh, stres, depresi, alergi pada makanan, demam, trauma pada mukosa genital, menstruasi, kurang tidur dan sinar ultraviolet.
Hal tersebut harus diterapi Acyclovir tujuannya adalah mencegah dan mengobati infeksi Herpes Simplex Virus (HSV), menyembuhkan gejala yang muncul, seperti kemerahan (eritema), gelembung - gelembung berisi cairan, keropeng atau kerak. Pengobatan yang baku untuk herpes ini adalah dengan acyclovir, valacyclovir, famcyclovir dan pencyclovir yang dapat diberikan dalam bentuk krim, pil atau secara intrevena (infus), bila berhasil apabila dimulai dalam tiga hari pertama setelah rasa nyeri mulai terasa.
Pengobatan Herpes Simplex Virus (HSV) yang berupa tablet 200 mg 5 kali sehari selama 5 hari dan untuk anak dibawah 2 tahun diberikan setengah doses dewasa. Pencegahan Herpes Simplex Virus (HSV) kambuhan 200 mg 4 kali sehari dalam 4 hari (obat tersebut tidak boleh digunakan oleh ibu hamil atau ibu menyusui) dikarenakan akan ada infeksi pada janin atau anaknya maka perlu resep dokter sendiri yang perlu ada tambahan obat bagi mereka.

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/1934530-herpes-simplex-virus-hsv/#ixzz1P4ZPU7VS
sakterase mangke badhe nyusul meds...

David J. Grawcodger, dermatology
http://www.merckmanuals.com/home/sec17/ch198/ch198e.html
http://spesialis-torch.com/content/view/17/27/ 
http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/1934530-herpes-simplex-virus-hsv/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar