Jumat, 04 Januari 2013
Kamis, 03 Januari 2013
Skenario 5 Tutorial Blok 9
Author : Alfino
a 24-years-old female presents to
an emergency room with severe painful in her right lower abdomen. She has felt
the pain for the whole night. She also complains of suffering from fever,
nausea and vomitting, as well as constipation. Her menstrual period is
irregular and she has not got her period for 2 months. No problem is found with
the urination. The attending physician plans to do usg investigation to make a
definite diagnosis.
Akut abdomen merupakan sebuah
terminologi yang menunjukkan adanya keadaan darurat dalam abdomen yang dapat
berakhir dengan kematian bila tidak ditanggulangi dengan pembedahan. Keadaan
darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena perdarahan, peradangan, perforasi
atau obstruksi pada alat pencemaan. Peradangan bisa primer karena peradangan
alat pencernaan seperti pada apendisitis atau sekunder melalui suatu
peritonitis karena perforasi tukak lambung, perforasi dari Payer’s patch,pada
typhus abdominalis atau perforasi akibat trauma (Dombal and Margulies, 1996).
Pada akut abdomen, apapun penyebabnya, gejala utama yang
menonjol adalah nyeri akut pada daerah abdomen. Kadang-kadang penyebab utama
sudah jelas seperti pada trauma abdomen berupa vulnus abdominis penetrans namun
kadang-kadang diagnosis akut abdomen baru dapat ditegakkan setelah pemeriksaan
fisik serta pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan laboratorium serta
pemeriksaan radiologi yang lengkap dan masa observasi yang ketat (Dombal and
Margulies, 1996).
Anatomi dan Fisiologi
Perkembangan
dari anatomi rongga perut dan organ-organ visera mempengaruhi manifestasi,
patogenesis dan klinis dari penyakit abdominal peritoneum dan persarafan
sensoris viseral sangat penting untuk evaluasi acute abdominal disease (Gray SW, 1997).
Setelah 3 minggu perkembangan janin, usus primitif
terbagi menjadi foregut, midgut, dan hindgut.
Arteri mesenterika superior menyuplai dari ke midgut (bagian
keempat duodenum sampai midtransversal kolon). Foregut meliputi
faring, esofagus, lambung, dan proksimal duodenum, sedangkan hindgut
terdiri dari kolon distal dan rektum.
Serabut aferen yang menyertai suplai vaskuler
memberikan persarafan sensoris pada usus dan terkait peritoneum viseral.
Sehingga, penyakit pada proksimal duodenum (foregut)
merangsang serabut aferen celiac axis
menghasilkan nyeri epigastrium. Rangsangan di sekum atau apendiks (midgut) mengaktifkan saraf aferen yang
menyertai arteri mesenterika superior menyebabkan rasa nyeri di
periumbilikalis, dan penyakit kolon distal menginduksi serabut saraf aferen
sekitar arteri mesenterika inferior menyebabkan nyeri suprapubik.
Saraf prenikus dan serabut saraf aferen
setinggi C3, C4, dan C5 sesuai dermatom bersama-sama dengan arteri prenikus
mempersarafi otot-otot diafragma dan peritoneum sekitar diafragma. Rangsangan
pada diafragma menyebabkan nyeri yang menjalar ke bahu. Peritoneum
parietalis, dinding abdomen, dan jaringan lunak retroperitoneal menerima
persarafan somatik sesuai dengan segmen nerve
roots.(Diethelm et al,1997)
Peritoneum parietalis kaya akan inervasi saraf sehingga
sensitif terhadap rangsangan. Rangsangan pada permukaan peritoneum
parietal akan menghasilkan sensasi yang tajam dan terlokalisir di area
stimulus. Ketika peradangan pada viseral mengiritasi pada peritoneum
parietal maka akan timbul nyeri yang terlokalisir. Banyak “peritoneal
signs” yang berguna dalam diagnosis klinis dari acute
abdominal pain.
Inervasi dual-sensorik dari kavum abdomen yaitu
serabut aferen viseral dan saraf somatik menghasilkan pola nyeri yang khas yang
membantu dalam diagnosis. Misalnya, nyeri pada apendisitis akut nyeri akan
muncul pada area periumbilikalis dan nyeri akan semakin jelas
terlokalisir ke kuadran kanan bawah saat peradangan melibatkan peritoneum
parietal. Stimulasi pada saraf perifer akan menghasilkan sensasi yang tajam,
tiba-tiba, dan terlokalisir dengan baik. Rangsangan pada saraf sensorik aferen
intraperitoneal pada acute abdominal pain menimbulkan nyeri yang
tumpul (tidak jelas pusat nyerinya), nyeri tidak terlokalisasi dengan baik,
dengan onset gradual/ bertahap dan durasi yang lebih lama. Nervus vagus
tidak mengirimkan impuls nyeri dari usus.
Sistem saraf
aferen simpatik mengirimkan nyeri dari esofagus ke spinal cord. Saraf aferen dari kapsul hepar, ligamen
hepar, bagian central dari diafragma, kapsul lien, dan perikardium memasuki
sistem saraf pusat dari C3 sampai C5.
Spinal cord dari T6 sampai T9 menerima serabut nyeri dari bagian diafragma perifer, kantong empedu, pankreas, dan usus halus. Serabut nyeri dari colon, appendik, dan visera dari pelvis memasuki sistem saraf pusat pada segmen T10 sampai L11. Kolon sigmoid, rektum, pelvic renalis beserta kapsulnya, ureter dan testis memasuki sistem saraf pusat pada T11 dan L1. Kandung kemih dan kolon rektosigmoid dipersarafi saraf aferen dari S2 sampai S4. Pemotongan, robek, hancur, atau terbakar biasanya tidak menghasilkan nyeri di visera pada abdomen. Namun, peregangan atau distensi dari peritoneum akan menghasilkan sensasi nyeri. Peradangan peritoneum akan menghasilkan nyeri viseral, seperti halnya iskemia.
Sign and
symptom :Spinal cord dari T6 sampai T9 menerima serabut nyeri dari bagian diafragma perifer, kantong empedu, pankreas, dan usus halus. Serabut nyeri dari colon, appendik, dan visera dari pelvis memasuki sistem saraf pusat pada segmen T10 sampai L11. Kolon sigmoid, rektum, pelvic renalis beserta kapsulnya, ureter dan testis memasuki sistem saraf pusat pada T11 dan L1. Kandung kemih dan kolon rektosigmoid dipersarafi saraf aferen dari S2 sampai S4. Pemotongan, robek, hancur, atau terbakar biasanya tidak menghasilkan nyeri di visera pada abdomen. Namun, peregangan atau distensi dari peritoneum akan menghasilkan sensasi nyeri. Peradangan peritoneum akan menghasilkan nyeri viseral, seperti halnya iskemia.
Nyeri perut
Keluhan yang paling menonjol pada gawat perut adalah nyeri. Nyeri perut ini dapat berupa nyeri viseral maupun nyeri somatik, dan dapat berasal dari berbagai proses pada berbagai organ di rongga perut atau diluar rongga perut, misalnya di rongga dada.
Jenis nyeri perut
Keluhan
yang menonjol adalah nyeri perut. Adapun jenis nyeri perut terdiri dari :
1. Nyeri
Viseral
Terjadi
bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga perut.
Peritonium visceral yang menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem saraf
otonom dan tidak peka terhadap rabaan atau pemotongan.
Dengan
demikian sayatan atau penjahitan pada usus dapat dilakukan tanpa rasa nyeri
pada pasien. Akan tetapi bila dilakukan penarikan atau peregangan organ atau
terjadi kontraksiyang berlebihan pada otot sehingga menimbulkan iskemik,
misalnya pada kolik atau radang pada appendisitis maka akan timbul nyeri.
Pasien yang mengalami nyeri viseral biasanya tidak dapat menunjukkan secara
tepat letak nyeri sehingga biasanya ia menggunakan seluruh telapak tangannya
untuk menunjuk daerah yang nyeri.
Nyeri visceral disebut juga sebagai nyeri sentral (Sjamsuhidajat
et all,2004)
Dengan
demikian sayatan atau penjahitan pada usus dapat dilakukan tanpa rasa nyeri
padapasien. Akan tetapi bila dilakukan penarikan atau peregangan organ atau
terjadi kontraksiyang berlebihan pada otot sehingga menimbulkan iskemik,
misalnya pada kolik atau radang pada appendisitis maka akan timbul nyeri.
Pasien yang mengalami nyeri viseral biasanyatidak dapat menunjukkan secara
tepat letak nyeri sehingga biasanya ia menggunakanseluruh telapak tangannya
untuk menunjuk daerah yang nyeri. Nyeri viseral kadang disebut juga nyeri
sentral (Sjamsuhidajat et all,2004).
Penderita memperlihatkan pola yang
khas sesuai dengan persarafan embrional organ yang terlibat. Saluran cerna
berasal dari foregut yaitu lambung, duodenum, system hepatobilier dan pankreas
yang menyebabkan nyeri di ulu hati atau epigastrium. Bagian saluran cerna yang
berasal dari
midgut
yaitu usus halus usus besar sampai pertengahan kolon transversum
yang menyebabkan nyeri di sekitar umbilikus. Bagian saluran cerna yang lainnya
adalah hindgut
yaitu pertengahan kolon transversum sampai dengan kolon sigmoid yang
menimbulkan nyeri pada bagian perut bawah.
Jika tidak disertai dengan
rangsangan peritoneum nyeri tidak dipengaruhi oleh gerakan sehingga penderita
biasanya dapat aktif bergerak(Sjamsuhidajat , dkk., 2004)
Persarafan
sensorik organ perut :
Organ
atau struktur Saraf Tingkat persarafan
Bagian
tengah diafragma n. frenikus C3-5
Tepi
diafragma, lambung, pankreas, kandung empedu, usus halus Pleksus seliakus Th.
6-9
Apendiks,
kolon proksimal, dan organ panggul Pleksus mesenterikus Th. 10-11
Kolon
distal, rektum, ginjal, ureter, dan testis n. splanknikus kaudal Th. 11-L1
Buli-buli,
rektosigmoid Pleksus hipogastrik S2-S3
2.
Nyeri Somatik
Nyeri somatik
terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi, dan
luka pada
dinding perut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk atau disayat, dan pasien dapat
menunjukkansecara tepat letaknya dengan jari.
Rangsang yang
menimbulkan nyeri ini berupa rabaan, tekanan,rangsang kimiawi atau proses
radang.
Gesekan antara visera yang meradang menimbulkan rangsang peritoneum dan
menyebabkan nyeri.
Peradangan
nya sendiri maupun gesekan antar kedua peritoneum menyebabkan perubahan
intensitas nyeri. Gesekan inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral pada
apendisitis akut.
Letak
nyeri somatik :
Letak
Organ
Abdomen
kanan atas Kandung empedu, hati, duodenum, pankreas, kolon, paru, miokard
Epigastrium
Lambung, pankreas, duodenum, paru, kolon
Abdomen
kiri atas Limpa, kolon, ginjal, pankreas, paru
Abdomen kanan bawah Apendiks, adneksa, sekum, ileum,
ureter
Abdomen kiri bawah Kolon, adneksa, ureter
Suprapubik Buli-buli, uterus, usus halus
Periumbilikal Usus halus
Letak Nyeri Perut
Nyeri viseral dari suatu organ
biasanya sesuai letaknya dengan asal organ tersebut pada masaembrional.
Sedangkan letak somatik biasanya dekat dengan organ sumber nyeri sehingga
relatif mudah menentukan penyebabnya.
Sifat Nyeri
·
Nyeri Alih
Nyeri alih terjadi jika suatu segmen
persarafan melayani lebih dari satu daerah. Misalnya, padakolesistitis akut,
nyeri dirasakan di daerah ujung belikat. Pada abses di bawah diafragma atau
rangsangan karena radang atau trauma pada permukaan atas limpa atau hati juga
dapatmengakibatkan nyeri di bahu.
ü
Nyeri Radiasi
Nyeri radiasi adalah nyeri yang
menyebar di dalam sistem atau jalur anatomi yang sama.Misalnya kolik ureter
atau kolik pielum ginjal, biasanya dirasakan sampai ke alat kelamin
luar pada wanita atau testis pada pria.
o
Nyeri Proyeksi
Nyeri proyeksi adalah nyeri yang
disebabkan oleh rangsangan saraf sensorik akibat cedera atau peradangan
saraf. Misalnya nyeri perifer setempat pada herpes zoster. Radang saraf ini
padaherpes zoster dapat menyebabkan nyeri hebat di dinding perut sebelum gejala
atau tanda herpeszoster menjadi jelas.
§
Hiperestesi
Hiperestesi atau hiperalgesi sering
ditemukan di kulit jika ada peradangan pada rongga di bawahnya. Pada gawat
perut tanda ini sering ditemukan pada peritonitis setempat
maupun peritonitis umum. Nyeri yang timbul pada pasien dengan gawat
abdomen dapat berupa nyeri yang terus menerus(kontinyu) atau nyeri yang bersifat
kolik.
Nyeri Kontinyu
Nyeri akibat rangsangan pada
peritoneum parietale akan dirasakan terus menerus karena berlangsung
terus, misalnya pada reaksi radang. Perdarahan di saluran cerna tidak
menimbulkannyeri.
v Nyeri Kolik
Kolik merupakan nyeri viseral akibat
spasme otot polos organ berongga dan biasanya disebabkanoleh hambatan pasase
dalam organ tersebut.
Ø
Nyeri Iskemik
Merupakan tanda adanya jaringan yang
terancam nekrosis. Lebih lanjut akan tampak tandaintoksikasi umum karena
resorbsi toksin dari jaringan nekrosis.
·
Nyeri Pindah
Kadang nyeri berubah sesuai dengan perkembangan
patologi. Misalnya pada permulaan apendisitis, sebelum radang mencapai
permukaan peritoneum, nyeri viseral dirasakan sekitar pusat disertai rasa mual sebab
apendiks termasuk usus tengah. Setelah radang terjadi di seluruh dinding
peritoneum, terjadi nyeri akibat rangsangan peritoneum yang merupakan nyeri
somatik. Saat ini nyeri dirasakan tepat pada peritoneum yang meradang. Jika
terjadi apendisitis gangrenosa, nyeri berubah lagi menjadi nyeri iskemik yang
hebat, menetap dan tidak menyurut.
Permulaan nyeri dan intensitas nyeri
Bagaimana bermulanya nyeri pada akut
abdomen dapat menggambarkan sumber nyeri. Nyeri dapat tiba-tiba hebat atau
secara cepat berubah menjadi hebat, tetapi dapatpula bertahap menjadi semakin
nyeri. Misalnya pada perforasi organ berongga, rangsangan peritoneum akibat zat
kimia akan dirasakan lebih cepat dibandingkan proses inflamasi.Demikian juga
intensitas nyerinya. Sesorang yang sehat dapat pula tiba-tiba langsungmerasakan
nyeri perut hebat yang disebabkan oleh adanya sumbatan, perforasi
ataupluntiran. Nyeri yang bertahap biasanya disebabkan oleh proses radang,
misalnya padakolesistitis atau pankreatitis.
Posisi pasien
Posisi pasien dalam mengurangi nyeri
dapat menjadi petunjuk. Pada pankreatitis akutpasien akan berbaring ke sebelah
kiri dengan fleksi pada tulang belakang, panggul danlutut. Kadang penderita
akan duduk bungkuk dengan fleksi sendi panggul dan lutut. Pasien dengan abses
hati biasanya berjalan sedikit membungkuk dengan menekan daerah perutbagian
atas seakan-akan menggendong absesnya. Appendisitis akut yang letaknya retrosaekum
mendorong penderitanya untuk berbaring dengan fleksi pada sendi panggul sehingga
melemaskan otot psoas yang teriritasi.
Gawat perut yang menyebabkan
diafragmaa teritasi akan menyebabkan pasien lebih nyaman pada posisi setengah
duduk yangmemudahkan bernafas. Penderita pada peritonitis lokal maupun umum
tidak dapat bergerakkarena nyeri, sedangkan pasien dengan kolik terpaksa
bergerak karena nyerinya (Sjamsuhidajat, dkk., 2004)
Tanda-tanda PentingRovsing’s sign
Continuous deep palpation dimulai dari atas left iliac fossa (berlawanan arah jarum jam sepanjang colon) menyebabkan nyeri di right iliac fossa, dengan mendorong isi usus terhadap ileocaecal valve dan dengan demikian meningkatkan tekanan di sekitar appendix (Rovsing, 1907).
Psoas sign
Psoas sign atau “Obraztsova’s sign” adalah nyeri right lower quadrant yang dihasilkan dengan passive extension dari right hip pasien (pasien berbaring pada sisi kiri dengan lutut fleksi) atau dengan active flexion dari right hip saat berbaring terlentang. Nyeri didapat karena terjadi inflamasi peritoneum yang melapisi iliopsoas muscles dan inflamasi pada psoas muscles. Meluruskan kaki menyebabkan nyeri karena meregangkan otot-otot ini, sementara memfleksikan hip meregangkan iliopsoas dan menyebabkan nyeri.
Obturator sign
Jika appendix yang meradang berada dalam kontak dengan obturatorius internus, spasme otot dapat ditunjukkan oleh rotasi meregangkan dan internal pinggul. Manuver ini akan menyebabkan nyeri di hypogastrium vagina.
Sitkovskiy (Rosenstein)’s sign
Nyeri bertambah di right iliac region saat pasien berbaring pada salah satu sisi tubuhnya.
Bartomier-Michelson’s sign
Nyeri bertambah saat palpasi di right iliac region ketika pasien berbaring pada salah satu sisi tubuhnya dibandingkan saat pasien berada pada posisi terlentang.
Aure-Rozanova’s sign
Nyeri bertambah pada palpasi dengan jari di right Petit triangle (bisa menjadi tanda positif Shchetkin-Bloomberg’s sign). Khas untuk posisi appendix retrocecal.
Blumberg sign
Juga disebut sebagai nyeri rebound. Palpasi mendalam visera atas appendix meradang diduga diikuti dengan pelepasan tiba-tiba tekanan menyebabkan nyeri menunjukkan tanda Blumberg positif dan peritonitis.
McBurney sign
Tenderness pada 2/3 jarak antara umbilikus dan spina iliaka anterior superior.
Murphy sign
Selama inspirasi, isi perut didorong ke bawah karena diafragma bergerak turun (dan paru-paru membesar). Jika pasien berhenti bernapas (kantong empedu empuk dan bergerak ke bawah, ada kontak dengan jari-jari pemeriksa) dan mengernyit dengan ‘menangkap’ napas, tes ini dianggap positif. Sebuah tes positif juga tidak memerlukan rasa sakit pada melakukan manuver di sisi kiri pasien.
ETIOLOGI
Banyak
kondisi yang dapat menimbulkan abdomen akut. Secara garis besar, keadaan
tersebut dapat dikelompokkan dalam lima hal, yaitu :
1.
proses peradangan bakterial – kimiawi;
2.
obstruksi mekanis : seperti pada volvulus, hernia, atau perlengketan;
3.
neoplasma/tumor : karsinoma, polipus, atau kehamilan ektopik;
4.
kelainan vaskuler : emboli, tromboemboli, perforasi, dan fibrosis;
5.
kelainan congenital.
Adapun
penyebab abdomen akut tersering adalah :
a.
Kelainan traktus gastrointestinal : nyeri non-spesifik, appendisitis, infeksi
usus halus dan usus besar, hernia strangulata, perforasi ulkus peptik,
perforasi usus, divertikulitis Meckel, sindromBoerhaeve, kelainan inflamasi
usus, sindrom Mallory Weiss, gastroenteritis, gastritis akut,adenitis
mesenterika.
b.
Kelainan pankreas : pankreatitis akut
c.
Kelainan traktus urinarius : kolik renal atau ureteral, pielonefritis akut,
sistitis akut, infark renal.
d.
Kelainan hati, limpa, dan traktus biliaris : kolesistitis akut, kolangitis
akut, abses hati, rupture tumor hepar, ruptur spontan limpa, infark limpa,
kolik bilier, hepatitis akut.
e.
Kelainan ginekologi : kehamilan ektopik terganggu, tumor ovarium terpuntir,
ruptur kistafolikel ovarium, salpingitis akut, dismenorea, endometriosis.
f.
Kelainan vaskuler : ruptur aneurisma aorta dan viseral, iskemia kolitis akut,
trombosismesenterika.
g.
Kelainan peritoneal : abses intraabdomen, peritonitis primer, peritonitis TBC.
h.
Kelainan retroperitoneal : perdarahan retroperitonea
Penyebab Utama
Berikut adalah daftar beberapa
kondisi yang mendasari akut abdomen yang sering terlihat dalam komunitas
(Kavanagh, 2004) :
- Acute cholecystitis.
- Acute appendicitis atau Meckel’s diverticulitis.
- Acute pancreatitis.
- Ectopic pregnancy.
- Diverticulitis.
- Peptic ulcer disease.
- Pelvic inflammatory disease.
- Intestinal obstruction, including paralytic ileus
(adynamic obstruction).
- Gastroenteritis.
- Acute intestinal ischaemia/infarction or vasculitis.
- Gastrointestinal (GI) haemorrhage.
- Renal colic or renal tract pain.
- Acute urinary retention.
- Abdominal aortic aneurysm (AAA).
- Testicular torsion.
- Nonsurgical disease, e.g. myocardial infarction,
pericarditis, pneumonia, sickle cell crisis, hepatitis, inflammatory bowel
disease, opiate withdrawal, typhoid, acute intermittent porphyria,
HIV-associated lymphadenopathy or enteritis.
Table diagnosis banding
akut abdomen
:
Kwandran kanan atas:
1. Cholecystitis acute
2. Perforasi tukak
duodeni
3. Pancreatitis acute
4. Hepatitis acute
5. Acute congestive
hepatomegaly
6. Pneumonia + pleuritis
7. Pyelonefritis acute
8. Abses hepar
|
Kwandran kiri atas:
1. Ruptur lienalis
2. Perforasi tukak
lambung
3. Pancreatitis acute
4. Ruptur aneurisma
aorta
5. Perforasi colon
(tumor/corpus alineum)
6. Pneumonia + pleuritis
7. Pyelonefritis acute
8. Infark miokard akut
|
Paraumbilical:
1. Ileus
obstruksi
2.
Appendicitis
3.
Pancreatitis acute
4. Trombosis
A/V mesentrial
5. Hernia
Inguinalis strangulata
6. Aneurisma
aorta yang pecah
7.
Diverculitis (ileum/colon)
|
Kwandran kanan bawah:
1. Appendicitis
2. Salpingitis acute
3. Graviditas axtra
uterine yang pecah
4. Torsi ovarium tumor
5. Hernia Inguinalis
incarcerata,strangulata
6. Diverticulitis Meckel
7. Ileus regionalis
8. Psoas abses
9. Batu ureter (kolik)
|
Kwandran kiri bawah:
1. Sigmoid diverculitis
2. Salpingitis acute
3. Graviditas axtra uterine
yang pecah
4. Torsi ovarium tumor
5. Hernia Inguinalis
incarcerata,strangulata
6. Perforasi colon descenden
(tumor, corpus alineum)
7. Psoas abses
8. Batu ureter (kolik)
|
Pemeriksaan
Anamnesis
Dalam anamnesis penderita akut
abdomen, perlu ditanyakan dahulu permulaannyerinya (kapa mulai, mendadak atau
berangsur), letaknya (menetap, berpindah),keparahannya dan sifatnya (seperti
ditusuk, tekanan, terbakar, irisan atau bersifat kolik),perubahannya
(bandingkan dengan permulaanya), lamanya dan faktor yangmempengaruhinya
(memperingan atau memperberat seperti sikap tubuh, makanan,minuman, nafas
dalam, batuk, bersin, defekasi, miksi).
Apakah pasien pernah mengalaminyeri
seperti ini.Muntah sering didapatkan pada pasien akut abdomen. Pada obstruksi
usus tinggi,muntah tidak akan berhenti dan bertambah berat. Konstipasi
didapatkan pada obstruksiusus besar dan pada peritonitis umum. Nyeri tekan
didapatkan pada iritasi peritoneum. Jikaada radang peritoneum setempat
ditemukan tanda rangsang peritoneum yang seringdisertai defans muskuler.
Pertanyaan mengenai defekasi, miksi daur haid, dan gejala lainseperti keadaan
sebelum serangan akut abdomen harus dimasukkan dalam anamnesis.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan keadaan
umum, wajah, denyut nadi, pernafasan, suhu badan dan sikap berbaring. Gejala
dan tanda dehidrasi, perdarahan, syok dan infeksi atau sepsis juga perlu
diperhatikan. Pada pemeriksaan perut inspeksi merupakan bagian yang penting.
Auskultasi dilakukan sebelum perkusi dan palpasi. Lipat paha dan tempat hernia
lain diperiksa secara khusus. Umumnya diperlukan colok dubur untuk membantu
penegakan diagnosis.
Pemeriksaan perut yang sukar dicapai seperti daerah
retoperitoneal, regio subfrenik dan panggul dapat dicapai secara tidak langsung
dengan uji tertentu. Dengan uji iliopsoas diperoleh informasi mengenai regio
retroperitoneal, dengan uji obturator diperoleh informasi mengenai panggul dan
dengan perkusi tinju didapat informasi dari subfrenik. Dengan menarik testis ke
arah kaudal dapat dicapai daerah dasar panggul.
Nyeri yang difus pada lipatan peritoneum di kavum douglas kurang memberikan
informasi pada peritonitis murni, nyeri pada satu sisi menunjukan kelainan di
daerah panggul. Colok dubur dapat membedakan antara obstruksi usus dengan paralisis
usus karena pada paralisis dijumpai ampula rekti yang melebar, sedangkan pada
obstruksi usus ampulanya kolaps. Pemeriksaan vagina menambah informasi
kemungkinan kelainan di organ ginekologis (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).
Pemeriksaan fisik meluputi inspeksi auskultasi
perkusi dan palpasi. Tanda-tanda khusus pada trauma daerah abdomen adalah
penderita kesakitan. Pernafasan dangkal karena nyeri didaerah abdomen.
Penderita pucat, keringat dingin. Bekas-bekas trauma pada dinding abdomen,
memar, luka, prolaps omentum atau usus. Kadang-kadang pada trauma tumpul
abdomen sukar ditemukan tanda-tanda khusus, maka harus dilakukan pemeriksaan
berulang oleh dokter yang sama untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya
perubahan pada pemeriksaan fisik. Pada ileus obstruksi terlihat distensi
abdomen bila obstruksinya letak rendah, dan bila orangnya kurus kadang-kadang
terlihat peristalsis usus (Darm-steifung).
Palpasi pada kasus akut abdomen memberikan
rangsangan peritoneum melalui peradangan atau iritasi peritoneum secara lokal
atau umum tergantung dari luasnya daerah yang terkena iritasi. Palpasi akan
menunjukkan 2 gejala yaitu nyeri dan muscular rigidity/ defense musculaire.
Nyeri yang memang sudah dan akan bertambah saat palpasi sehingga dikenal
gejala nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada peitonitis lokal akan timbul rasa
nyeri di daerah peradangan dan daerah penekanan dinding abdomen.
Defense musculaire/
muscular rigidity ditimbulkan karena rasa nyeri peritonitis diffusa
dan rangsangan palpasi bertambah sehingga terjadi defense musculaire.
Perkusi pada akut abdomen dapat menunjukkan 2 hal yaitu perasaan nyeri oleh
ketokan jari yang disebut sebagai nyeri ketok dan bunyi timpani karena
meteorismus disebabkan distensi usus yang berisikan gas karena ileus obstruksi
letak rendah. Auskultasi tidak memberikan gejala karena pada akut abdomen.
Pemeriksaan rectal toucher atau perabaan rektum dengan jari telunjuk juga
merupakan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi adanya trauma rektum atau keadaan
ampulla recti apakah berisi faeces atau teraba tumor (Sjamsuhidajat et all,
2004).
Langganan:
Postingan (Atom)